Warga Protes Aktivitas Tambang Pasir Darat di Karimun, Bikin Air Jadi Keruh

Warga Protes Aktivitas Tambang Pasir Darat di Karimun, Bikin Air Jadi Keruh

Kondisi air yang sering dimanfaatkan warga Teluk Setimbul Laut, Karimun untuk mandi dan cuci keruh akibat aktivitas tambang pasir. (Foto: Edo/batamnews)

Karimun, Batamnews - Warga Pasir Panjang, Kecamatan Meral Barat, Karimun, Kepulauan Riau memprotes aktivitas pertambangan pasir darat yang beroperasi di wilayah tersebut.

Protes muncul lantaran aktivitas pertambangan itu menyebabkan keruhnya air yang diakui kerap digunakan untuk keperluan sehari-hari.

Seorang perwakilan warga Teluk Setimbul Laut, Sri Kasih mengaku tidak mempermasalahkan aktivitas penambangan pasir tersebut. Namun, belakangan dampak pertambangan justru mencemari air yang biasa digunakan untuk mandi dan mencuci.

Keruhnya air akibat penyaringan pasir yang dilakukan di saluran air parit yang mengalir hingga ke arah laut tersebut.

"Kejadian sudah hampir satu bulan terjadi. Kondisi air yang mengalir menjadi keruh. Kami tidak mempermasalahkan adanya tambang pasir itu, karena itu untuk cari makan. Tapi tolong perhatikan air yang menjadi keruh ini," kata Sri Kasih, saat diwawancara pada Kamis (29/9/2022).

Baca: Tambang Pasir di Bintan Minim Kontribusi PAD Tapi Tinggi Kontribusi Limbah

Adanya protes warga di sana bukannya tidak beralasan lantaran daerah tersebut sulit untuk mendapat air bersih.

Sehingga, air yang mengalir tersebut menjadi salah satu sumber air untuk mencuci dan juga mandi.

"Bahkan, air ini pun tidak bisa langsung digunakan, harus diendapkan dulu. Kita di sini cukup susah mendapat air bersih," ujarnya.

Menurut Sri, keluhan serupa banyak dirasakan warga sekitar. Hanya saja, warga enggan untuk mengemukakan keluhan tersebut kepada perangkat desa dan bahkan kepada pengelola tambang pasir itu.

Baca: Polisi Kembali Tangkap Bos Tambang Pasir Ilegal di Nongsa

"Sebenarnya banyak warga komplain, tapi gak berani. Sebelumnya kita udah sampaikan ke RT juga, tapi tidak ada tanggapan. Ini udah berdampak ke pencarian kita juga, menebar jaring di belakang sana sudah susah karena dampak ini," ujarnya.

Selanjutnya....

 

Dari pantauan di lapangan, lokasi tambang tersebut berada di lahan milik pribadi, tampak aliran air pada bagian sebelah kiri dipenuhi lumpur. Sementara aliran lainnya masih cenderung bersih hingga ke hulunya.

Aktivitas penambangan memang jelas terlihat di lokasi. Bahkan, setidaknya terdapat enam titik lokasi tambang yang letaknya tidak berjauhan.

Truk-truk pengangkut pasir juga hilir mudik untuk mengangkut pasir hasil penambangan rakyat tersebut.

Baca: Polisi Sikat Pemilik hingga Pekerja Tambang Pasir Ilegal di Batu Besar Batam

Sementara ketua RT setempat, Junaidi, mengatakan aktivitas penambangan yang dilakukan di lokasi itu hanya untuk sebagai mata pencarian warga sekitar.

"Yang bekerja di sini bukan untuk cari kaya, semata-mata untuk cari makan aja. Kalau masih diceritakan, semua yang bekerja di sini semua punya beban," kata dia.

Oleh karena itu, kata Junaidi, masyarakat yang secara tradisional juga melakukan penambangan di lokasi itu hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Baca: Natuna Kedatangan Investor Tambang Pasir Kuarsa, Ada PAD Ekspor

Lalu, untuk warga dan pemuda setempat juga ada bantuan yang diberikan jika memang ada kebutuhan. Bahkan, pemuda setempat juga mendapat iuran dari setiap lori yang keluar masuk.

"Bantuan ini untuk pemuda, apabila nanti diperlukan untuk acara-acara sosial. Apabila dana itu tidak cukup, juga akan siap dibantu untuk pemuda, bahkan juga memberikan pasir untuk pembangunan rumah ibadah tetap kita bantu," katanya.

Selanjutnya...

 

Kemudian, salah satu pengelola tambang pasir di wilayah itu, Rio, menyebut jika pihaknya telah bermusyawarah untuk melakukan penimbunan agar tidak menimbulkan pencemaran terhadap air yang biasa digunakan oleh masyarakat.

Hanya saja, itu belum terlaksana lantaran kondisi cuaca yang beberapa waktu terakhir kerap hujan.

"Kemarin kan hujan gak bisa. Kita sudah sewa alat berat untuk nimbun. Karena kondisi jalan makin sulit maka kita tahan dulu," ucapnya.

Lalu, pengelola yang menyebutkan bahwa lokasi tambangnya juga belum lama beroperasi. Untuk itu, pihaknya akan kembali bermusyawarah dengan warga yang setempat.

"Kita bendung, tapi ada juga warga yang mengambil pasir secara konvensional saluran air itu, mereka juga butuh makan. Maka, kita akan bicarakan kembalilah. Yang jelas kami akan tanggungjawab untuk masalah ini," ujar Rio.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews