Program Desa Wisata PHR: Menggerakkan Ekonomi Masyarakat Patin Hingga Tembus Pasar Internasional

Program Desa Wisata PHR: Menggerakkan Ekonomi Masyarakat Patin Hingga Tembus Pasar Internasional

Pertamina Hulu Rokan (PHR) kembangkan Desa Wisata Kampung Patin di Desa Koto Mesjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kampar, menuju go internasional (ist)

Pekanbaru, Batamnews - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berupaya memajukan perekonomian masyarakat di Wilayah Kerja (WK) Rokan. Salah satu upaya tersebut adalah pengembangan Desa Wisata di Kampar yang mampu menembus pasar internasional.

Rudi Ariffianto, Sekretaris Perusahaan PHR, menjelaskan bahwa PHR memiliki berbagai program untuk meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Program tersebut mencakup potensi wisata, keterampilan, dan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM). Salah satunya adalah pengembangan Desa Wisata Kampung Patin di Desa Koto Mesjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kampar, dengan tujuan memberdayakan masyarakat setempat secara ekonomi.

Baca juga: Satlantas Polresta Tegakan Hukum Lalulintas dengan Kamera ETLE Mobile di Kota Pekanbaru

"Masyarakat yang memiliki pemberdayaan ekonomi berdampak positif pada peningkatan kualitas hidup mereka secara keseluruhan," kata Rudi Ariffianto, Sekretaris Perusahaan PHR.

PHR bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau dalam pendampingan untuk meningkatkan keterampilan dalam budi daya ikan patin, mengidentifikasi potensi objek wisata, membantu pengelolaan wisata, penginapan, cenderamata, dan kuliner khas ikan patin. 

Salah satu langkah yang telah diambil adalah mendirikan gerai oleh-oleh untuk produk UMKM skala rumah tangga, kelompok, maupun individu. Produk olahan ikan patin dari masyarakat desa ini banyak diminati oleh wisatawan yang mengunjungi Kampar.

Baca juga: BP Batam Hadir di Pameran Bali ITT Expo untuk Menawarkan Peluang Investasi

Gerai oleh-oleh tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemasaran produk, tetapi juga sebagai tempat pembinaan ekonomi kreatif bagi masyarakat sekitar, jelas Rudi.

Pendampingan untuk desa wisata telah dimulai sejak tahun 2019. Terdapat 160 hektar kolam ikan patin yang menghasilkan 15 ton ikan segar setiap hari. 

Selain ikan segar, masyarakat di desa tersebut juga memproduksi berbagai olahan ikan patin seperti ikan salai, nugget ikan, bakso ikan, kerupuk kulit ikan, dan siomay ikan. Pendapatan dari panen ikan patin mencapai Rp 90 juta per hari. Bahkan, produk abon ikan patin telah berhasil menembus pasar internasional, yaitu Malaysia.

Baca juga: PKP STORE Hadir di Mega Mall, Diskon Besar-Besaran dengan PROMO PKP BIG SALE

"Ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Selain itu, terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja dengan adanya 32 usaha pakan ikan dan 500 kepala keluarga yang menjadi penerima manfaat," jelas Rudi.

Melalui pendampingan ini, diharapkan potensi desa dan peluang ekonomi dari wisata semakin tergali. Desa Koto Mesjid memiliki berbagai objek wisata alam dan budaya yang menarik, seperti Air Terjun Sungai Gagak, Puncak Kompe, Air Terjun Lembah Aman, dan Atraksi Gelek Tobu.

Desa Wisata Kampung Patin telah meraih beberapa prestasi, antara lain menjadi Juara I Nasional untuk Perguruan Tinggi Pendamping Desa Wisata pada tahun 2020, serta Juara II Kategori Souvenir dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia tahun 2021.

Baca juga: Penyelidikan Tewasnya Pekerja di Area Pertamina Hulu Rokan: Polda Riau Tetapkan 3 Tersangka

"Desa ini juga telah mendapatkan sertifikasi Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) serta Sertifikat Desa Wisata Berkelanjutan," tambah Rudi.

Tidak hanya di Desa Koto Mesjid, program desa wisata juga dilaksanakan di Pulau Belimbing, Desa Kuok, Kampar. Pulau Belimbing memiliki banyak potensi wisata dan kearifan lokal yang kaya akan budaya. 

Di sana, masih banyak terdapat rumah adat atau rumah lontiok yang telah berusia ratusan tahun. Mayoritas penduduknya adalah petani. Unsur kebudayaan di Desa Wisata Pulau Belimbing mencerminkan kehidupan sehari-hari masyarakat yang tak terpisahkan dari kebudayaan mereka.

Bekerjasama dengan mitra pelaksana STP Riau, PHR juga melaksanakan pengembangan wisata berbasis budaya di Pulau Belimbing melalui kelompok diskusi terarah (FGD) dan sosialisasi pendamping desa wisata. Pelatihan ekonomi kreatif, seperti pembuatan dekla, serta penyediaan peralatan pengupas kelapa juga dilakukan. 

Baca juga: Turis Korea Selatan Memuji Perkembangan Kota Batam

Selain itu, intervensi dilakukan di Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru. PHR dan mitra pelaksana STP Riau telah membuat lettering nama wisata "Kreatif Kampung Bandar" serta mengadakan kelompok diskusi terarah (FGD), sosialisasi, dan pelatihan SDM Pariwisata.

Di Desa Tanjung Punak, juga dilaksanakan pembuatan lettering nama desa wisata "Sapta Pesona" serta pelatihan dan pendampingan homestay, kuliner, tata kelola, dan pemandu wisata. Dengan upaya ini, diharapkan potensi desa semakin tergali dan peluang ekonomi dari kunjungan wisata semakin berkembang.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews