Tradisi Beli Baju Baru di Indonesia pada Hari Raya Idul Fitri, Inilah Sejarah dan Maknanya

Tradisi Beli Baju Baru di Indonesia pada Hari Raya Idul Fitri, Inilah Sejarah dan Maknanya

Tradisi membeli baju baru jelang Hari Raya Idulfitri ternyata sudah ada sejak jaman dulu (ilustrasi)

Batam - Setiap negara di dunia dengan mayoritas penduduk muslim memiliki tradisi dan kebiasaan sendiri dalam merayakan Idulfitri. Di Indonesia, momen lebaran selalu identik dengan tradisi membeli baju baru.

Membeli baju baru saat lebaran biasanya diartikan sebagai bentuk perayaan kemenangan setelah berpuasa selama sebulan di bulan Ramadan.  

Namun, bagaimana sebenarnya asal usul tradisi ini? 

Baca juga: Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Memasang Twibbon di Media Sosial, Berikut Linknya

Dari beberapa sumber, pada abad ke-20, ketika Indonesia masih di bawah kekuasaan Hindia Belanda, Snouck Hurgronje, seorang penasihat urusan pribumi untuk pemerintah kolonial Belanda, mencatat tradisi-tradisi yang dilakukan masyarakat saat merayakan Idulfitri, termasuk membeli baju baru. 

Snouck juga menyebutkan bahwa kebiasaan ini mirip dengan kebiasaan Eropa saat merayakan tahun baru.

Baca juga:  7 Kafe Tempat Nongkrong dan Asyik di Batam

Kritik terhadap tradisi ini muncul dari dua pejabat kolonial di masa itu, Steinmetz dan De Wol, yang berpendapat bahwa membeli baju baru merupakan sumber bencana ekonomi, karena beberapa orang memanfaatkan momentum ini dan menghabiskan dana yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan lainnya. Selain itu, tradisi ini juga memunculkan kesenjangan sosial antara rakyat jelata dan kalangan kerajaan.

Baca juga: Potensi Gempa Besar M 8,9 di Segmen Megathrust Mentawai-Siberut, BMKG Catat Terjadi Gempa 6 Kali

Tradisi membeli baju baru saat lebaran bukanlah hal baru di Indonesia. Pada masa Kesultanan Banten pada tahun 1596, membeli baju baru untuk Idulfitri sudah menjadi kebiasaan di kalangan kerajaan. Namun, baru pada awal abad ke-20, rakyat biasa mulai memiliki hak untuk membeli baju baru saat lebaran.

Selama pendudukan Jepang, tradisi membeli baju baru sedikit tertahan karena adanya kerja paksa dan kelangkaan pangan. Namun, setelah Indonesia merdeka, tradisi ini semakin berkembang dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari merayakan Idulfitri.

Baca juga: 8 Resep Rendang Spesial dari Berbagai Bahan untuk Menu Lebaran Idul Fitri

Pada awalnya, baju baru saat Idul Fitri hanya dipakai oleh orang kaya dan berpengaruh di masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini menyebar ke masyarakat umum dan menjadi tradisi yang dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia.

Selain dipengaruhi oleh budaya Belanda, baju baru saat Idul Fitri juga memiliki pengaruh agama. Idul Fitri adalah hari raya yang dirayakan oleh umat Muslim setelah sebulan berpuasa. Pada hari tersebut, umat Muslim biasanya memakai baju baru untuk menunjukkan kebahagiaan dan rasa syukur atas berakhirnya bulan suci Ramadan.

Baca juga: Bea Cukai Batasi Aturan Pendaftaran IMEI di Pelabuhan Batam, Berikut Persyaratannya

Di Indonesia, tradisi baju baru saat Idul Fitri terus berkembang dan menjadi salah satu bagian dari budaya Indonesia. Setiap tahun, masyarakat Indonesia berbondong-bondong membeli baju baru untuk dipakai pada hari raya Idul Fitri. Selain itu, banyak toko pakaian yang menyediakan diskon dan promosi khusus untuk menyambut hari raya tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, tradisi baju baru saat Idul Fitri juga telah bergeser dengan adanya tren pakaian Muslim yang lebih modern dan stylish. Banyak desainer pakaian Muslim Indonesia yang menciptakan koleksi pakaian baru khusus untuk Idul Fitri yang mengikuti tren mode terkini.

Baca juga: Awas, Konsumsi Makanan Ini Berlebihan saat Lebaran Bisa Berdampak Buruk pada Kesehatan

Secara keseluruhan, baju baru saat Idul Fitri di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan dipengaruhi oleh budaya dan agama. Tradisi ini terus berkembang seiring berjalannya waktu dan menjadi bagian penting dari budaya Indonesia.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews