Mengenal Tradisi Bara'an dalam Perayaan Lebaran di Bengkalis, Riau

Mengenal Tradisi Bara

Bara'an, salah satu tradisi lebaran yang masih tetap dipertahankan di Bengkalis, Riau (internet)

Batam - Lebaran selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya tentang kesempatan untuk mudik atau berkumpul dengan keluarga di kampung, tetapi juga tentang tradisi-tradisi unik yang hanya muncul pada perayaan lebaran.

Baca juga: Sah, Pemerintah Tetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah Jatuh Pada 22 April 2023

Setiap daerah di Indonesia memiliki keunikan dan keberagaman dalam tradisi lebarannya. Salah satu tradisi yang khas adalah tradisi Bara'an yang dilakukan oleh masyarakat Bengkalis, Provinsi Riau.

Bara'an memiliki arti "mengunjungi tetangga secara beramai-ramai". Dalam tradisi Bara'an, semua rumah di lingkungan tersebut pasti akan dikunjungi oleh masyarakat setempat. Bara'an juga memiliki tingkatan, mulai dari tingkat RT, RW, Dusun, Desa, Mushala, atau Masjid. Ada juga tingkat kantor, organisasi, hingga alumni sekolah. Pada saat Bara'an, makanan yang dihidangkan oleh tuan rumah beraneka bentuk, mulai dari kue, ketupat, opor ayam, dan banyak lagi.

Baca juga: Sajian Istimewa di Hari Raya, Ada Rendang hingga Opor Ayam

Menurut Syamsul Huda, seorang tokoh pemuda Desa Berancah, Bara'an adalah tradisi tahunan yang masih tetap dijalankan oleh masyarakat setempat.

"Adanya Bara'an ini mengajarkan kita tetap menghormati orangtua dengan mendatangi rumah mereka dan meminta maaf khilaf dan dosa," tambahnya seperti dikutip batamnews dari kumparan.

Tradisi Bara'an telah diturunkan dari generasi ke generasi dan menjadi warisan budaya yang sangat dihargai oleh masyarakat Bengkalis. Meskipun saat ini banyak masyarakat Bengkalis yang merantau ke kota atau bahkan ke negeri Jiran Malaysia, mereka selalu rindu untuk pulang saat lebaran dan menjalankan tradisi Baraan.

Baca juga: 5 Tips Mengemudi Mobil Matic di Tanjakan saat Macet

Acara Bara'an ini waktunya sangat tergantung dari seberapa banyak rumah yang dikunjungi. Jika rumah yang dikunjungi sedikit, maka Bara'an hanya berlangsung setengah hari. Tetapi jika banyak, Bara'an bisa berlangsung selama tiga hari atau bahkan seminggu. Semua sangat tergantung pada kesepakatan warga.

Mengunjungi 400 rumah

Di Wonosari, kawasan pemukiman pusat Kota Bengkalis, acara Baraan bisa berlangsung selama empat hari. Jumlah rumah yang dikunjungi ada sekitar 400 rumah atau 400 kepala keluarga. Ketua RT setempat akan menentukan nomor urut rumah yang pertama dikunjungi hingga nomor rumah ke 400.

Mereka bergerak setelah salat Idulfitri, warga sudah saling memanggil untuk berkumpul. Biasanya satu rombongan adalah puluhan warga dalam satu gang.

Baca juga: 10 Makanan Khas Batam yang Menggoda Selera

Rombongan-rombongan tiap kompleks atau gang ini bertemu di jalan lalu menuju rumah dengan nomor urut pertama. Pada hari pertama Idulfitri kemarin tuan rumah pertama adalah Mbah Makmur.

Dimulai dengan rombongan laki-laki. Seseorang berinisiatif memimpin doa Al-Fatihah diikuti yang lain sekitar 2 menit. Aneka hidangan sudah tersaji. Dibagi menjadi beberapa kelompok agar tiap orang bisa mencicipi menu yang sama. Mbah Makmur dan keluarganya menghidangkan rendang dan ketupat sebagai menu utama.

Di rumah panggung dari papan kayu Mbah Makmur ini, bisa menampung sekitar 40 orang. Warga pun harus bergiliran masuk ke dalam rumah. Paling lama 5 menit, rombongan pertama selesai dan langsung mencari Mbah Makmur untuk bersalaman dan bermaafan.

Baca juga:  Kemeriahan Idulfitri di Batam Diisi Tradisi Melayu Lampu Colok

Hanya rombongan laki-laki di rumah pertama yang memanjatkan doa sebagai pembukaan dan rasa syukur. Lalu diikuti rombongan laki-laki lain yang masuk. Jika sudah habis rombongan lelaki, baru dilanjutkan rombongan perempuan. 

Demikian selanjutnya di rumah-rumah lain. Pada tengah hari, warga rehat pulang untuk salat dan melepas lelah. Kemudian dilanjutkan Bara'an ke rumah lainnya. Acara satu hari berlangsung maraton dari pagi hingga sore. Ada sekitar 100 rumah yang dikunjungi tiap hari.

Baca juga: Jemaah Syattariyah di Aceh Tunaikan Salat Idulfitri Hari Ini

“Bara'an ini berguna sekali buat kami mengenal tetangga dan warga satu dusun. Dulu pas baru tinggal di sini kita kan tak tahu siapa-siapa,” ujar Nur Aini, warga perantau dari Jawa Timur yang bermukim lebih dari 10 tahun di Pulau Bengkalis seperti dikutip batamnews dari rappler.

Sebagai salah satu tradisi yang khas, tradisi Bara'an dalam perayaan lebaran di Bengkalis patut menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia tentang pentingnya menjaga keberagaman budaya dan tradisi serta menghargai orang lain di sekitar kita.

Denni Risman


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews