Singapura Optimistis Sektor Pariwisata Pulih Pada 2024

Singapura Optimistis Sektor Pariwisata Pulih Pada 2024

Merlion Park, salah satu landmark Singapura yang menjadi tujuan favorit pelancong. (Foto: ist)

Singapura - Kunjungan wisatawan yang melebihi perkiraan pada tahun 2022, membuka jalan bagi sektor pariwisata Singapura untuk pulih dari pandemi pra-Covid-19 pada tahun 2024.

Pada 2022, Singapura kedatangan 6,7 juta wisatawan, melebihi proyeksi Badan Pariwisata Singapura (STB) sekitar empat hingga enam juta. Singapura diperkirakan meraup SGD$13,8 miliar dari kunjungan wisatawan ini.

Direktur Komunikasi STB, Terence Voon, mengatakan angka tersebut tercapai meski Singapura menerapkan karantina pada kuartal pertama 2022, menandakan tingginya permintaan untuk berkunjung ke negara tersebut. Demikian disitat Batamnews dari media Malaysia, Berita Harian, Rabu (18/1/2023).

Sementara itu, faktor-faktor seperti kapasitas penerbangan dan pembaruan pembatasan perbatasan mampu menghidupkan kembali sektor pariwisata, kata Ketua Pelaksana STB Keith Tan.

Baca: Wisatawan ke Singapura Tak Wajib Jalani Karantina Covid-19 Mulai Hari Ini

Menurut STB, sektor pariwisata menyumbang sekitar empat persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya.

Pada tahun 2019, pusat pariwisata regional mencatatkan rekor 19,1 juta turis dengan pendapatan SGD$27,7 miliar.

Menyusul pengumuman pembukaan perbatasan China, Singapura memperkirakan antara 12 hingga 14 juta turis akan tiba, menghasilkan pendapatan SGD$21 miliar pada tahun ini.

Sebelum pandemi Covid-19, 3,6 juta turis Tiongkok tiba di Singapura pada tahun 2019, menjadikannya penyumbang pariwisata terbesar di negara tersebut.

Karena penerapan pembatasan perjalanan yang ketat, posisi China diambil alih oleh Indonesia, India, Malaysia, Australia, dan Filipina.

Per Januari, ada 38 penerbangan mingguan dari Singapura ke China, sekitar 10 persen dari kapasitas sebelum pandemi.

Baca: Singapura Beri Penghargaan Khusus untuk Para Pejuang Covid-19

Menteri Transportasi Singapura, di Parlemen pekan lalu, mengatakan bahwa maskapai penerbangan telah mengajukan permohonan untuk meningkatkan frekuensi penerbangan dari kedua negara, dan pihak berwenang akan menilai dan menyetujuinya secara bertahap.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews