Membaca Kandidat Paslon Pilkada Kepri

Membaca Kandidat Paslon Pilkada Kepri

Sosiolog Politik dan Direktur Lembaga Kajian Publik INSPIRE Kepulauan Riau (Kepri), Suyito, PhD.

Oleh: Suyito, PhD

SETELAH selesai pelaksanaan pemilu legislatif secara serentak di Indonesia saat ini dunia perpolitikan mulai di sibukkan dengan persiapan pemilihan kepala daerah secara serentak, termasuk di wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Di Kepulauan Riau, yang menarik untuk di bahas adalah Pilkada Gubernur, dan Pilkada Kota batam, selain juga ada politik keluarga. 

Beberapa flyer yang beredar adalah bakal majunya Wali Kota Batam Muhammad Rudi untuk maju ke kontestasi tingkat provinsi, walaupun pasangannya belum jelas kemana, namun ada beberapa figur kandidat yang sudah mulai beredar untuk mendampinginya, misalkan Rudi akan berpasangan dengan Iman Setiawan yang notabene Ketua Gerindra serta ketika pileg kemarin memperoleh suara pribadi di atas 30.000.

Juga rumor berpasangan dengan Aunur Rafiq Bupati Karimun saat ini. Akan tetapi karena saat ini Rudi juga dianggap intens dengan Nurdin mantan Gubernur Kepri maka tidak tertutup kemungkinan salah satu penentu Wakil Rudi adalah endorse dari Mantan Gubernur Kepri Nurdin Basirun. 

Selain nama nama tersebut juga muncul nama Kapolda Kepri yang bakal bersanding dengan Rudi, namun jika Rudi berpasangan dengan Yan Fitri akan sulit menentukan siapa yang jadi nomor 1 karena Yan Fitri Jendral Bintang Dua sedang Rudi pensiunan polisi berpangkat AKP.

Selain Rudi yang sudah mulai nampak pergerakan dan safari politik, adalah gubernur incumbent yaitu Ansar Ahmad yang sangat rajin turun ke Batam karena memang Batam adalah penentu bagi kemenangan Ansar. Sebagaimana kita ketahui Ansar selalu unggul di luar Batam, namun jika di Batam ada Rudi maka Ansar harus kerja ekstra untuk di Batam. 

Nama nama yang muncul untuk mendampingi Ansar antara lain adalah Aunur Rafiq Bupati Karimun saat ini,  Rafiq adalah politisi Golkar walaupun saat ini juga dekat dengan PDIP. 

Selain Rafiq muncul nama Suryani yang merupakan rival pada Pilkada lima tahun lalu ini mampu membuktikan bisa mengalahkan pasangan Ansar-Marlin di Batam. Selain itu, ketika pileg kemaren mendapatkan suara pribadi 40 ribu lebih atau 8% di Batam dan 73 ribu untuk seluruh Kepri. 

Hal ini tidak bisa dianggap enteng karena Suryani yang merupakan politisi PKS ini di kenal mesin politik yang solid dan komit. 

Selain suryani juga ada nama Raden Hari Tjahyono (RHT) yang sama-sama politisi PKS, Wakil Ketua DPRD ini juga dikenal orang di Batam sebagai sosok yang kalem dan jika Ansar sekarang adalah periode terakhir kemungkinan mencari yang tidak membahayakan atau tidak membesarkan anak macan bahasa familiarnya. 

Di tambah lagi nama Tjahyono yang identik dengan komunitas Jawa juga bisa menjadi perhatian Ansar karena penduduk Jawa di Kepri mencapai 400 ribu lebih atau nomor dua setelah suku asli Melayu. 

Pertimbangan lain Ansar untuk kemungkinan berpasangan dengan Suryani maupun Raden adalah karena keduanya berasal dari Batam, di mana Ansar butuh kekuatan besar untuk menyaingi hegemoni Rudi di Batam dan keduanya di rasa cocok untuk hal itu.

Selain Ansar ada nama Kapolda Kepri yang di gadang-gadang menjadi kuda hitam dalam perhelatan Pilkada Gubernur Kepri, karena baik Rudi maupun Ansar, sama-sama diketahui khalayak ramai sebagai politik dinasti.

Rudi dengan isu istrinya akan maju di Pilkada Kota Batam, dan Ansar dengan kabar anaknya Roby yang maju di Pilkada Kabupaten Bintan, maka nama Yan Fitri menjadi santer untuk memutus tali Politik Dinasti yang di praktekkan oleh kedua bahkan calon yang lain. 

Yan Fitri yang merupakan Kapolda di kenal dengan para pengurus Gerindra dan tidak bisa di pungkiri kemenangan Prabowo dan Gerindra juga sedikit banyak ada pengaruhnya. 

Jika memang benar maju, maka Yan yang asli Melayu kemungkinan akan mengambil Raden Hari, politisi PKS yang juga kawan sekolah SMA Yan Fitri, dimana kedekatan mereka berdua tidak bisa di ragukan lagi. 

Juga merupakan pasangan yang secara demografis bisa mewakili Batam dan luar Batam, Melayu Jawa di mana jika di jumlah penduduk suku Melayu dan Jawa bisa sekitar satu juta atau sekitar 56% penduduk kepri.

Jika melihat data statistik, penulis menilai pasangan ideal untuk Pilkada Gubernur adalah yang calon dari Batam berpasangan dari luar Batam, juga jika hampir semua calon gubernur adalah asli Melayu, maka suku Jawa bisa di perhitungkan karena jumlah penduduk di Kepri yang mencapai 26%.

Sedangkan untuk Pilkada Kota Batam saat ini yang sudah mulai santer adalah pasangan AMIR, Amsakar - Irwansyah, maju lewat jalur independent, dimana kita ketahui bersama mereka berdua sama-sama ketua partai yaitu Amsakar masih sebagai ketua NasDem Kota Batam, dan Irwansyah Ketua PPP Kepri. 

Memutusakan maju independent mungkin memang keputusan sulit karena semua tahu tidak mudah untuk maju melalui jalur independent karena butuh biaya lebih dan tenaga lebih juga, walaupun mungkin ini desakan dari para relawan atau timses AMIR tapi sangat mungkin untuk berubah.

Ketika pengumpulan data sebagai syarat untuk daftar harus di penuhi juga ketika verifikasi faktual dukungan juga harus perlu perhatian khusus. 

Langkah independent menurut penulis adalah langkah tergesa-gesa dan merugikan Amsakar karena terkunci gerakannya, karena walaupun sudah muncul baliho-baliho AMIR juga muncul flyer Amsakar-Suryani. Mungkin jika dipasangkan Amsakar-Suryani banyak mendapat dukungan positif dari warga Batam di mana Suryani di anggap mampu menyaingi keberadaan Marlin, tinggal bagaimana Amsakar bisa mencari perahu politik untuk menambang kursi PKS di Kota Batam yang belum mencapai 20 persen.

Salah satu yang mungkin dilobi adalah Golkar, karena sampai saat ini Golkar belum ada tokoh yang diunggulkan. Selain itu, Ketua Golkar Kepri Makruf Maulana  juga di ketahui sering berseberangan dengan Rudi. Ini juga akan menjadi kekuatan tersendiri jika disandingkan dengan Pilkada Gubernur dimana Golkar juga butuh pengolahan di Batam untuk melawan kekuatan Rudi.

Selain Amsakar yang terdengar santer bakal maju di Pilwako Batam adalah Marlin Agustina, Wakil Gubernur yang juga istri dari Wali Kota Batam Muhammad Rudi ini sudah kelihatan jelas setiap kegiatan kegiatan Pemko di gadang-gadang menjadi the next Rudi.

Salah satu pasangan yang muncul dan santer adalah Jefridin, Sekda Kota Batam, akan tetapi juga banyak penolakan karena Jefridin tidak punya basis massa yang jelas di Batam akan tetapi lebih mengandalkan kekuatan birokrat Kota Batam.

Selain Jefridin, juga muncul nama Ahmad Surya dari Gerindra, Taufik Muntasir NasDem serta dokter Afrizal Dahlan yang akan mendampingi Marlin karena memang dengan jumlah 10 kursi, NasDem bisa mencalonkan sendiri tanpa harus koalisi. 

Selain internal NasDem, PKS  juga ada beberapa nama yang muncul antara lain Ketua DPW PKS Kepri, H Bakhtiar Lc yang ketika Pemilu kemarin memperoleh 7 ribu suara, selain juga nama Raden Hari Tjahyono  (RHT) sebagai perwakilan warga Jawa juga sangat mungkin bisa menaikkan elektabilitas Marlin.

Jika bisa disimpulkan, pemilihan wakil sangat menentukan untuk kemenangan bagi Ansar, Rudi, Amsakar maupun Marlin. Apalagi jika di disejalankan antara Pilkada Gubernur dan Wali kota, di mana Kota Batam dengan jumlah penduduk terbanyak juga bisa di katakan kunci bagi pemenangan Pilgub, juga suku Jawa yang penduduk terbesar kedua di Batam maupun di Kepri.

Penulis adalah Direktur Lembaga Konsultan Politik INSPIRE Kepulauan Riau.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews