Tanam Padi Bareng Moeldoko, Gubernur Ansar Ingin Lingga Jadi Lumbung Pangan Organik

Gubernur Ansar dan Moeldoko melakukan penanaman padi bersama di lahan sawah Sungai Raya, Kecamatan Singkep Barat. (Foto: Istimewa)
Lingga, Batamnews - Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad melakukan penanaman padi bersama Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang juga Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI, Moeldoko di Lahan Percetakan Sawah Sungai Raya, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Senin (21/11/2022).
Hadir juga Ketua DPD HKTI Kepri Alias Wello, Bupati Lingga Muhammad Nizar, dan Forkopimda Kabupaten Lingga.
Ansar mengatakan, penanaman padi di Kabupaten Lingga merupakan upaya pendobrak mitos yang dulunya dianggap tidak dapat menumbuhkan padi di wilayah yang didominasi oleh lautan. Karena di sana kultur yang melekat terhadap mata pencaharian masyarakatnya adalah nelayan.
"Namun kini, Kabupaten Lingga dapat mendobrak stigma tersebut dan menjadi daerah penyangga kebutuhan pangan di perbatasan. Hal ini diharapkan kedepannya Provinsi Kepri tidak lagi bergantung pada pasokan pangan import dan serta menjadikan Kabupaten Lingga sebagai Lumbung Pangan Organik di Kepri," ujarnya.
Baca juga: HUT Ke-19 Lingga, Dinas Pertanian Tanam Padi Serentak di Lima Lokasi
Saat ini Indonesia dalam visi dan misinya menuangkan perihal kemandirian dimana salah satunya adalah kemandirian dalam hal pangan. Sejalan dengan ini, maka pemerintah terus mendorong pengembangan “Lumbung Pangan (Estate Food)” yang tersebar di berbagai daerah di tanah air, dari Sumatera hingga Papua.
Tercatat ada 8 provinsi sebagai lumbung beras di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta. Kemudian, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Sumatera Selatan.
"Bayangkan saat ini Indonesia memiliki 38 provinsi, namun hanya 8 provinsi saja sebagai lumbung beras. Oleh karena itu, saya berharap, Provinsi Kepri dapat menjadi salah satu daerah yang mampu mandiri dalam pemenuhan pangan lokal," jelasnya.
Upaya menjadikan Lingga sebagai lumbung pangan organik merupakan program yang dicanangkan oleh Pemerintah RI. Pemerintah pun membangun monument Argominapolitan di Kabupaten Lingga dimana tugu ini seakan mempresentasikan lokasi yang digadang menjadi lumbung pangan, kawasan sentra persawahan, sentra mina padi, perikanan air tawar dan air payau.
Pengembangan kawasan melalui penguatan sentra-sentra produksi pertanian/perikanan yang berbasis potensi lokal. Dengan demikian, Kawasan Agropolitan/Minapolitan mampu memainkan peran sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi yang berdaya kompetensi interegional maupun intraregional.
"Diiringi ucapan terima kasih dan apresiasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam proses penanaman padi ini, termasuk kepada HKTI dengan daya dan upaya yang telah dicurahkan, hingga hari ini kita menanam padi sebagai upaya capaian kemandirian pangan," ucapnya.
Pertanian, selain sebagai penyedia bahan pangan untuk ketahanan pangan masyarakat, juga sebagai instrument pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja, serta pertanian sebagai sumber pendapatan masyarakat.
Pertanian merupakan sektor yang memiliki keterkaitan terhadap angka yang diperoleh pada PDRB. Salah satu alasan mengapa sektor pertanian memiliki kaitan dengan sektor lainnya adalah karena sebagian besar bahan baku industri berasal dari sektor pertanian.
Baca juga: Lingga Rayakan HUT ke-19, Bupati Nizar: Mari Berjuang Lebih Keras
"Jumlah petani di Provinsi Kepri ada 23.099 orang, dengan 1.784 kelompok tani, dan 217 Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani). Sedangkan luas kawasan pertanian di Provinsi Kepri yaitu 221.708 Ha, dimana wilayah pertanian terluas berada di Kabupaten Lingga seluas 92.269 Ha," katanya.
Indeks ketahanan Pangan Provinsi Kepri pada tahun 2021 pada urutan ke-5 terendah setelah Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara dengan skor 63,26. Sedangkan Indeks Ketahanan Pangan tingkat kota yang diraih oleh Batam di angka 88,60 yang menempatkan Batam sebagai salah satu kota yang berada pada posisi ke-5 teratas Indeks Ketahanan Pangan.
Adapun jumlah produksi pertanian di Provinsi Kepri, untuk produksi padi sebanyak 885,01 ton, jagung sebanyak 125,97 ton, kedelai sebanyak 0,18 ton, dan kacang tanah sebanyak 57,51 ton. Ubi Kayu sebanyak 15.701,91 ton serta ubi jalar sebanyak 1.328,46 ton.
"Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender/year to date (ytd) Juli 2022 sebesar 4,38 persen, menjadikan Kepri provinsi dengan tingkat inflasi ytd terendah se-Sumatera per Juli 2022 ini," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :