BNPB RI: Frekuensi Kejadian Bencana di Bintan Tertinggi di Kepri

BNPB RI: Frekuensi Kejadian Bencana di Bintan Tertinggi di Kepri

Banjir di Kijang, Bintan Timur beberapa waktu lalu. (Foto: Ary/Batamnews)

Tanjungpinang, Batamnews - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Letjen TNI Suharyanto menyebutkan bahwa Kabupaten Bintan merupakan kabupaten di Kepulauan Riau (Kepri), dengan frekuensi kejadian bencana tertinggi selama kurun waktu 10 tahun terakhir.

Sementara itu, berdasarkan Indeks Resiko Bencana (IRB) Provinsi Kepri secara keseluruhan sebesar 114,71 atau dalam kategori sedang. Ancaman bencana yang dimaksud seperti tanah longsor, kekeringan, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, abrasi, serta kebakaran hutan dan lahan.

"Potensi terkait gelombang pasang, abrasi, cuaca ekstrim dan banjir selalu mengintai dan mengancam wilayah ini (Bintan)," katanya saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Satgas Penanganan PMK Provinsi Kepri di Kota Tanjungpinang, Kamis (3/11/2022).

Baca juga: Duh, Napi Kasus Penggelapan Sepeda Motor Kabur dari Rutan Tanjungpinang

Ia juga memaparkan secara umum kondisi bencana nasional sepanjang Januari hingga Oktober 2022 telah mencapai 3.052 bencana di seluruh Indonesia. Dia mewanti-wanti jika tidak hati-hati, maka jumlah bencana tahun ini akan menembus angka 5.000 seperti tahun 2020 dan 2021.

"Kami mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah ini agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan," ujarnya.

Sebagai antisipasi bencana angin kencang, katanya, upaya seperti memantau kekuatan struktur baliho dan pemangkasan cabang dan ranting pohon-pohon besar di wilayah perkotaan hingga desa, pemantauan lereng perbukitan, pembersihan saluran drainase perkotaan agar dilakukan secara berkala.

Guna mengantisipasi potensi ancaman bencana hidrometeorologi basah lainnya, seperti banjir dan tanah longsor, BNPB mengimbau agar memantau lereng perbukitan, susur sungai, pembersihan aliran sungai, kanal, saluran drainase permukiman, dan saluran irigasi secara berkala untuk meminimalisasi potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca dan kondisi tata ruang lingkungan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews