Singapura Laporkan Kasus Virus Zika Pertama sejak Maret 2020

Singapura Laporkan Kasus Virus Zika Pertama sejak Maret 2020

Ilustrasi.

Singapura - Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura melaporkan kasus Zika pertamanya sejak Maret 2020. Kasus ini dilaporkan selama minggu 21 Agustus hingga 27 Agustus 2022.

Dilansir Channel News Asia, Data Badan Lingkungan Nasional (NEA) menunjukkan bahwa 666 kasus demam berdarah juga dilaporkan selama minggu yang sama.

Infeksi virus Zika terutama ditularkan oleh nyamuk Aedes, mirip dengan demam berdarah. Ada 194 klaster demam berdarah aktif di Singapura pada 29 Agustus tahun ini.

Situs web NEA juga menunjukkan bahwa 75 klaster demam berdarah saat ini diidentifikasi sebagai "merah", menunjukkan bahwa setiap klaster memiliki 10 kasus atau lebih.

Baca: Ada 5 Ribu Kasus Hingga April, Demam Berdarah Jadi Ancaman Serius di Singapura

Saat ini tidak ada cluster Zika yang aktif pada Jumat (3/9/2022).

Populasi nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan vektor utama demam berdarah, tetap tinggi di Singapura pada Juli tahun ini.

"Populasi nyamuk Aedes aegypti yang tinggi, bersama dengan peredaran DENV-3 yang sebelumnya tidak umum, kemungkinan akan menyebabkan jumlah kasus demam berdarah tetap tinggi dalam beberapa bulan mendatang," kata badan tersebut.

Menurut situs MOH, hanya sekitar satu dari lima infeksi Zika yang bergejala.

Baca: Virus Zika Menyebar, Kenali Tanda dan Langkah Antisipasinya

"Zika umumnya penyakit ringan dan sembuh sendiri. Meskipun jarang, komplikasi neurologis yang serius dan kelainan janin telah dikaitkan dengan infeksi virus Zika," kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa tidak ada vaksin atau obat anti-virus khusus untuk virus tersebut.

Mereka yang mengalami gejala mungkin mengalami demam, ruam, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala serta konjungtivitis atau mata merah.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews