Batam, Batamnews - Kinerja Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Batam, Kepulauan Riau menuai sorotan dari legislatif, khususnya dalam pemungutan pajak restoran.

DPRD Kota Batam sebelumnya mendapati ada sejumlah foodcourt besar di Batam yang loss pajak alias tak ada pungutan pajak sebesar 10 persen oleh pihak restoran.

"Senin (15/8/2022) lalu, kita langsung ke lokasi. Itu di Nagoya Foodcourt. Kami coba makan minum di sana, kemudian diketahui mereka tak pungut pajak 10 persen itu ke pengunjung. Ini sangat disayangkan potensi pajak yang hilang begitu saja," ujar Wakil Ketua Komisi IV DPRD Batam, Aman, Sabtu (20/8/2022).

Selain memberi warning ke pihak restoran dan OPD terkait, Aman juga menekankan agar Bapenda harus melakukan ekstensifikasi. Menetapkan wajib pajak baru di sektor hiburan, hotel dan tentunya restoran.

"Sektor restoran paling disorot karena pasca pandemi berkembang sangat pesat. Wisatawan pun sudah banyak yang berkunjung ke Batam," kata Aman.

Dari pengamatannya, setiap hari terhitung mulai pukul 17:00-01:00 WIB, ada sebanyak 2 ribuan pengunjung di Nagoya Foodcourt. Dari situ pula, ia menghitung pajak yang hilang sekitar Rp 4,5 miliar per tahun.

"Itu kita hitung pada hari-hari biasa saja, belum lagi di hari libur. Hitungannya per tahun PAD dari situ saja di angka Rp 4,5 miliar," katanya.

Beberapa restoran lain juga disorot. Salah satunya A2 foodcourt yang juga tak menerapkan wajib pajak bagi pengunjung.

Ia mempertanyakan kinerja dari Bapenda. Di sisi sebaliknya, Pemko Batam kerap mengeluh tiap tahun mengalami defisit.

"Apa kendala yang dialami Bapenda. Kesulitannya dimana saja. Kami juga menduga masih banyak foodcourt-foodcourt lain yang los pajak. Harusnya ini ditangkap. Jangan mengeluh Pemko tiap tahun defisit, sementara peluang yang ada tidak dimaksimalkan," pungkas Aman.