Pandemi, Resesi dan Calon Wakil Wali Kota Tanjungpinang Terpilih

Pandemi, Resesi dan Calon Wakil Wali Kota Tanjungpinang Terpilih

Raja Dachroni (Foto:dok.)

Oleh : Raja Dachroni

DUA hari menjelang hari raya Idul Fitri, Senin 10 Mei 2021 lalu, 15 Anggota DPRD Tanjungpinang telah memilih Endang Abdullah untuk menjadi Wakil Wali Kota Tanjungpinang dan dari hasil tersebut tentunya dia akan mendampingi Wali Kota Tanjungpinang Hj. Rahma, untuk sisa masa jabatan 2018-2023.

Endang Abdullah unggul satu suara dari rivalnya Ade Angga dalam drama pemilihan memperebutkan 29 suara dari jumlah kursi di DPRD Tanjungpinang.

Ucapan selamat mengudara di medsos kepadanya. Saya secara pribadi pun mengucapkan hal yang serupa. Terlepas dari dinamika politik yang terjadi, Endang Abdullah adalah figur yang diharapkan bisa membantu Wali Kota Tanjungpinang Hj. Rahma untuk mengatasi beragam persoalan publik dan pelayanan masyarakat.

Utamanya saat ini adalah persoalan pandemi dan resesi ekonomi yang dirasakan setiap semua daerah di Indonesia tak terkecuali di Tanjungpinang. Seperti yang diberitakan Batamnews, Minggu (23/5/2021) Pukul 12.29 WIB, Penanganan Covid 19 di Kota Tanjungpinang Amburadul, tentu ini kabar yang tidak begitu menggembirakan.

Baca juga: Pengangguran Kepri dan Janji 100 Ribu Lapangan Kerja AMAN

Seperti data Covid yang dilansir Batamnews yang mengutip data dari Satgas Covid-19 Kota Tanjungpinang hingga Kamis 20 Mei 2021 terdapat penambahan kasus sebanyak 54 kasus. Sedangkan pasien mencapai 49 kasus serta meninggal dunia satu orang. Kemudian untuk kasus pasien aktif mencapai 374 orang dengan rincian 37 dirawat di rumah sakit, 41 pasien Karantina di LPMP dan 296 orang melakukan isolasi mandiri.

Sehingga total jumlah kasus Covid-19 sejak Maret 2020 hingga 20 Mei 2021 sebanyak 2.872 kasus dengan jumlah kesembuhan 2.432 dan 65 kasus meninggal dunia. Ini adalah angka-angka yang cukup mengkhawatirkan.

Masyarakat Tanjungpinang tentunya punya harapan besar  setelah pemilihan Wakil Wali Kota Tanjungpinang, persoalan pandemi ini bisa teratasi atau paling tidak bisa dikelola dengan lebih terstruktur, sistemik dan massif.

Tentu kita tidak menyalahkan seutuhnya Wali Kota karena memang ada variabel atau bab kesadaran masyarakat tentang penyelesaian masalah Covid. Akan tetapi, kita juga berharap ada skenario terstruktur, massif dan sistemik dalam menanganinya tidak hanya mengandalkan surat edaran yang dikeluarkan tanpa kemudian menyusun skema model pengawasannya, model pencegahannya dan model penanganannya.

 

Persoalan kedua, adalah persoalan resesi ekonomi. Cukup banyak karyawan yang kehilangan pekerjaan, UMKM turun omsetnya, masyarakat melemah daya belinya. Tentu ini dua pekerjaan rumah yang tidak sederhana. Butuh kerjasama dan butuh kolaborasi semua pihak. Dua hal ini adalah persoalan prioritas yang perlu diselesaikan karena dua hal ini adalah sumbu dari beragam persoalan yang ada.

Kita berharap Wali Kota Tanjungpinang Hj. Rahma bersama Wakil Wali Kota Tanjungpinang Endang Abdullah bisa berkolaborasi dan bersinergi menyelesaikan dua persoalan ini.

Benarkah Amburadul?

Terkait pemberitaan diatas saya sampai bikin status di FB menanyakan pendapat warganet khusus yang berdomisili di Tanjungpinang. Saya berjanji jika ada sepuluh komentar maka saya akan buat tulisan, akhirnya lahirlah tulisan ini.

Jawabannya beragam. Ada yang setuju ada juga yang kurang setuju tentu dengan beragam alasan. Ada yang setuju bahwa penanganan Covid-19 amburadul dengan mengungkapkan kasus-kasus yang terjadi di sekelilingnya.

Baca juga: Bukan Sekadar Angka-angka

Namun, ada juga yang mengatakan tidak setuju kalau penanganan Covid di Tanjungpinang yang amburadul karena dia merasakan betul pelayanan yang optimal ketika dinyatakan mengidap virus Covid-19 oleh petugas kesehatan.

Terkait bab ini idealnya harus ada semacam kajian kepuasan publiknya dengan parameter ilmiah bisa pendekatan survey seperti yang biasa saya kerjakan dulu ketika aktif di lembaga survey atau ukuran-ukuran yang lainnya melalui data yang saat ini dimiliki Pemko Tanjungpinang.

Terkait hal ini juga, melalui sebuah rilis pemberitaan di laman website Humas dan Protokoler Pemko Tanjungpinang https://humprofoto.tanjungpinangkota.go.id, "Strategi Pemko Tanjungpinang Menangani Covid 19, Pemko Tanjungpinang mengaku sudah menyusun sejumlah strategi penanganannya.

Dari rilis tersebut terungkap sebuah kebijakan Peraturan Wali Kota Nomor 33 tahun 2021 tentang pedoman isolasi mandiri pasien terkonfirmasi Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan di Kota Tanjungpinang. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kasus positif Covid-19.

 

Perwako ini mengatur segala sesuatunya dan dianggap mampu meminimalisir penyebaran Covid. Selain itu, Pemko juga optimis dengan vaksinasi yang dilakukan. Target orang yang di vaksin di Kota Tanjungpinang sebanyak 157.525 orang. Lansia sebanyak 18.819 orang, dan untuk usia 18-59 tahun 138.706 orang. Total yang sudah di vaksin sebanyak 35.801 orang atau sekitar 22.73%.

Selain itu, Wali Kota melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Tanjungpinang dan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Kepri untuk mengurai kerumunan yang berada di Tugu Sirih di Tepi Laut yang cukup ramai dikunjungi masyarakat dan penutupan lokasi serta Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di Kota Tanjungpinang dengan adanya Kampung Tangguh telah pun diterapkan di seluruh wilayah Kota Tanjungpinang.

Menurut Wali Kota, PPKM ini telah berjalan dengan baik atas kerja sama masyarakat, RT, RW, Lurah dan Camat dengan terus memberikan pemahaman terhadap 5M dan 3T kepada warga di wilayahnya masing-masing.

Kesadaran Masyarakat dan Penanganannya

Di atas kertas tentu data-data diatas adalah strategi dan optimisme ikhtiar yang harus dikawal. Namun, dalam konteks ini kesadaran masyarakat adalah kuncinya dan selain mengatur hal tersebut, negara atau pemerintah daerah juga harus memiliki narasi untuk membangun kesadaran itu.

Baca juga: Sinyal Pecah Kongsi Koalisi Pilkada Kepri

Kegagapan penangananan di tahun kedua ini adalah bentuk kelengahan di tahun pertama. Mungkin dianggap Covid-19 selesai ditahun kedua. Jadi kita seolah-olah memulai dari enol lagi padahal di tahun pertama kita cukup menderita dan harusnya segera diambil pelajaran.

Menurut hemat penulis, ada dua hal yan harus dipikirkan dalam menanganinya. Pertama bagaimana mencegahnya. Kedua bagaimana menangani orang yang sudah terkena Covid-19 yang jumlahnya terus bertambah.

Kita saat ini hanya melihat strategi pencegahan dalam bentuk edaran. Apakah itu efektif? Apakah yang dilakukan selama ini efektif? Butuh evaluasi. Susun kembali perencanaan penangannya seperti apa. Idealnya hasil evaluasi ditahun pertama  ini ada, sehingga ditahun kedua sekarang kita tidak gagap lagi. 

Kini masyarakat berharap tentu persoalan pandemi dan resesi  ini bisa terkelola dengan baik. Masyarakatnya sehat dan masyarakatnya tetap sejahtera. Ini tentu tidak mudah tapi saya yakin dengan kolaborasi yang baik Wakil Wali Kota Tanjungpinang terpilih Bapak Endang Abdullah yang sepanjang saya ketahui merupakan purnawirawan dan akademisi di bidang kesehatan tepatnya ilmu keperawatan (kalau tidak keliru) tentu bisa sedikit banyak membantu menyelesaikan persoalan yang ada saat ini.

Semoga beliau bisa cepat dilantik sehingga bisa cepat juga membantu Wali Kota Tanjungpinang Hj. Rahma. Sebagai masyarakat kita harus tetap waspada dan taati Prokes sembari menanti kolaborasi Calon Wakil Wali Kota Tanjungpinang terpilih bersama Wali Kota Tanjungpinang Hj. Rahma untuk menangani pencegahan dan penanganan Covid-19 sekaligus efek resesi ekonomi yang pelan tapi pasti kita rasakan semuanya. Semoga!

Penulis adalah Podcaster dan Pegiat Media Sosial di Tanjungpinang.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews