Puing-Puing Hangus Gubuk Reot dan Polisi Dermawan Patah Tangan

Puing-Puing Hangus Gubuk Reot dan Polisi Dermawan Patah Tangan

Ilustrasi.

Bintan - Warga RT 001/RW 001 Kelurahan Tanjunguban Timur, Kecamatan Bintan Utara (Binut), Suwardi (56) menangis bahagia. Gubuk yang ditempatinya dibangun secara permanen oleh seorang dermawan, seorang anggota polisi biasa di Kabupaten Bintan. Gubuk itu sebelumnya ludes dilalap api beberapa waktu lalu.

Suwardi mengaku terharu. Ia tidak menyangka dengan kondisi rumahnya sekarang.

Sepuluh tahun hidup di rumah gubuk, lalu rumahnya hangus dalam sebuah kebakaran hingga rata dengan tanah. Kejadian itu terjadi akhir Juni lalu.

Namun, ternyata musibah itu punya hikmah. Ia malah diberi bantuan, rumahnya dibangunkan lagi dengan material beton.

 

Suwardi menyaksikan rumahnya yang sedang proses pembangunan. (Foto: Ary/Batamnews)

"Saya gak tau harus ngomong apa lagi. Pokoknya saya sangat bersyukur karena sudah ada orang yang baik hati dan ringan tangan membangun rumah untuk keluarganya," ujar Suwardi, Senin 3/8/2020).

Awalnya, pasca kebakaran dia bingung akan tinggal dimana. Ia menitipkan istri di rumah keluarganya di Tanjunguban.

Ia memilih menjaga lahan di puing-puing rumahnya itu. Lahan itu diakuinya warisan orangtuanya.

Suwardi pun rela tinggal sementara di bawah pohon akasia yang hanya beratapkan ilalang kering yang disusun secara rapi.

Warga setempat, RT/RW, kelurahan dan LPM membantunya dengan membuatkan gubuk, kasur dan memberikan bahan pangan.

Namun, kondisi lokasi sementara yang didiami pasca musibah kebakaran itu tidaklah layak.

Beberapa warga pun menawarkannya menginap di rumah mereka, agar Suwardi bisa berteduh di tempat tinggal yang layak.

Suwardi menolak, alasannya Ia takut lahannya diambil orang. Bantuan pun akhirnya datang dari seorang dermawan.

"Rumah saya dibangunkan, bahannya batu dan beton yang pastinya tahan akan api," aku Suwardi.

Bahkan, kini rumahnya lebih luas dibandingkan rumah reot lamanya yang sudah lapuk.

Sesekali ia mengatakan, istrinya pasti akan senang untuk tinggal di rumahnya yang kini sudah dibangun baru itu.


Suwardi: Saya Nggak Kenal, Ingatnya Polisi Itu yang Patah Tangan

 

Ia mengaku sangat berterimakasih kepada semua orang yang telah membantunya dan juga Bripka Tedi Maher Harhanta Sinaga, seorang polisi biasa di Bintan yang sudah banyak membantunya.

Suwardi mengaku tidak begitu mengenal sosok orang yang membantunya itu. Dia mengatakan hanya ingat, polisi yang bernama Bripka Tedi Maher Harhanta itu yang tangannya patah.

Yang membuatnya terharu, tanpa kenal dan tak ada kepentingan apapun, polisi itu mau menyisihkan rezekinya untuk membangunkan 'istana' bagi Suwardi dan keluarganya.

"Terimakasih Pak Tedi. Semoga kebaikan bapak dibalas oleh Gusti Allah. Bapak sehat selalu dan rezekinya terus berlimpah," sebutnya.

 

Suwardi menyaksikan rumahnya yang sedang proses pembangunan. (Foto: Ary/Batamnews)

Ketua LPM Tanjunguban Timur, Nano juga menyampaikan terimakasih kepada Bripka Tedi. Ia mengatakan Pak Suwardi sangat terbantu atas uluran tangan dermawan tersebut.

“Kami bersyukur, karena warga kami terbantu. Kasihan kehidupan pak Suwardi. Alhamdullillah kini terbantu,” ucapnya.

Penasaran dengan Bripka Tedi Maher Hartanta Sinaga yang budiman itu, batamnews mencoba menyambanginya di Pos Satlantas Tanjunguban Kota.

Tedi membenarkan dirinya secara pribadi dan sukarela membantu keluarga Suwardi. Menurutnya siapa pun yang melihat kondisi Suwardi pasti ingin membantu.

“Saya lihat dia tinggal di gubuk di bawah pohon menyedihkan. Awalnya saya tawarkan rumah sewa yang layak, saya bayarkan sewanya, tapi dia tidak mau dan berkeras tinggal di tanahnya tersebut apapun kondisinya. Jadi saya runding dengan istri dan Puji Tuhan kami dapat membantu,” sebutnya.

Ia mengatakan juga, dirinya secara pribadi juga berterimakasih kepada pihak kelurahan, RT/RW, LPM dan masyarakat setempat atas partisipasi dan bantuan.

"Karena berkat mereka ini dapat terlaksana," ucap Tedi.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews