Plesiran Guru SMA 4 ke Thailand, Kadisdik Kepri: Tunggu Klarifikasi Pengawas Sekolah

Plesiran Guru SMA 4 ke Thailand, Kadisdik Kepri: Tunggu Klarifikasi Pengawas Sekolah

SMA 4 Batam.

Batam - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepulauan Riau, M Dali segera mengklarifikasi agenda jalan-jalan ke Thailand oleh guru-guru SMAN 4 Batam. Sebelumnya kegiatan ini menjadi pro-kontra termasuk di kalangan internal guru di sekolah. Pasalnya siswa sempat diinfokan akan diliburkan saat para guru mereka ke luar negeri.

“Masih mau diklarifikasi dulu, itu kegiatan sudah diprogramkan atau mendadak, mungkin saja kegiatannya studi banding sambil jalan-jalan,” kata, M Dali, Selasa (17/12/2019).

Ia mengaku akan memintai laporan terlebih dahulu dari pengawas sekolah. Karena setelah informasi ini beredar, pengawas langsung ke sekolah.

Baca juga: Ditinggal Guru Plesiran ke Thailand, Pelajar SMA 4 Batam: Usai Isi Absen, Kami Pulang

“Tunggu laporan dulu dari pengawas, tidak bisa saya putuskan langsung (sanksi atau teguran), kan ada jenjang, ada pengawas,” jelasnya.

Ia juga menegaskan jika ada program jalan-jalan sewaktu kelas meeting, sekolah tetap tidak diperbolehkan untuk meliburkan para siswa.

“Kalau memang ada aturan yang dilanggar, pasti akan diberikan sanksi,” ujar Dali.

Sebelumnya diberitakan, puluhan guru termasuk kepsek SMAN 4 Batam melakukan jalan-jalan ke luar negeri sewaktu agenda kelas meeting.

Ada 30 orang guru yang ikut kegiatan tersebut. Sebelumnya siswa diminta libur. Dan kemudian setelah jadi pro kontra, pelajar diminta tetap ke sekolah, kendati hanya untuk mengambil absen dan lalu pulang.

 

Penjelasan Kepsek

Kepsek SMAN 4 Batam, Dwi Sulistiyani mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan jalan-jalan tersebut telah melalui rapat bersama. Pertimbangannya karena ada beberapa guru yang merayakan natal dan tahun baru, jadi ingin merayakan bersama dengan keluarga juga.

“Supaya bisa ikut semua makanya dipilih pas momen kelas meeting, kalau selesai raport, tidak bisa semua, karena ada yang mau kumpul keluarga saat natal,” ujar Dwi saat ditemui di SMAN 4 Batam, Selasa (17/12/2019).

Ia juga menambahkan saat plesiran tersebut juga para siswa diberikan beragam kegiatan berupa pertandingan atau kelas literasi. Sehingga para siswa memiliki kegiatan yang berarti.

“Kami tinggal, tentu anak-anak pasti punya kegiatan,” kata dia.

Diakuinya, selama kepergian mereka tidak ada masalah untuk mengolah nilai. Karena kata Dwi, pada sudah selesai ujian dan proses remedial bisa dilakukan setelah ujian tersebut.

“Hasil ujian kan langsung keluar, kalau nilai anak kurang bagus, bisa remedial secepatnya, dan setelah diolah paling hanya satu atau dua anak yang perlu remedial,” katanya.

 

Terkait uang plesiran Rp 4 juta per guru

Pada kesempatan tersebut, Dwi membantah mengenai uang sebesar Rp 4 juta untuk diberikan kepada masing-masing guru yang pergi plesiran. Ia menjelaskan bahwa ada komunikasi yang salah.

“Jadi uang Rp 4 juta itu bukan diberikan kepada guru-guru yang berangkat, melainkan untuk kepentingan anak-anak yang bertanding,” kata dia.

Namun Dwi mengakui untuk pergi plesiran tersebut, pihaknya menggunakan uang hasil usaha di sekolah. Seperti dari usaha kantin, fotokopi, dan menjual alat tulis kantor (ATK).

Baca juga: Puluhan Guru SMA 4 Batam Plesiran ke Luar Negeri Tuai Pro-Kontra

“Jadi dari situ uangnya dipakai, karena hasil usaha bersama, yang jualan juga guru-guru disini,” jelasnya.

 

Ketua Komite Sekolah: Kita sudah sepakat

Sementara itu, ketua komite SMAN 4 Batam Juanda menambahkan bahwa uang hasil usaha itu memang diketahui pihaknya. Uang tersebut juga dipaparkan oleh sekolah kepada pihaknya, dan mereka setuju dipakai untuk kegiatan jalan-jalan ke luar negeri tersebut.

“Selama ini, sekolah cukup terbuka, dan kami mengetahui hal itu, kami setuju untuk pergi jalan-jalan karena daripada masuk ke kantong sendiri,” ujar Juanda pada kesempatan yang sama.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews