Pasar TPID Ternyata Sepi Pembeli, Ini Respons Wawako Batam Amsakar

Pasar TPID Ternyata Sepi Pembeli, Ini Respons Wawako Batam Amsakar

Persemian pasar TPID beberapa waktu lalu. (Foto: Humas Pemko batam)

Batam - Aktivitas Pasar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Kota Batam di Grand Niaga Mas terlihat sepi sejak diresmikan beberapa waktu lalu. Para pedagang mengaku mengalami kerugian karena sepi pembeli.

Kendati begitu, Wakil Walikota Batam Amsakar Achmad meminta pedagang untuk tidak menaikan harga di atas pasar yang lain.

"Kami minta pedagang supaya tidak membuat harga lebih tinggi daripada pasar lain," katanya kepada awak media. Senin (15/10/2019).

Pihaknya akan mencari jalan keluar supaya pasar TPID tidak sepi pembeli.  "Dalam waktu dekat saya akan turun ke lapangan, bersama kadis yang lain," katanya.

Ia menjelaskan, selama ini masyarakat sudah diberitahu bahwa pasar TPID lebih murah, karena barang yang dijual berasal dari distributor langsung.

"Kami terus sosialisasikan bahwa pasar TPID harganya lebih murah, bahkan harga sama dengan distributor," kata Amsakar.

Amsakar juga mengatakan, jika kendala pasar TPID tersebut adalah soal lokasi, Pemko Batam akan mempertimbangkan menambah pasar yang lain.  "Kalau memang masalahnya soal letak pasar, kita akan dilihat dulu," katanya.

Pasar TPID Batam ini merupakan yang kedua di Indonesia, setelah Yogyakarta. Pasar TPID Batam disebut lebih lengkap. Karena menggandeng seluruh distributor bahan pokok (bapok) yang ada di Batam.

Komoditas bapok di pasar ini akan dijual dengan harga lebih murah dari pasar lain karena langsung dari tangan distributor. Sehingga memotong rantai distribusi yang menyebabkan kenaikan harga.

Pasar TIPD dikembangkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam. Kepala Dinas Disperindag Kota Batam, Gustian Riau menjamin harga di pasar ini bisa dijangkau oleh kalangan masyarakat bawah. "Masyarakat level bawah terjangkau sesuai dengan kemampuan," imbuhnya.

Penjualan di Pasar TPID ini dibatasi jumlahnya, tak boleh terlalu banyak. Guna menghindari pembelian untuk dijual kembali. Karena target dari pasar ini adalah masyarakat menengah ke bawah. Supaya bisa mendapatkan bapok dengan harga terjangkau. Sehingga bisa menekan angka inflasi di Kota Batam.

“Skala prioritasnya adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Karena pengaruh besar inflasi di situ. Pihak distributor sudah tahu siapa yang akan mereka terima untuk membeli di sana. Tak boleh beli banyak. Pembeliannya yang wajar saja, untuk kebutuhan rumah tangga, supaya merata,” kata Gustian.

Harga jual bapok di Pasar TPID dipampang di videotron. Layar digital berukuran besar diletakkan di satu sisi pasar sehingga bisa terpantau baik oleh penjual maupun pembeli. Sebagai patokan dalam proses jual beli di pasar tersebut.

“Boleh lebih rendah tapi tak boleh di atas itu harganya. Kenapa kita buat pakai videotron, supaya terlihat, kalau TV kecil tak terlihat. Kalau pakai tulis tangan nanti bisa ada yang ubah-ubah angkanya,” ujarnya.

Fasilitas videotron ini, menurut Gustian, tidak akan mempengaruhi harga jual bapok di pasar tersebut. Karena biaya operasionalnya bisa ditutupi dengan iklan.

“Dalam pengelolaan pasar TPID ini pemerintah tidak mengeluarkan anggaran. Semua petugas di pasar dibayar oleh distributor. Pemerintah hanya menyiapkan tempat. Mereka bisa menggunakan lapak ini secara gratis, tidak bayar selama dua tahun. Ini juga sumbangan pihak pasar yakni Grand Niaga Mas,” ungkapnya.

Meski menjual bapok basah seperti ayam, ikan, daging, dan sayur-mayur, pasar ini dipastikan tetap nyaman bagi pembeli. Karena saluran pembuangan air sudah didesain sedemikian rupa agar tidak membuat pasar becek.

“Tempatnya terjaga kering. Sudah sesuai dengan standar SNI pasar di Indonesia. Jalan antar lapak juga cukup lebar, bisa dilewati 6-7 orang sehingga tidak senggol-senggolan. Tiap lapak punya meteran listrik dan air masing-masing. Supaya kalau ada mati satu, tak ganggu yang lain,” papar mantan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ini.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews