Keluarga Bocah Tenggelam di Temiang: Kalau Pemerintah Tak Tegas, Kami akan Bertindak Sendiri

Keluarga Bocah Tenggelam di Temiang: Kalau Pemerintah Tak Tegas, Kami akan Bertindak Sendiri

Keluarga di kolam Sei Temiang menunjukkan foto ketiga bocah malang yang tewas tenggelam.

Batam - Peristiwa tewasnya tiga bocah akibat tenggelam di sebuah kolam bekas galian, di kawasan Sei Temiang, Batam masih menyisakan duka mendalam bagi keluarganya.

Keluarga bocah itu berharap ada tindakan tegas dari pemerintah dalam menangani kubangan bekas galian. Jika tidak, keluarga korban akan mengambil sikap sendiri.

"Kami minta ditimbun (kolam bekas galian). Kami beri waktu satu bulan agar pemerintah mengambil tindakan tegas," kata Eduardus Endi, paman salah satu korban saat ditemui Ketua Kadin Batam, Jadi Rajagukguk, Jumat (21/6/2019).

Bersama dengan Komunitas Perantau asal Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, akan mengambil sikap untuk menimbun sendiri kolam maut itu.

"Itu penekanan kami. Nanti kami juga akan turun ke lokasi segera," kata Endi.

Endi juga mnyinggung pemerintah yang dianggap memfasilitasi proyek tersebut. Menurutnya sebagai orang awam, seharusnya pemerintah melindungi hutan.

"Kalau memang prioritas kita adalah melindungi hutan, kenapa pemerintah malah membiarkan, malahan tujuannya tidak jelas sama sekali," ucapnya.

"Jangan lagi ada kejadian seperti yang dialami keluarga saya. Satu kejadian, tiga korban. Tapi kita semua sebagai orang yang mempunyai iman, kami ikhlaskan. Tapi jangan sampai terjadi lagi kedepannya. Itu permohonan kami," imbuh Endi.

Menanggapi itu, Jadi Rajagukguk menjelaskan bahwa dirinya mendatangi lokasi karena kolam itu ada karena sebelumnya ada kegiatan usaha namun tak berlanjut hingga terbengkalai.

"Ada dua hal yang harusnya mengawasi ini, BP Batam sebagai pemilik HPL dan Pemko Batam sebagai pemberi izin," kata Jadi.

Menurutnya seharusnya di sana ada pemberitahuan larangan agar tidak boleh mandi di sini dan jangan mendekat. 

"Saya rasa tidak akan sampai satu bulan pak, tadi juga saya sudah berkoordinasi dengan Kepala BP Batam agar kegiatan itu dihentikan. Saya juga sudah menelepon pak wali kota agar kegiatan itu diberhentikan," ucap Jadi.

(ude)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews