Batam - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam meninjau lokasi kolam bekas galian, tempat tenggelamnya tiga bocah di kawasan Sei Temiang, Sekupang pada Kamis (20/6/2019) siang. 

Kepala DLH Kota Batam, Herman Rozie mengatakan hasil dari peninjauan tersebut keberadaan kolam tersebut belum diketahui dengan pasti sejak kapan mulai dibuat. 

“Namun beberapa sumber menyebutkan, seperti dari RT dan warga setempat, diperkirakan kolam tersebut sudah ada sejak 2 tahun lalu,” ujar Herman saat dikonfirmasi melalui pesan singkat. 

Baca: Anastasia: Aku Nggak Punya Siapa-siapa Lagi

Kemudian di lokasi kolam tersebut tidak ditemukan adanya aktifitas, dan diperkirakan kolam tersebut sudah dibiarkan lebih dari setahun yang lalu.  

“Belum diketahui dengan pasti siapa pemilik lokasi yang ada kolam tersebut,” katanya. 

Selain itu dalam tinjaun tersebut diketahui dimensi kolam tersebut diperkirakan lebih kurang 15 x 40 meter dengan kedalaman maksimum 2 meter. 

Berdasarkan dugaan sementara, ada dua kemungkinan keberadaan kolam tersebut. Yaitu untuk mengambil tanah yang diperuntukan untuk pemerataan jalan atau jenis kegiatan lainnya. 

“Bukan tambang pasir,” katanya. 

Dugaan yang lain kolam tersebut ada sebagai retension pone untuk mengendalikan air larian yang berasal dari dataran tinggi sekitar lokasi. 

Baca: Kolam Bekas Galian di Temiang Renggut Nyawa 3 Bocah

Sementara ini, tindakan yang dilakukan di lapangan adalah memplot beberapa titik koordinat dan selanjutnya akan dipetakan. Selain itu juga akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam untuk mengetahui siapa pemilik kolam tersebut. 

“Dan kami meminta kepada aparat RT/RW/Kelurahan untuk memasang larangan/pagar agar tidak digunakan untuk berenang,” jelasnya. 

(ret)