Sekretaris ISEI: Ada Ketimpangan Industri di Batam

Sekretaris ISEI: Ada Ketimpangan Industri di Batam

Ina Priamina: (Foto: ist)

Batam - Industri kategori sedang/besar di Batam selama ini belum terkoneksi baik dengan industri-industri kecil untuk bekerjasama. Sekretaris Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Prof. Dr. Ina Priamina, SE MT mengatakan hal ini yang memicu ketimpangan ekonomi.

Jika seluruh industri mampu bersinergi, Ina menilai hal itu mampu mengurangi jumlah impor bahan industri. Perusahaan besar bisa memilah industri kecil mana yang memiliki kualitas produksi sesuai standar mereka untuk bergabung meminimalisir impor. 

“Daripada industri sedang/besar yang ada di kota Batam bahan bakunya impor, bagaimana jika dilihat dari kemampuan industri kecil yang ada disini, sehingga bisa menjadi subtitusi impor. Selain itu juga bisa menekan biaya logistik,” ujarnya dijumpai di sela pelantikan ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Batam di Gedung Kantor Pelayanan Bank Indonesia (KPBI) Perwakilan Kepri, Kamis (31/1/2019). 

Guru besar Unpad ini meyakini, adanya kerjasama antar sektor Industri akan mampu meningkatkan kualitas ekonomi daerah. Selain itu menambah kuantitas ekspor Batam yang selama ini minim dalam nilai nasional. 

Lebih jauh, Ina mengatakan, Kepri yang terdiri atas wilayah laut, seharusnya bisa dimaksimalkan untuk mengembangkan industri yang berbahan baku dari laut. Meskipun hal tersebut saat ini belum terlihat, ke depannya harus bisa diupayakan secara maksimal.

"Selain itu, hampir 90 persen industri kita di laut, tapi belum optimal sumber daya lautnya. Ada baiknya industri ini ditopang dari hasil laut. Bagaimana kita mengembangkan perekonomian yang ditopang dari hasil laut. Artinya harus ada kontribusi bagi kesejahteraan nelayan," kata Ina.

Ina juga menantang Ketua ISEI Kota Batam yang baru saja di lantik masa jabatan 2019-2022,  Pebrialin Razak, untuk mengubah Tingginya impor menjadi tingginya ekspor di Kota Batam.

“Sekarang tinggal bagaimana pak ketua ini bekerjasama dengan stake holder yang ada di Batam untuk menyiasati ini,” katanya.

Pebrialin Razak mengakui jika kontribusi ekspor di Kota Batam masih lemah. Dengan potensi yang dimiliki Batam dan Kepri harusnya bisa mencapai tingkatan yang lebih optimal lagi.

"Batam mempunyai infrastruktur pelabuhan ekspor ada lima  pelabuhan. Ada juga Bandara Internasional Hang Nadim yang bisa mendukung pergerakan ekspor," katanya

Dari sisi potensi, Batam punya daya saing yang bagus, pada aspek perekonomian daerah dan SDM. Kemajuan perekonomian dapat dicapai melalui beberapa cara selain mendorong peningkatan ekspor, yakni  dengan terus mengupayakan penguatan laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan investasi.

“Untuk pertumbuhan ekonomi Kepri, selain ekspor, kita juga bisa menguatkan laju pertumbuhan ekonomi dengan meningkatakan investasi,” ucapnya. 

Oleh karena itu adanya Kontribusi ISEI dengan BI dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, bisa menjaga dan mengoptimalkan potensi Kota Batam sebagai salah satu daerah dengan potensi ekonomi Indonesia di wilayah barat.

(das)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews