Suplai Air ATB Tersendat Picu Emosi Warga Tanjung Uncang

Suplai Air ATB Tersendat Picu Emosi Warga Tanjung Uncang

Luapan emosi warga Tanjungucang di DPRD Batam lantaran suplai air ATB yang tak pernah lancar. (Foto: Johannes Saragih/batamnews)

Batam - Aliran air bersih dari PT Adhya Tirta Batam tak sepenuhnya dinikmati dengan lancar oleh pelanggannya di kawasan Tanjung Uncang, Batuaji, Batam. Kondisi ini berlangsung selama bertahun-tahun.

Emosi pun memuncak saat warga dari perumahan Sumberindo, Putra Jaya dan Yose Sade Indah mengadukan persoalan ini ke DPRD Kota Batam. Aduan dilayangkan lantaran aksi mereka di Kantor ATB, beberapa waktu lalu tak membuahkan hasil memuaskan.

Rahmat perwakilan warga perumahan Putra Jaya mengatakan hanya bisa menikmati air hidup setiap pukul 2 malam. "Saya tinggal di sana sudah hampir 3 tahun tapi air hidupnya malam saja," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi III DPRD Batam, Kamis (31/1/2019).

Lanjutnya Rahmat mengatakan tidak merasakan keadilan suplai air, padahal menurutnya debit air di Batam cukup berlimpah. 

"Ini melanggar pak, dan serius karena sudah bertahun-tahun. Pengelolaan ini perlu dicek lagi oleh pemerintah, agar adil merata." tambahnya.

Warga berpendapat solusi yang selama ini dibicarakan ATB hanya janji belaka karena tak memberikan solusi sama sekali untuk warga. Bahkan, warga merasa janji yang ditawarkan ATB hanya alasan-alasan untuk lari dari tanggung jawab.

Perwakilan warga dari Perumahan Sumberindo, Agung mengatakan dia yang paling sering berkoordinasi dengan ATB terkait suplai air, tapi setiap keluhan yang didapat hanya alasan. 

"Saya orang nomer satu datangi ATB tiap mati air, alasan ATB malah mau pergantian pipa dan hal lainnya," kesalnya. 

Agung mengakui jika ATB pernah melakukan pelayanan setiap kali warga demo, hanya saja itu tidak berlangsung lama. 

"Saat kami demo, diatas kertas mereka janji mau ada perbaikan, oke ada perbaikan tapi hanya 1 bulan nyala, solusinya hanya air tangki," katanya. 

Sudah empat tahun warga tidak merasakan kelancaran suplai air bwesih di tiga perumahan tersebut. Setiap harinya warga hanya bisa menikmati air selama 3 jam saja.

Uniknya suplai air ke warga mendadak nyala di siang hari setiap kali terdengar desas-desus demo, atau keluhan. Bahkan setiap Sabtu dan Minggu warga tidak mendapat suplai sama sekali.

Manajer distribusi ATB, Wahyudianto mengatakan akan mberi dua alternatif solusi untuk warga
yaitu solusi jangka panjang dan solusi jangka pendek.

"Untuk solusi jangka panjang, kami akan sediakan waduk tembesi untuk mencapi wilayah terujung Kota Batam. Sedangkan solusi jangka pendek kami akan suplai mobil-mobil air ATB dan adakan perbaikan pipa," ujarnya. 

Lanjutnya Wahyu mengatakan sudah melakukan monitoring dengan alat-alat yang tersedia. "Kami sudah memasang alat-alat monitoring, sekarang kami mulai survey ke perbaikan. Ini udah menjadi kebijakan kami, untuk melakukan usaha perbaikan tapi tidak serta merta langsung baik," katanya.

ATB menilai permasalahan yang terjadi di tiga perumahan di kawasan Tanjung Uncang karena jarak yang harus ditempuh terlalu jauh. Sedangkan sumber air bersih berasal dari Duriangkang. Sehingga membutuhkan jarak 25 kilometer untuk mencapai ketiga perumahan tersebut.

Wahyu mengatakan ATB juga akan menambah waktu suplai air bersih sebanyak 4 jam setiap harinya sehingga masyarakat bisa merasakan suplai air bersih selama 7 jam. 

"Mungkin kita tidak bisa memperbaik suply 24 jam tapi setidaknya kita bisa memperbaiki suplai 6-7 jam," ucapnya.

ATB  mengaku sudah memberikan suplai air berlebih kepada tiga perumahan tersebut. Mereka merasa bingung terhadap maslah yang terjadi. Hingga saat ini ATB masih mencari pusat permasalahan terhambatnya supali air di tiga perumahan tersebut. 

Wahyu menduga kurangnya suplai air yang diterima masyarakat bisa disebabkan karena meningkatnya kebutuhan air bersih.

"Ketika ada penambahan suplai air tapi masih kurang berarti kebutuhan sudah meningkat, karena di daerah sana juga sudah tumbuh industri, kalau boleh saya izin tim saya bertemu pak RW untuk survei," katanya.

Mendengar jawaban dari ATB masyarakat pun mendadak ricuh. Masyarakat mersa hal tersebut tidak menjawab keluhan mereka. Bahkan solusi yang ditawarkan terkait tangki air juga bukan tidak menyelesaikan masalah.

"Kami tidak setuju. Salah itu itu bukan solusi," teriak warga di dalm ruang rapt komisi 3 DPRD Kota Batam. 

(das)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews