Caleg Partai Perindo

Fandi Iood: Saya Mengagumi Hary Tanoe

Fandi Iood: Saya Mengagumi Hary Tanoe

Fandy Iood, caleg Perindo untuk DPRD Kota Batam dari Dapil I. (Foto: Johannes Saragih/batamnews)

Batam - Sosok pengusaha Hary Tanoesoedibjo sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Setelah puluhan tahun sukses sebagai pebisnis Hary mulai terjun di politik dan gencar mempromosikan partainya pada salah satu media televisi swasta miliknya. 

Siapa yang tidak kenal dengan lagu Mars Perindo? Lagu ini bahkan dengan mudah dihafal anak-anak dan sering kali muncul di media sosial. Ini adalah salah satu bentuk usaha Hary melekatkan partainya pada masyarakat. 

Fandy Iood, anggota Kadin Batam Bidang Maritim dan CPR sekaligus pengusaha terkemuka di Kota Batam termasuk salah satu pengagum bos MNC Grup itu. 

Fandy bahkan memutuskan masuk dalam dunia partai politik tiga tahun lalu ketika mengetahui Hary membangun sebuah partai politik.

Tak hanya itu, Fandy yang sebelumnya tidak pernah terjun dalam partai politik, langsung mendapat jabatan yang cukup strategis di partainya sebagai wakil ketua. Inisiatifnya tersebut karena kekagumannya kepada pencetus partai. 

Fandy akhirnya memutuskan mewakili Partai Perindo Batam, mencalonkan diri sebagai Caleg Dapil 1 Kota Batam dengan nomor urut 4. 

Fandi Iood mengatakan banyak kesamaan yang dia temukan ketika melihat sosok Hary Tanoe. Salah satu kesamaan yang dilihat Fandy adalah pada latar belakang keduanya. 

Dalam pandangan Fandy, seorang Hary bukanlah sosok politikus tetapi sosok seorang pebisnis. Hal itulah yang diyakininya akan membawa perbedaan dari partai lainnya karena dia meyakini, sosok pebisnis adalah sosok pekerja dan penuh ide. 

“Hary itu bukanlah seorang plitikus tetapi seorang pebisnis,” katanya. 

Ketika membahas politik, Fandy juga memiliki pandangan yang berbeda, dia menilai politik adalah cara bukan suatu budaya atau kedudukan bagi kelompok tertentu. Cara yang dinilai Fandy mencakup dalam semua aspek kehidupan yang tidak pernah lepas dari manusia. 

“Politik itu bagi saya adalah sebuah cara, bahkan ketika kita sekedar mendekati gadis atau menentukan cara berkencan kita juga berpolitik,” pikirnya. 

Oleh sebab itu ketika orang lain beranggapan dalam dunia politik tidak ada lawan atau kawan yang abadi. Itu tidak berlaku baginya. Lelaki ini berpikir ketika seseorang  memutuskan menjadi sahabat dia akan jadi sahabat selamanya. 

Bagi Fandy, dunia politik bukanlah dunia persaingan. Melainkan dunia untuk mengimplementasikan ide, dan bekerja bersama untuk membuat suatu hal yang lebih baik.

“Dunia politik itu, dunia membangun gagasan, ide dan strategi,” ucapnya. 

Mendekati musim kampanye, calon wakil rakyat biasnaya memutuskan untuk mengubah dirinya menjadi apa yang mereka targetkan dalam pemilu. 

Ketika caleg lain memilih menargetkan kalangan tertentu sebagai target politik, Fandy mengatakan semua kalangan akan dia garap. 

Dia memilih untuk tidak mencolok di salah satu kaum hanya untuk mencari simpati segilintir kelompok, namun dia ingin menyatu dengan semua kalangan. 

“Saya hanya butuh orang baik untuk memilih saya, usia berapa pun, gender apapun akan kita garap. Karena kalau saya membeda-bedakan berarti saya juga membedakan penciptanyam" ujar dia. 

Hal itu dianggap Fandy sebagai bentuk kesadarannya dari penurunan pangkat. Dia menganggap apa yang akan dia capai setelah ini adalah sebuah pelayanan setelah menikmati berbagai fasilitas sebagai rakyat. 

“Buat apa juga toh saya bakal turun pangkat, dari yang tadinya rakyat turun jadi wakil rakyat” katanya. 

Hal ini juga yang diakui Fandy harus disadari oleh semua orang yang menyodorkan diri sebagai wakil rakyat. Menurutnya, Batam butuh banyak ide dan praktik untuk mengambil peluang besar.

“Rebut kembali! Batam itu punya peluang besar untuk maju. Sedangkan di Batam banyak yang tidur hanya untuk kepentingan pribadi, terutama lahan tidur,” tuturnya.

(das)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews