Orang-orang Ketiga Membongkar Retaknya Hubungan Antara Bupati dan Wakilnya di Lingga

Orang-orang Ketiga Membongkar Retaknya Hubungan Antara Bupati dan Wakilnya di Lingga

Fakta retaknya hubungan Bupati Lingga dan Wakil Bupati.

Tanjungpinang, Batamnews - Setelah pemberitaan sebelumnya oleh Batamnews mengenai perpecahan yang terjadi antara Nizar dan Neko beberapa bulan lalu, setelah keduanya dilantik sebagai Bupati dan Wakil.

Terungkap bahwa keterlibatan orang-orang ketiga menjadi pemicu keretakan dalam hubungan emosional yang telah terjalin selama belasan tahun antara Muhammad Nizar dan Neko Wesha Pawelloy, yang merupakan putra sulung dari Alias Wello.

Fakta ini terungkap saat kampanye terakhir di Lapangan Merdeka Dabosingkep, dimana Alias Wello menghadap masyarakat. 

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, mantan Bupati Lingga dan Ketua DPRD Kabupaten Lingga tersebut dengan jelas mengungkapkan perubahan dinamika hubungannya dengan Nizar setelah Neko mundur dari jabatan Wakil Bupati Lingga.

Baca juga: Fakta Hubungan Bupati Lingga dan Wakilnya, Puncak Mundurnya Neko dari Nasdem

Dalam video berdurasi hampir setengah jam tersebut, Alias Wello awalnya membicarakan pencapaian-pencapaian dalam pembangunan ekonomi selama masa kepemimpinannya sebagai Bupati Kabupaten Lingga. 

Dia juga menyoroti kunjungan beberapa pejabat penting dari Pemerintah Pusat, mulai dari Menteri hingga Wakil Presiden, yang berkunjung ke Kabupaten Lingga berkat upayanya.

Namun, pada bagian akhir pidatonya, Alias Wello menyentuh soal kepemimpinan barunya yang diwariskan kepada Muhammad Nizar, yang notabene adalah rekan partainya sejak duduk di DPRD Kabupaten Lingga, hingga menjadi Bupati Lingga.

"Penyerahan tongkat estafet ini kepada Nizar bukanlah tanpa tujuan, karena ada ribuan masyarakat yang memerlukan pelayanan dan kesejahteraan, sehingga diperlukan seorang pemimpin yang teguh," ungkapnya.

Namun, sayangnya, setelah Nizar dilantik sebagai Bupati Lingga, Alias Wello mengkritik bahwa Nizar telah dikelilingi oleh orang-orang bawahannya yang merasa memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada jabatan bupati. 

Bahkan mampu memengaruhi kebijakan di Pemerintah Kabupaten Lingga, dan menjadikan jabatan bupati hanya sebagai alat untuk memperkaya diri dan memperoleh kekuasaan bagi mereka yang berada di sekeliling Muhammad Nizar.

Baca juga: Banjir Rob, Kampung Tangelam Batu Tiga Setengah Tanjungpinang Terendam Akibat Pasang Air Laut

"Jika saya boleh bicara dengan jujur, saat ini Nizar telah dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya, kita harus menyelamatkan Nizar," katanya.

Alias Wello juga menyinggung beberapa kasus korupsi yang terjadi di Kabupaten Lingga setelah kepemimpinannya, termasuk proyek-proyek pembangunan yang sebelumnya telah direncanakan untuk kesejahteraan masyarakat, namun kini terbengkalai. 

Hal ini termasuk bangunan sentra industri, Air Gunung Daik, Pakan Ikan hingga Capaian Adipura yang hilang sama sekali semenjak Nizar menjadi Bupati.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews