Mengubah Limbah Plastik Menjadi Musala: Inovasi Daur Ulang di TPA Batam

Mengubah Limbah Plastik Menjadi Musala: Inovasi Daur Ulang di TPA Batam

Inilah mushala yang dibangun dari limbah plastik di TPA Punggur Batam (internet)

Batam, Batamnews - Sebuah terobosan lingkungan sedang terjadi di TPA Punggur, Batam, dengan pembangunan sebuah musala yang ramah lingkungan. Melalui inisiatif Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batam, limbah plastik yang sebelumnya menjadi beban lingkungan, kini diubah menjadi bahan bangunan untuk musala.

Pembangunan musala ini adalah langkah maju dalam mengatasi dua masalah sekaligus: penanganan limbah plastik yang semakin meningkat dan kebutuhan akan tempat ibadah di TPA Punggur

Baca juga: PPDB Batam 2023 Segera Dibuka, Inilah Jadwal, Syarat, dan Cara Mendaftar SMP

Ahmad Afandi, salah satu pekerja di TPA tersebut, mengungkapkan bahwa pembangunan musala ini memakan waktu sekitar 2 bulan. Prosesnya dimulai dengan mencetak papan dan balok menggunakan limbah plastik hasil daur ulang.

Musala yang sedang dibangun memiliki ukuran 6 meter x 3 meter, dan hampir seluruhnya menggunakan bahan daur ulang plastik, kecuali bagian atap dan kubah. Setelah selesai, musala ini akan menjadi tempat ibadah yang nyaman bagi para pekerja di TPA Punggur.

Proses pembuatan papan dan balok dari limbah plastik dilakukan dengan menggunakan alat yang disediakan oleh DLH Kota Batam. 

Baca juga: Gubernur Ansar Kukuhkan Pengurus ICMI dan IKA UNRI Tanjungpinang-Bintan untuk SDM Unggul

Limbah plastik dilebur menggunakan suhu panas 400 derajat Celsius, kemudian dimasukkan ke dalam alat pencetak yang telah disiapkan. Dalam waktu sekitar 30 menit, satu papan berukuran 2 meter x 20 centimeter x 4 centimeter dapat terbentuk dari limbah plastik seberat 17 kilogram. 

Begitu pula dengan balok, yang membutuhkan limbah plastik seberat 15 kilogram untuk menghasilkan balok berukuran 2 meter dengan tebal 7 centimeter.

Pilihan untuk menggunakan berbagai jenis limbah plastik yang telah dipisahkan dan dicuci sebelumnya memperluas cakupan penggunaan limbah plastik dalam pembuatan papan dan balok. 

Baca juga : Perhatikan Aturan Saat Liburan di Singapura: Larangan yang Harus Kamu Tahu

Setelah dijemur dan dikeringkan, limbah plastik tersebut dimasukkan ke dalam mesin pembakar limbah dengan suhu 400 derajat Celsius. Hasil dari pembakaran limbah plastik ini kemudian dibentuk menggunakan cetakan yang telah disiapkan.

Salah seorang pekerja sedang memotong limbah plastik yang sudah mengeras (ist)

Pekerja di TPA Punggur sangat senang dengan inovasi pembangunan musala berbahan dasar limbah plastik daur ulang ini. Mereka berharap bahwa penggunaan limbah plastik dalam pembangunan musala ini juga dapat diaplikasikan pada bangunan-bangunan lain di Batam, sehingga dapat mengurangi tumpukan sampah plastik dan memberikan hasil yang kokoh.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam, Herman Rozi, menyatakan bahwa pembangunan musala berbahan plastik daur ulang ini dalam tahap penyelesaian. Ia menargetkan agar musala ini dapat segera diresmikan dalam dua pekan mendatang setelah proses penyelesaian. 

Baca juga: 48 Jemaah Calon Haji Lingga dalam Kondisi Sehat Saat Berada di Madinah

"Saat ini, proses penyelesaian pembangunan musala berbahan plastik daur ulang sedang berlangsung dengan baik," kata Herman Rozi.

Ia menambahkan bahwa beberapa tahap terakhir meliputi penyelesaian pembuatan pagar, jendela, dan lantai bagian luar musala. Selain itu, akan dilakukan uji ketahanan terhadap bangunan musala sebelum diresmikan.

Inovasi ini mendapatkan apresiasi yang tinggi dari para pekerja di TPA Punggur dan masyarakat sekitar. Selain menjadi solusi untuk mengatasi masalah limbah plastik, pembangunan musala berbahan dasar limbah plastik daur ulang juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. 

Baca juga: 24 Pria Ditangkap Polisi Singapura di Tempat Hiburan Malam

Dengan mengurangi jumlah limbah plastik yang berakhir di TPA, upaya ini berkontribusi dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Musala ramah lingkungan ini menjadi contoh inspiratif bagi masyarakat, mengingat potensi penggunaan limbah plastik dalam pembangunan infrastruktur. Diharapkan bahwa langkah ini dapat mendorong adanya lebih banyak proyek konstruksi yang menggunakan limbah daur ulang sebagai bahan bangunan. 

Dengan adanya musala berbahan dasar limbah plastik daur ulang ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan limbah plastik meningkat di kalangan masyarakat. Langkah ini mengajarkan kita bahwa dengan kreativitas dan kepedulian terhadap lingkungan, kita dapat mengubah limbah menjadi sumber daya yang bernilai.

Baca juga : Jelajahi Keindahan Batam: 10 Tempat Populer yang Harus Dikunjungi

Dalam waktu dekat, musala ini akan menjadi simbol keberhasilan dalam upaya mengurangi dampak negatif limbah plastik dan memberikan manfaat positif bagi masyarakat. 

Semoga musala ramah lingkungan ini menginspirasi lebih banyak inisiatif serupa di berbagai daerah, sehingga kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews