Persoalan Ekonomi, Banyak Pria di Jambi Digugat Cerai Istrinya

Persoalan Ekonomi, Banyak Pria di Jambi Digugat Cerai Istrinya

Persoalan ekonomi banyak suami digugat cerai oleh istrinya di Jambi (ilustrasi)

Jambi, Batamnews - Kota Jambi menghadapi konsekuensi serius akibat krisis ekonomi yang melanda wilayah tersebut, dengan meningkatnya jumlah gugatan cerai dalam beberapa tahun terakhir.

Pengadilan Agama Kota Jambi mencatat bahwa sepanjang tahun 2022, sebanyak 1.486 kasus ditangani, di mana 1.249 kasus merupakan gugatan cerai. Artinya, sang istri yang mengajukan perceraian ke Pengadilan Agama. 

Baca juga: Pekanbaru Dilanda Gelombang Panas, Suhu Capai Rekor Tertinggi 35 Derajat Celsius

Humas Pengadilan Agama Kota Jambi, Idris, kepada media menyatakan bahwa dari 949 gugatan cerai yang diajukan, 877 kasus diterima oleh pengadilan, 65 kasus dicabut oleh penggugat, dan sisanya ditolak atau gugur.

Faktor utama yang memicu lonjakan gugatan cerai di Kota Jambi adalah ketidakcocokan dalam rumah tangga yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang sulit. Dalam 60 persen kasus, masalah ekonomi menjadi alasan yang mendasari gugatan tersebut.

Baca juga: Ribuan Masyarakat Karimun Padati Coastal Area Menyaksikan Pembukaan STQH Kepri

"Masyarakat Jambi terpaksa menghadapi pilihan sulit saat menghadapi tantangan ekonomi yang berkepanjangan. Ini berdampak pada stabilitas rumah tangga dan meningkatnya gugatan cerai," ungkap Idris.

Selain masalah ekonomi, perselingkuhan dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang juga menjadi faktor latar belakang bagi gugatan cerai yang diajukan.

Muhammad Sayuti, Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Jambi, juga mencatat bahwa dampak ekonomi yang mempengaruhi pegawai negeri sipil (PNS) menjadi salah satu penyebab kasus pernikahan yang berisiko. 

Baca juga: Pasokan Air di Batam Mati Bergilir dalam Sepekan, Berikut Daftar Wilayah Terdampak

Dari total 190 PNS yang mencari konsultasi pernikahan di Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) Kemenag Kota Jambi sepanjang tahun 2022, sekitar 60 persen di antaranya terkait masalah ekonomi. Perselingkuhan dan penyalahgunaan narkoba juga menjadi permasalahan yang mencuat.

Sayuti menjelaskan bahwa lebih banyak perempuan yang mencari bantuan dari BP4, dengan keluhan tentang pasangan mereka yang kehilangan penghasilan, yang kemudian mempengaruhi stabilitas keluarga.

Dampak krisis ekonomi ini memberikan tantangan berat bagi keluarga di Jambi, dengan meningkatnya gugatan cerai sebagai indikator penting.  

(DEN)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews