Tradisi Tanam Ranting di Nagari Sumpur Kudus: Jangan Langgar Jika Tidak Ingin Terkena Musibah

Tradisi Tanam Ranting di Nagari Sumpur Kudus: Jangan Langgar Jika Tidak Ingin Terkena Musibah

Tanam Ranting di kawasan Puncak Lontiak sudah menjadi tradisi untuk pendatang sebelum masuk nagari Sumpur Kudus, Sijunjung, Sumbar (internet)

Sijunjung, Batamnews - Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang diwariskan turun temurun. Namun, di Nagari Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, terdapat sebuah tradisi yang jika dilanggar akan membahayakan si pelanggar.

Nagari ini terletak di Sumatera Barat dan merupakan tempat kelahiran tokoh nasional, Buya Prof. K.H. Ahmad Syafii Maarif, S.S., M.A., Ph.D., yang akrab disapa Buya Syafi'I. Dahulu, nagari ini terisolir dan tidak memiliki listrik, jalan, ataupun sinyal telepon. Namun, berkat kegigihan Buya Syafi'I, nagari ini sekarang sudah terbuka dan berkembang.

Baca juga: Berikut 5 Fakta Menarik Tentang Kota Padang: Tidak Ada Restoran Padang, Alfamart hingga Indomaret

Saat masih terisolir, cerita mistis berkembang di Sumpur Kudus. Banyak orang di sana memiliki ilmu mistis dan salah berkata dapat membahayakan.

Namun, ada sebuah cerita yang lebih menakutkan tentang Puncak Lontiak, sebuah daerah yang menjadi pintu masuk ke Nagari Sumpur Kudus. Puncak Lontiak adalah sebuah perbukitan yang jalannya menghubungkan daerah Kumanis dan Sumpur Kudus.

Baca juga: Peringatan Cuaca di Perairan Batam, Selasa: Potensi Hujan Ringan dan Petir

Di daerah itu, setiap pendatang baru wajib mengambil ranting pohon dan menancapkannya ke tanah di daerah Puncak Lontiak. Bagaimana jika seorang pendatang tidak melakukan hal ini karena lupa atau tidak percaya pada tradisi ini?

"Mitosnya, jika ada orang yang lupa atau tidak tahu, maka dia akan tersesat atau mendapatkan musibah seperti jatuh dan lainnya," ujar Anggota Pokdarwis Sumpur Kudus, Riski Abadi, seperti dikutip dari katasumbar, Selasa (2/5/2023).

Baca juga: Polisi Pekanbaru Berhasil Membongkar Jaringan Prostitusi Online di Hotel Winstar

Tradisi menancapkan ranting ini sudah berlangsung sejak zaman dahulu dan menjadi kearifan lokal yang masih dipertahankan hingga saat ini.

Banyak kejadian yang membuktikan bahwa mitos ini bukanlah sekadar isapan jempol belaka. 

Menurut Riski, ada sejumlah kejadian di mana orang lupa melakukan tradisi ini dan mengalami kesulitan. 

Baca juga: Gagal Mendarat di Pekanbaru, Pesawat Batik Air Dialihkan ke Bandara Hang Nadim Batam

Suatu ketika, datanglah rombongan mahasiswa ke Sumpur Kudus untuk melakukan penelitian. Mahasiswa ini sama sekali tidak mengenal wilayah dan tidak melakukan tradisi menancapkan ranting pohon. Sesampai di bawah perbukitan, mobil mereka mogok dan tidak bisa dihidupkan meskipun sudah diperbaiki. Setelah berkonsultasi dengan warga lokal, akhirnya mahasiswa itu kembali ke Puncak Lontiak dan melakukan tradisi ini. Akhirnya, mobil tersebut bisa dihidupkan kembali.

Selain itu, terdapat insiden orang yang pingsan karena lupa menancapkan ranting pohon dan juga kendaraan yang mengalami kecelakaan karena pemiliknya melupakan hal ini.

Baca juga: Bentrokan di Kawasan Wisata Lembah Anai Berakhir dengan Tembakan Polisi

Kini, setiap pendatang atau wisatawan yang datang ke Sumpur Kudus selalu berhenti di Puncak Lontiak untuk mengambil ranting dan menancapkan di tanah. 

Percaya atau tidak, inilah tradisi yang sudah menjadi kearifan local masyarakat Sumpur Kudus. Jika tidak percaya, coba saja lakukannya di situ. Tapi sebaiknya, kita mempercayainya untuk menghormati tradisi masyarakat setempat.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews