Keberagaman Dialek Bahasa Melayu di Riau

Keberagaman Dialek Bahasa Melayu di Riau

Setiap daerah di Provinsi Riau memiliki ragam berbeda cara pengucapan bahasa melayunya (ilustrasi)

Batam - Siapa yang tidak tahu bahwa bahasa Indonesia yang digunakan dalam percakapan sehari-hari berasal dari bahasa Melayu Riau? Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa internasional Lingua franca di kepulauan Nusantara.

Menilik sejarahnya, awalnya, pusat kebudayaan Melayu berada di Malaka. Kemudian pindah ke Johor, dan akhirnya pindah ke Riau. Sejak itu Riau menjadi pusat kebudayaan Melayu.

Baca juga: Perbedaan Kepri dan Riau: Kepri dengan Budaya dan Bahasa Melayu yang Dominan, Riau dengan Keanekaragaman Budaya dan Bahasa

Bahasa Melayu zaman Malaka dikenal dengan Melayu Malaka, pada zaman Johor dikenal dengan bahasa Melayu Johor. Sedangkan bahasa Melayu zaman Riau dikenal dengan bahasa Melayu Riau.

Puncak kejayaan perkembangan bahasa dan sastra Melayu ada pada masa pemerintahan Raja Ali Haji yang berasal dari kerajaan Riau-Lingga di Pulau Penyengat.

Bahasa Melayu Riau sendiri memiliki beraneka ragam dialek, tergantung pada daerah masing-masing.

Baca juga: Balap Karung hingga Makan Kerupuk, Permainan Rakyat Menghibur Selama Lebaran

Riau Pesisir:

Riau Pesisir atau Riau bagian hilir memiliki dialek yang hampir sama dengan bahasa Melayu Riau Kepulauan dan semenanjung Melayu (Malaysia dan Singapura).

Dengan logat dan dialek, kata-katanya yang berakhiran ‘a’ berubah menjadi ‘e’ lemah. Contohnya, “Mau pergi kemana” menjadi “Nak pegi kemane”.

Baca juga: 5 Tempat Kuliner Tradisional Enak di Batam yang Harus Kamu Kunjungi

Penggunaan dialek ini bisa kita temukan di daerah Bengkalis dan Kepulauan Meranti.

Namun, di beberapa wilayah di Bengkalis, terutama daerah pasar, terdapat perbedaan dialek bahasa Melayu Bengkalis. Jika sebelumnya kata-katanya yang berakhiran ‘a’ berubah menjadi ‘e’ lemah, sekarang ‘e’ lemah tadi berubah menjadi ‘o’.

Contohnya: Saya – disebut saye disebut juga sayo;  Apa disebut Ape disebut juga apo; Berapa disebut Berape disebut juga berapo.

Baca juga: 5 Tips Kembali Produktif Bekerja Setelah Libur Lebaran

Rokan Hilir:

Bahasa Melayu Rokan Hilir hampir sama dengan Bengkalis, selain menggunakan akhiran ‘e’ lemah, juga menggunakan akhiran ‘o’.

Contohnya: Orang – Uyang; Tidak hendak – Tak ondak; Berlayar – Belaya.

Bahasa Melayu Rokan Hilir dipengaruhi oleh bahasa Melayu Riau pedalaman dan juga dipengaruhi sedikit oleh bahasa Melayu Deli, Batak, dan Pesisir Timur.

Baca juga: Klasemen Liga Spanyol: Kalah Telak, Real Madrid Gagal Dekati Barcelona

Siak: 

Bahasa Melayu di Siak mirip dengan Bahasa Melayu Bengkalis. Dialeknya juga menggunakan akhiran 'e' lemah dan akhiran 'o'. Salah satu yang membedakan dari Bahasa Melayu lainnya, di Siak kita dapat menyebut kamu dengan "miko".

Contoh: "Kamu mau pergi kemana?" menjadi "Miko nak pergi kemana?"

Dumai: 

Bahasa Melayu di Dumai mirip dengan Bahasa Melayu kepulauan. Sama seperti Bahasa Melayu Siak, terdapat perbedaan dalam menyebut kamu. Di Dumai kamu disebut "mike".

Contoh: "Kamu mau pergi kemana?" menjadi "Mike nak pergi kemana?"

Baca juga: Prakiraan Gelombang Laut Batam Rabu Ini: Kondisi Tenang dan Hujan Lokal

Pelalawan: 

Bahasa Melayu yang ada di Pelalawan lebih mirip dengan Bahasa Melayu Kampar (Ocu). Selain itu, tradisi di Pelalawan juga dipengaruhi oleh tradisi dan budaya dari Kampar. Bahasa Melayu Pelalawan menggunakan akhiran 'o'.

Indragiri Hulu: 

Logat dan dialek Bahasa Melayu yang digunakan mirip dengan Semenanjung Melayu. Contoh penggunaan Bahasa Melayu di sini sebagai berikut:

Saya - saye - awak; kecil - kecik - kocik; kedai - kedai - kodai

Baca juga: Prakiraan Cuaca Batam Rabu, 26 April: Waspada Sore Hari, Diperkirakan Turun Hujan

Indragiri Hilir: 

Bahasa Melayu di Indragiri Hilir merupakan percampuran dari komunitas Banjar dengan Melayu pesisir dan kepulauan, terutama di Tembilahan. Sedangkan jika kita pergi ke daerah pesisir, Bahasa Melayu yang digunakan adalah Bahasa Melayu Riau standar.

Pekanbaru: 

Bahasa asli Pekanbaru merupakan Bahasa Melayu Siak, karena Pekanbaru dulunya sempat dijadikan pusat pemerintahan Kerajaan Siak. Selain Bahasa Melayu Pekanbaru, juga terdapat Bahasa Melayu Kampar (Ocu). Perkembangannya saat ini, Bahasa Pekanbaru banyak dipengaruhi oleh para pendatang.

Contoh Bahasa Melayu Pekanbaru: "Kamu mau pergi kemana?" menjadi "Awak tu nak pergi kemane?" atau "Awak nak pergi kemano?"

Saat ini sudah jarang mendengar Bahasa Melayu di Pekanbaru, kecuali di kantor pemerintahan atau di tepian Sungai Siak.

Baca juga: Bersama BP Batam, MEG Akan Bangun Kawasan Pemukiman Terpadu di Pulau Rempang

Riau Pedalaman:

Bahasa Melayu Riau pedalaman ini merupakan Bahasa Melayu asli Sumatera yang mirip dengan dialek Minangkabau. Bahasa Melayu Riau pedalaman dapat kita temukan di Kampar, Rokan Hulu, dan Kuantan Singingi. Kedekatan wilayah membuat Bahasa Melayu di tiga daerah ini dipengaruhi oleh kebudayaan Minangkabau, meskipun sesungguhnya Bahasa Melayu di Riau pedalaman ini sangat berbeda dengan Bahasa Minangkabau.

Kampar: 

Bahasa Melayu di Kampar lebih dikenal dengan bahasa Ocu. Kebudayaan suku Ocu lebih cenderung ke arah kebudayaan Hindu, bukan Minangkabau, terutama di daerah Muara Takus. Di daerah ini lah awal mula Kerajaan Sriwijaya.

Bahasa Ocu memiliki banyak kemiripan kosakata dengan bahasa Minangkabau, namun dalam vokal dan dialeknya sangat kental dengan bahasa Melayu. Hal ini menjadikan bahasa Ocu sangat khas.

Contoh: saya - awak - deyen, anda - kau, pergi - poyi, pekan - pokan.

Baca juga: Keunikan Dialek Melayu di Kepulauan Riau: Menelusuri Ciri Khas Setiap Daerah

Kuantan: 

Bahasa Melayu di Kuantan lebih dikenal dengan bahasa Kuantan. Dialek dan logatnya sedikit mirip dengan bahasa Ocu, namun juga mirip dengan bahasa Minangkabau. Di beberapa daerah Kuantan yang berbatasan dengan daerah Indragiri juga terdapat percampuran bahasa Kuantan dan bahasa Melayu Indragiri.

Contoh: Parit - Bondau - Bondar - Banda.

Rokan Hulu: 

Bahasa Melayu Rokan Hulu merupakan percampuran dari tiga bahasa, yaitu Mandailing, Melayu, dan Minangkabau.

Contoh: "Kamu mau pergi ke mana" menjadi "Awak Nak Poi ke Mana?" atau "Kau Nak Poi ke Mana?".


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews