Keunikan Dialek Melayu di Kepulauan Riau: Menelusuri Ciri Khas Setiap Daerah

 Keunikan Dialek Melayu di Kepulauan Riau: Menelusuri Ciri Khas Setiap Daerah

Dari tujuh daerah di Provinsi Kepulauan Riau, setiap daerahnya punya ciri khas dialek melayunya (ilustrasi)

Batam - Kepulauan Riau adalah salah satu provinsi di Indonesia yang pada umumnya menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa ibu. Setiap daerah di Provinsi Kepri memiliki ciri khas tersendiri dalam penggunaan dialek Melayu.

Berikut ini adalah rincian mengenai dialek Melayu di setiap daerah yang dirangkum batamnews dari beberapa sumber:

Baca juga: Cuti Berakhir, Pegawai Pemko Batam Wajib Masuk Kerja Mulai Besok

Kabupaten Kepulauan Anambas

Di Anambas terdapat dua logat bahasa Melayu, yaitu logat Johor-Riau yang mirip dengan bahasa Melayu di Malaysia. Kedekatan Anambas ke daerah Pontianak, pulau Kalimantan juga ikut mempengaruhi dialek atau dikenal dengan logat Anambas yang menyerupai bahasa Belitung dan Kota Pontianak. 

Contohnya, kata "kitak" atau "ketak" yang berarti "kalian". "Wan" yang berarti "nenek", dan "suduk" yang berarti "sendok".

Baca juga: Besok Masuk Kerja, Pelabuhan Karimun Dipadati Penumpang Arus Balik Mudik Lebaran

Kabupaten Karimun

Kabupaten Karimun memiliki beberapa dialek, seperti dialek Kundur, dialek Bintan-Karimun, dan pada umumnya menggunakan dialek Johor-Riau. 

Ciri khas dari dialek ini adalah akhiran "a" yang diucapkan sebagai "e". Misalnya "saya" menjadi "saye", "apa" menjadi "ape". Ada juga akhiran "a" pada sebutan asal, misalnya kata "merdeka" dan "anda".

Selain itu, huruf "r" sering disamarkan saat penyebutannya, contohnya kata "besar" menjadi "besa", "lebar" menjadi "leba", dan "pasar" menjadi "pasa".

Baca juga: Arus Balik Mudik Lebaran Padati Pelabuhan Karimun, Keberangkatan Kapal Dipercepat

Kabupaten Natuna

Kabupaten Natuna merupakan kawasan cross-border Indonesia bagian utara dengan berbagai macam logat bahasa, seperti dialek Kampung Hilir, Pulau Laut, Dialek Ceruk di Bunguran, dan Arung Ayam. Namun, bahasa dominan yang digunakan adalah logat Natuna. 

Di Bunguran Timur, huruf vokal dalam bahasanya kebanyakan menggunakan huruf "e" dan pengucapannya disingkat-singkat, contohnya kata "Sungai Ulu" disebut "Ngulu", kata "Setengah" disebut "Tenga".

Di Bunguran Barat, huruf vokal dalam bahasanya kebanyakan menggunakan huruf "o", sehingga jika di Bunguran Timur menyebut "tidak" sebagai "Ndek", maka di Bunguran Barat menyebutnya sebagai "Ndok".

Selain itu, Midai, Pulau Laut, Serasan, semuanya memiliki keunikan masing-masing.

Baca juga: 9 Hidden Gems Batam yang Jarang Diketahui Wisatawan

Kota Batam

Di Kota Batam terdapat beberapa dialek yang digunakan, antara lain dialek Pecong yang dituturkan di Kelurahan Pecong dan dialek Karas Pulau Abang yang dituturkan di Pulau Abang Karas.

Namun, pada umumnya masyarakat di Batam saat ini banyak menggunakan bahasa Indonesia, meskipun penggunaan dialek masih umum terjadi pada masyarakat yang tinggal di pulau-pulau sekitar Batam.

Baca juga: Beredar Foto Wajah Kakak Beradik yang Ditemukan Tewas di Hotel Lovina Inn Lubuk Baja Batam

Kota Tanjungpinang

Kota Tanjungpinang juga dikenal sebagai Kota Gurindam. Dalam keseharian masyarakatnya menggunakan bahasa Melayu Johor-Riau-Lingga atau yang juga dikenal sebagai bahasa Melayu Dagang. 

Bahasa ini menjadi penghubung di kawasan selat sejak zaman dahulu hingga sekarang. Penyebutannya serupa dengan logat Melayu di Malaysia dan di Kabupaten Karimun.

Baca juga: Deretan Tempat Wisata Menarik saat Liburan Lebaran di Malaysia

Kota Bintan

Kabupaten Bintan memiliki beberapa dialek yang digunakan, yaitu dialek Bintan-Karimun, dialek Malang Rapat-Kelong yang digunakan di Desa Malang Rapat dan Desa Kelong, dan dialek Mantang Lama yang digunakan di Desa Mantang Lama, Kijang. 

Penyebutan kata-kata hampir sama dengan yang digunakan di Tanjungpinang dan Karimun.

Baca juga: Pulau Penawar Rindu Belakang Padang, Pulau yang Menyimpan Mitos dan Sejarah

Kabupaten Lingga

Kabupaten Lingga berdiri di bekas Kerajaan Melayu Lingga-Riau. Terdapat dua Bahasa Melayu yang hidup dan berkembang di kabupaten ini. 

Seperti ditulis genpi, pertama ada Bahasa Melayu Darat Pesisir meliputi Bahasa Melayu Dabo, Kampong Pahang, Pancur, Panggak Darat, Penuba, dan Senayang.

Baca juga: Mudah dan Cepat, Urus Paspor Bisa Selesai dalam 1 Hari

Lalu ada Bahasa Melayu Suku Laut, yaitu Bahasa Melayu Kelumu dengan dialek Melayu Daik, Bahasa Melayu Indonesia, Melayu Bangka, Melayu Sekanak, Banjar, dan Tiociu.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews