Minuman Kaleng Jadi Tradisi Masyarakat Kepri saat Lebaran Idul Fitri

Minuman Kaleng Jadi Tradisi Masyarakat Kepri saat Lebaran Idul Fitri

Minuman kaleng sudah menjadi tradisi saat lebaran di Kabupaten Lingga bahkan Kepulauan Riau. (Foto:Antara/Rony Muharrman)

Lingga, Batamnews - Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriah atau tahun 2023 semakin dekat. Di Kepulauan Riau (Kepri) , warga sudah mulai berbelanja dan membuat kue-mueh untuk menyambut datangnya hari kemenangan tersebut.

Menariknya, selain kue-mueh , setiap Lebaran di Kepri selalu hadirnya minuman kaleng. Kehadiran minuman kaleng seperti tak terpisahkan, termasuk di Kabupaten Lingga .

Minuman kaleng, baik yang tidak mengandung gas atau soda seperti cincau dan sari kedelai, maupun yang mengandung gas, menjadi salah satu komoditas yang dicari masyarakat Kepri menjelang Lebaran, bahkan menjadi bagian dari Tunjangan Hari Raya (THR).

Masyarakat Kepri, terutama di Lingga, sudah lama mengakui minuman kaleng sebagai bagian penting dari perayaan lebaran. THR dalam bentuk minuman kaleng tidak hanya diberikan oleh atasan kepada karyawannya, tetapi juga oleh pejabat pemerintahan kepada masyarakat.

Baca juga: Lebaran Idul Fitri, Minuman Kaleng Selalu Tersaji di Rumah Warga Kepri

Beberapa warga bahkan sudah biasa bertanya kepada tetangga atau rekan kerja apakah minuman kaleng sudah diberikan sebagai THR, meskipun hanya setengah kis (12 kaleng).

Minuman kaleng selalu hadir dalam setiap momen berlebaran di Kepri. Kedekatan Kepri dengan Malaysia mungkin menjadi salah satu alasan mengapa minuman kaleng, yang umumnya buatan negara tetangga, banyak beredar di wilayah Kepri.

Maria, seorang warga Lingga menyebut bahwa setiap tahunnya, ia tak pernah melewatkan minuman kaleng di atas meja sebagai teman kue Lebaran atau ketupat.

"Biasa ada rekan-rekan yang kasih sebagai THR, kadang saya juga beli sendiri ke toko," kata dia kepada Batamnews, Sabtu (15/4/2023).

Baca juga: KNPI Lingga Bagikan Minuman Kaleng Untuk Warga Dusun Dapur Arang

Ia menyebut, di Lingga tak hanya pegawai kantor pemerintahan yang biasanya mendapatkan THR berupa air kaleng dari pimpinan, tapi masyarakat biasa juga sering mendapatkan THR ini dari pejabat atau orang-orang yang mampu di tempat tinggal mereka.

“Kalau tidak air kaleng, ya air botol seperti merek Kuda Mas atau Maduria. Ada juga yang merek Fen. Jadi bagi-bagi air botol atau air kaleng ini seperti sudah menjadi tradisi,” ujarnya.

Karena itu, minuman kaleng telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan lebaran di Kepri. Baik sebagai menu wajib dalam kegiatan Syawalan maupun sebagai bagian dari THR yang diberikan oleh atasan atau pejabat pemerintahan kepada masyarakat.

Kedekatan Kepri dengan Malaysia juga menjadi faktor yang mempengaruhi prevalensi minuman kaleng di wilayah tersebut.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews