Lebaran Idul Fitri, Minuman Kaleng Selalu Tersaji di Rumah Warga Kepri

Lebaran Idul Fitri, Minuman Kaleng Selalu Tersaji di Rumah Warga Kepri

Minuman kaleng diburu warga jelang lebaran Idul Fitri (Foto: Antara)

Tanjungpinang, Batamnews - Minuman kaleng kerap tersaji di rumah warga pada setiap perayaan Idul Fitri di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Menyediakan minuman kaleng bisa dibilang sudah menjadi tradisi turun-temurun saat Idul Fitri.

Selain kue-kue kering, minuman kaleng atau air kaleng menjadi hal istimewa bagi masyarakat Kepri. Tradisi ini tidak mengenal status sosial.

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengatakan, minuman kaleng yang disajikan untuk tamu yang datang ke rumah saat Lebaran merupakan tradisi yang dilakukan sejak dahulu.

Baca juga: Lebaran Makin Dekat, Harga Telur Ayam dan Daging Sapi di Batam Merangkak Naik

Tradisi minuman kaleng berdampak positif terhadap kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat.

"Sekarang tradisi air kaleng kembali marak setelah dua kali Lebaran warga tidak menerima tamu, untuk mencegah penularan Covid-19," kata dia, Selasa (26/4/2022) lalu, dilansir Antara.

Sementara itu, tokoh masyarakat etnis Tionghoa, Bobby Jayanto mengatakan bahwa tradisi minuman kaleng dapat meningkatkan tali silaturahim antarsesama umat Muslim, dan juga warga dari agama lainnya dengan umat Muslim.

Baca juga: Mudik Lebaran: Tiket KM Kelud Rute Batam-Belawan Ludes Terjual

Menjelang Lebaran, biasanya warga dari agama selain Islam memberi minuman kaleng kepada tetangganya yang merayakan Idul Fitri. Kemudian menjelang Imlek, Natal dan Tahun Baru, umat Islam memberi bingkisan berupa minuman kaleng kepada tetangga atau teman-temannya.

"Biasanya, pengusaha juga memberi bingkisan minuman kaleng kepada rekan-rekannya," ucapnya.

Menurut dia, tradisi minuman kaleng tidak ditemukan di provinsi lain. Tradisi minuman kaleng ini, ketika ia masih kecil, belum ada.

"Waktu saya kecil, kalau bertamu ke rumah tetangga yang merayakan Idul Fitri, belum ada minuman kaleng, melainkan minuman soda kemasan botol. Kemudian, berganti menjadi induk air sirup setelah botol sulit dicari. Setelah 15-20 tahun lalu itu mungkin baru lahir tradisi minuman kaleng," kata Ketua Komisi I DPRD Kepri itu.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews