Tak Ingin Telantar di Batam, Puluhan WNI Deportan dari Malaysia Minta Bantuan DPRD

Tak Ingin Telantar di Batam, Puluhan WNI Deportan dari Malaysia Minta Bantuan DPRD

Para WNI yang baru saja dideportasi dari Malaysia via Batam mengaku tak punya apa-apa. (Foto: Arjuna/Batamnews)

Batam, Batamnews - DPRD Batam didatangi puluhan WNI deportan yang dideportasi Pemerintah Malaysia ke Batam. Mereka baru saja dideportasi Jumat (16/9/2022) pagi.

Masalah muncul karena para warga ini tak punya tempat tinggal dan biaya setelah dikembalikan ke Indonesia via Kota Batam.

Puluhan WNI itu ialah pekerja yang mengadu nasib ke Negeri Jiran. Mereka berasal dari Aceh, Medan hingga Madura. Beberapa diantaranya bahkan ada yang sudah hampir 10 tahun berada di Malaysia.

Baca juga: PMI Ilegal di Batam Terciduk Gegara Tak Sengaja Ngobrol dengan Polisi

Adi (43) warga Aceh Timur mengaku sudah 9 tahun bekerja di Malaysia. Awalnya hanya menggunakan paspor pelancong, namun pada akhirnya ia terjebak di Malaysia akibat Covid-19.

"Sejak selesai tsunami saja di sana (Malaysia). Kerja (buruh) bangunan. Sudah menikah pulak di sana, anak sudah dua orang," ujar Adi, saat dijumpai di depan Kantor DPRD Batam.

Diceritakannya, ia kerap lolos dari operasi yang dilakukan  Polis Diraja Malaysia dan imigrasi setempat. Dan pada awal 2022 lalu, akhirnya ia terjaring hingga dijebloskan ke dalam penjara.

Baca juga: Tempat Penampungan PMI Ilegal di Batubesar Batam Digerebek, Pemilik Rumah Diangkut Polisi

Ia dipenjara sekitar 8 bulan. Perlakuan petugas di sana pun menurutnya tak manusiawi.

"Kejam, Bang. Macam trauma saya mau ceritakan. Yang jelas pedih, lah. Kita disiksa macam binatang," katanya.

Singkat cerita, ia bisa menghirup udara bebas. Namun bukan dibebaskan pulang ke rumah, melainkan didepak ke Indonesia.

"Saya ngaku tak punya dokumen kependudukan jelas. Saya nikah pun tak diakui kerajaan, kalau istilah orang-orang kita bilang nikah siri, secara agama sah, tapi negara tak mencatat," kata dia.

 

Ia juga kesal lantaran tak dipertemukan lagi dengan istri dan anak terkasih. Ia mengaku Malaysia jadi seperti rumah, tempat mencari uang dan sudah miliki keluarga di sana.

"Namanya juga orangtua pasti rindu anak. Tapi mau macam mana lagi, saya sekarang cuma memikirkan bagaimana bisa hidup di Batam ini untuk sementara karena tak ada tempat tinggal, makan pun tak tau macam mana nanti," kata Adi.

Mereka sempat juga mengadu ke KBRI, namun tak ada tanggapan. Adi kini hanya berharap bisa dipulangkan ke Aceh terlebih dahulu.

"Minta sama dewan kita yang terhormat ini, lah, supaya dapat solusi terbaik untuk kami. Setidaknya dikasi tempat tinggal dan makan untuk sementara waktu," ujar dia. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews