Buruh Batam Serahkan Petisi Tolak Kenaikan Harga BBM ke Pertamina

Buruh Batam Serahkan Petisi Tolak Kenaikan Harga BBM ke Pertamina

Perwakilan buruh menyerahkan petisi penolakan kenaikan harga BBM kepada Pertamina Area Kepulauan Riau. (Foto: Margaretha/batamnews)

Batam, Batamnews - Buruh yang tergabung dalam Forum Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kota Batam berunjuk rasa di depan kantor Pertamina, Selasa (6/9/2022). Aksi tersebut dilakukan untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). 

Dalam aksi tersebut, kaum buruh menyampaikan aspirasinya. Menurut mereka kenaikan harga BBM akan mengakibatkan harga bahan pokok juga ikut mengalami kenaikan. 

Pihak Pertamina kemudian mengajak kaum buruh untuk melakukan pertemuan terbatas di dalam kantor Pertamina. Pada kesempatan itu, perwakilan buruh menyampaikan point-point petisi mereka. 

Baca: Buruh Mulai Kumpul di Simpang Panbil Mukakuning, Arus Lalu Lintas Terpantau Lancar

Adapun point-point petisi itu, FSPMI Batam menolak kenaikan BBM karena

1. Kenaikan harga BBM akan mengakibatkan lonjakan inflasi yang diprediksi bisa tembus di angka 6,5 persen. Kenaikan harga BBM akan mengakibatkan inflasi yang tajam, dan harga pertalite yang dipatok Rp. 10.000,- akan membuat inflasi tembus di angka 6,5 persen. Sekarang inflasi sudah 4,9 persen. 

Lonjakan inflasi bisa berdampak ke pelemahan daya beli masyarakat. Apalagi sudah tiga tahun berturut-turut ini buruh pabrik tidak naik upah minimumnya. 

Kenaikan harga BBM yang tidak diimbangi dengan kenaikan upah, sampai 5 tahun mendatang karena UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja (Omnibus Law) akan membuat daya beli terpuruk anjlok hingga 50 persen lebih.

Baca: Tidak Pro Rakyat, PKS Kepri Desak Pemerintah Cabut Kebijakan Kenaikan Harga BBM

2. Risiko terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran karena kenaikan harga barang-barang yang dipicu oleh tingginya harga BBM. Harga energi (BBM) yang naik akan membebani biaya produksi perusahaan, tentu perusahaan akan melakukan efisiensi dengan mem-PHK buruh.

3. Pemerintah tidak bisa membandingkan harga BBM di Indonesia dengan negara lain tanpa melihat income per kapitanya.

4. Tidak tepat jika alasan kenaikan pertalite dan solar subsidi karena untuk kelestarian lingkungan. Faktanya masih banyak industri-industri besar yang masih memakai batu bara dan diesel.

5. Ada sekitar 120 juta pengguna motor dan angkutan umum yang merupakan kelas menengah ke bawah, yang tentunya sangat terbebani dengan kenaikan harga BBM bersubsidi.

Selanjutnya....

 

Ketua Konsulat Cabang/KC FSPMI Kota Batam, Ramon mengatakan bahwa pihaknya menyarankan agar pemerintah memisahkan pengguna BBM subsidi dan non subsidi.

“Misalnya, sepeda motor dan angkutan umum tidak mengalami kenaikan harga BBM bersubsidi, kemudian untuk mobil- mobil keluaran baru, mobil dinas dan mobil-mobil mewah memakai BBM non subsidi, karena orang kaya rata-rata tidak menggunakan mobil tua,” ujarnya.

Pihaknya juga menyarankan agar pemerintah mengeluarkan surat edaran kepada pengusaha untuk menyediakan transportasi antar jemput bagi pekerja. Padahal saat ini pemerintah telah membangun dan terus membangun infrastruktur jalan. 

Baca: Ironi Kenaikan Harga BBM Saat Minyak Dunia turun

“Kami meminta pemerintah menyediakan harga kebutuhan pokok murah serta mengawasi distribusi kebutuhan pokok tersebut agar tidak mengalami kelangkaan di pasar,” katanya. 

Point-point petisi itu kemudian diterima oleh pihak Pertamina yang diwakili oleh Sales Area Manager, Mahfud Nadiantoro dan diteken oleh masing-masing perwakilan. 

“Sudah banyak hal dibicarakan, kami berbicara sesuai tupoksi sales area Kepri,” ujarnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews