Penanganan HIV/AIDS di Batam Lemah, KPA: Tidak Ada Perda, Padahal Naskah Akademik sudah Diajukan 2018

Penanganan HIV/AIDS di Batam Lemah, KPA: Tidak Ada Perda, Padahal Naskah Akademik sudah Diajukan 2018

Ilustrasi.

Batam, Batamnews - Kasus human immunodeficiency virus (HIV) di Kota Batam, Kepulauan Riau secara tahunan terus meningkat. Hal ini juga sejalan dengan jumlah orang yang menjalani proses tes HIV.   

Secara kumulatif, jumlah kasus HIV di Batam mencapai 8.563 orang. Total kasus tersebut tercatat hingga periode Juni 2022. 

Sedangkan jumlah kasus AIDS mencapai 3.083 orang dan 1.037 orang di antaranya sudah meninggal dunia.

Baca: Kepri Masuk 10 Besar Provinsi di RI dengan Kasus HIV Terbanyak

Kepala Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS Kota Batam, Pieter Pureklolong mengatakan kasus HIV dapat ditanggulangi dengan upaya semakin gencar edukasi mengenai bahaya penyebaran HIV. 

“Memang seluruh stakeholder mempunyai program penanggulangan HIV, misalnya di Disdik ada, Disnaker atau Disdik,” ujar Pieter, Rabu (31/8/2022). 

Namun masih ada kelemahan, karena Batam belum memiliki peraturan daerah (Perda) yang mengatur tentang penanganan HIV/AIDS. Padahal pihaknya sudah menyerahkan naskah akademik untuk dapat meloloskan Ranperda tentang HIV/AIDS. 

“Kami sudah serahkan naskah akademiknya tahun 2018 atau 2019 ke DPRD,” katanya. 

Baca: Kepri Masuk 10 Besar Kasus HIV Terbanyak di Indonesia, 8.563 Kasus Ada di Batam

Bahkan naskah akademik tersebut sudah masuk Program Legislasi Daerah (Prolegda). Namun hingga saat ini, naskah tersebut masih mengendap. 

“Kita secara lokal tidak punya pijakan hukum,” kata dia. 

Selanjutnya...

 

Menurutnya, perda itu sangat diperkukan agar saat mereka melakukan edukasi tidak terbentur dengan paradigma yang berkembang di masyarakat. Misalnya mengedukasi untuk memakai kondom saat melakukan hubungan seksual. 

“Hal ini dibenturkan oleh cara pandang masyarakat atau ulama, dan kebanyakan pemimpin mendengar apa yang disampaikan para ulama tersebut,” jelasnya. 

Pieter menekankan persoalan HIV/AIDS bukan hanya berkaitan dengan masalah kesehatan, akan tetapi juga menyangkut masalah sosial, budaya, politik dan ekonomi. 

“Penanggulangan terpisah-pisah, tidak simultan, ini yang cukup menghambat,” katanya. 

Baca: Jumlah Pengidap HIV di Batam Berdasar Golongan Pekerjaan, Ini yang Terbanyak

Selain itu, penanggulangan HIV/AIDS juga harus berkolaborasi untuk menanggulangi penyakit TBC. Karena TBC juga penyakit penyerta HIV, begitu pun sebaliknya.

“Jadi yang kena TBC maka 90 persen pasti positif HIV, begitu juga yang kena HIV maka 90 persen terkena TBC,” kata dia.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews