Kisah Ramadan Mahasiswa RI di Turki, Bisa Salat di Hagia Sophia

Kisah Ramadan Mahasiswa RI di Turki, Bisa Salat di Hagia Sophia

Puasa Ramadan mahasiswa RI di Turki, bisa salat di Hagia Sophia. Foto: Dok Fauzul Azhim.

Jakarta - Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki Fauzul Azhim punya cerita menarik saat menjalankan puasa Ramadan di negara tersebut. Dia sempat menjalankan salat tarawih di masjid bersejarah Hagia Sophia.

"Saya salat hari keempat atau lima karena ramai sekali di awal puasa Ramadan. Saking ramainya, jemaah salat di pelataran dan halaman masjid dengan barisan yang kurang teratur," kata Fauzul.

Baca juga: Safari Ramadan Bank bjb Santuni Anak Yatim di Batam

Menurut Fauzul, saf salat bercampur antara laki-laki dan perempuan yang seharusnya jangan sampai terjadi. Barisan tanpa sekat antara jemaah laki-laki dan perempuan bisa berdampak pada khusyuknya salat.

Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini mengatakan, salat tarawih di Hagia Sophia berlangsung 21 rakaat. Namun sebagian jemaah biasanya menyelesaikan salat tarawihnya sebanyak 11 rakaat, dengan tiga rakaat salat witir.

Terkait bacaan saat salat tarawih, imam di Hagia Sophia biasanya hanya membaca beberapa ayat dalam satu surat. Menurut Fauzul bacaan imam cenderung cepat, namun tidak menyulitkan jemaah termasuk yang sudah lanjut usia (lansia).

Baca juga: Bulan Ramadan Hadir Dua Kali Pada Tahun 2030 Mendatang

Memilih salat di Hagia Sophia saat jemaah tidak terlalu ramai, memungkinkan Fauzul mengagumi bangunan yang ditetapkan sebagai warisan dunia pada 1985 tersebut. Hagia Sophia menjadi masjid, saat Turki dikuasai Dinasti Ottoman.

Hagia Sophia didirikan Kaisar Bizantium, Constantius I, sebagai sebuah gereja. Pada 1934, Hagia Sophia menjadi museum saat Turki di bawah kepemimpinan Kemal Attaturk. Selanjutnya pada 2020, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengembalikan Hagia Sophia sebagai masjid.

"Setelah 88 tahun akhirnya bisa salat tarawih di Hagia Sophia," kata Fauzul yang sedang menyelesaikan pendidikan S2 di Istanbul Sabahattin Zaim University (ISZU) jurusan ilmu politik dan hubungan internasional.

Baca juga: Berkah Ramadan, Korwil Pendidikan Lingga-Lingga Timur Tebar Ratusan Paket Sembako

Selain salat di Hagia Sophia, Fauzul juga sempat ngabuburit bersama kucing liar yang sangat terawat di jalanan Turki. Pengalaman unik ini mungkin tak diperoleh di negara lain. Apalagi kucing-kucing tersebut sangat jinak dan bisa dielus manusia.

"Di sini ada taman Machka (Machka Park Meyhanesi) dekat Osmanbey yang ada banyak kucing. Tempat ini biasa jadi tempat kumpul saat musim panas atau ngabuburit. Di sini bisa sambil ngelus kucing," kata Fauzul yang ternyata juga menyukai kucing.

Berbagai pengalaman unik puasa Ramadan di Turki tidak menghapus rasa kangen Fauzul pada tanah air. Dia tetap merindukan suasana Indonesia dengan euforianya selama Ramadan. Kendati begitu, Fauzul berharap bisa tetap melaksanakan puasa Ramadan dengan baik.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews