Mengulik Makna Puisi `Tuhan, Kita Begitu Dekat` Karya Abdul Hadi WM

Mengulik Makna Puisi `Tuhan, Kita Begitu Dekat` Karya Abdul Hadi WM

Norahsikin.

Oleh: Norahsikin

Tuhan, Kita Begitu Dekat

Tuhan
Kita begitu dekat
Sebagai api dengan panas
Aku panas dalam apimu

Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti kain dengan kapas
Aku kapas dalam kainmu

Tuhan
Kita begitu dekat
Seperti angin dengan arahnya
Kita begitu dekat
Dalam gelap
Kini aku nyala
Pada lampu padammu

Puisi yang berjudul `Tuhan, Kita Begitu Dekat` karya Abdul Hadi WM merupakan salah satu dari banyaknya puisi yang ditulisnya. Beliau Lahir di Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada tanggal 24 Juni 1946.

Keterlibatannya dalam dunia jurnalistik diawali sejak menjadi mahasiswa, di mana beliau menjadi redaktur Gema Mahasiswa (1967-1968) dan redaktur Mahasiswa Indonesia (1969-1974). Beliau juga tercatat sebagai dosen tetap, dosen luar biasa dan dosen Pascasarjana di beberapa kampus Kota Jakarta.

Abdul Hadi juga telah menulis beberapa buku penelitian filsafat di antaranya Kembali ke Akar Kembali ke Sumber: Esai-esai Sastra Profetik dan Sufistik (Pustaka Firdaus, 1999), Islam: Cakrawala Estetik dan Budaya (Pustaka Firdaus, 1999), Tasawuf Yang Tertindas, serta beberapa buku kumpulan puisi antara lain At Last We Meet Again, Arjuna in Meditation (bersama Sutardji Calzoum Bachri dan Darmanto Yatman), Laut Belum Pasang, Meditasi, Cermin, Tergantung pada Angin, Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur, Anak Laut Anak Angin, Madura: Luang Prabhang dan Pembawa Matahari, sejumlah karya terjemahan sastra sufi dan sastra dunia, terutama karya Iqbal, Rumi, Hafiz, Goethe, penyair sufi Persia dan penyair modern Jepang. Selain itu, ia juga menulis beberapa buku dongeng anak-anak untuk Balai Pustaka.

Puisi yang berjudul ‘Tuhan, Kita Begitu Dekat’ memiliki makna yang sangat dalam. Antara penyair dan Tuhan, terjalin komunikasi yang erat, sehingga pembaca dapat merasakan kedekatannya dengan Tuhan. Ukuranya adalah selalu berbuat baik dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa pun, karena merasa dirinya selalu diawasi Tuhan dimana saja ia berpijak.

Sang penyair juga mengungkapkan bahwa kedekatannya dengan Tuhan tidak dapat dipisahkan. Dan karena kedekatannya dengan Tuhan sampai membuat jalan hidupnya lurus di jalannya. Seperti dalam larik ketiga yang berbunyi, seperti angin dengan arahnya.

`Puisi Tuhan, Kita Begitu Dekat` karya Abdul Hadi WM ini sangat bagus. Setiap kalimat dalam puisi ini mengandung makna yang sangat dalam. Pilihan diksinya juga sangat tepat menggambarkan isi yang terkandung di dalamnya. Beberapa majas yang terkandung dalam puisi tersebut diantaranya adalah Metafora dan Personifikasi.

Majas Metafora terdapat pada kalimat:
Sebagai api dengan panas
Aku panas dalam apimu‘.

Pada bait tersebut menunjukkan hubungan yang melekat dan menyatu antara api dengan panas yang merupakan perbandingan hubungan kedekataan antara manusia dengan Tuhan.

Selain itu terdapat juga majas personifikasi, yang artinya adalah majas yang membuat benda mati seolah-olah hidup. Majas ini terdapat pada kalimat:
Dalam gelap
Kini aku nyala
Pada lampu padammu

Pada bait tersebut merupakan majas personifikasi, bernyalanya rasa keimanan manusia kepada Tuhan. Hanya rasa keimananlah yang mampu mendekatkan hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Dari puisi `Tuhan, Kita Begitu Dekat` mengajarkan kita hendaknya selalu menebalkan lagi rasa keimanan kepada Tuhan. kedekatan antara manusia dengan Tuhan dapat terjalin dengan erat yang didasarkan pada keimanan manusia. Hanya rasa keimananlah yang mampu mendekatkan hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Penulis adalah Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Tanjungpinang.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews