Singapura - Singapura kini tak lagi menyandang predikat sebagai (negara) kota termahal di dunia untuk ditinggali para ekspatriat.

Posisi Singapura kini melorot ke urutan keempat, menurut survei yang dilakukan oleh Economist Intelligence Unit (EIU). Demikian dikutip Batamnews dari Malaymail, Rabu (18/11/2020).

Kondisi ini merupakan kali pertama dalam tujuh tahun, Singapura tidak menempati posisi teratas dalam survei Biaya Hidup Seluruh Dunia 2020 versi EIU.

Dalam hasil survei yang diterbitkan hari ini, menunjukkan bahwa Singapura dan kota Osaka di Jepang, yang menempati posisi pertama bersama dengan Hong Kong pada bulan Maret tahun ini, diambilalih oleh ibu kota Prancis, Paris dan kota terbesar di Swiss, Zurich.

Osaka sekarang berada di posisi kelima, bersama dengan Tel Aviv, yang menjadi pusat ekonomi Israel. Survei tersebut membandingkan harga 138 item di sekitar 130 kota di seluruh dunia dan dilakukan dua kali setahun.

Survei ini membandingkan biaya hidup di 133 kota di seluruh dunia dengan melihat 10 kategori barang konsumsi

Sekaligus, melihat bagaimana pandemi Covid-19 memengaruhi harga berbagai barang, dan bagaimana perusahaan barang konsumen global dapat beradaptasi dengan situasi tersebut.

Penyebab Singapura Tak Lagi Kota Termahal

Survei IEU menyebut tiga faktor penyebab tergelincirnya Singapura dari predikat kota termahal.

Pandemi Covid-19 menjadi alasan utama yang menyebabkan eksodus pekerja asing.

Lalu, secara keseluruhan populasi menyusut untuk pertama kalinya sejak 2003 serta permintaan turun dan deflasi mulai terjadi.

Berikut 10 kota termahal di dunia hasil survei terbaru IEU:

• Zurich (Swiss)
• Paris (Prancis)
• Hong Kong
• Singapura
• Osaka (Jepang)
• Tel Aviv (Israel)
• Jenewa (Swiss)
• New York (Amerika Serikat)
• Kopenhagen (Denmark)
• Los Angeles (Amerika Serikat).