Tarif Angkutan Udara Jadi Potensi Inflasi yang Diwaspadai TPID Kepri

Tarif Angkutan Udara Jadi Potensi Inflasi yang Diwaspadai TPID Kepri

Ilustrasi.

Batam - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatat pada bulan Juni 2020, secara bulanan Kepri mengalami inflasi sebesar 0,05 persen. Lebih rendah dibandingkan bulan Mei 2020.

Wakil Ketua TPID Kepri, Musni hardi K Atmaja menyebutkan, komoditas utama penyumbang inflasi pada Juni 2020 adalah angkutan udara, beras, rokok kretek filter.

“Jika inflasi secara nasional, Juni 2020 tercatat 0,18 persen, lebih meningkat dibanding bulan sebelumnya,” ujar Musni dalam siatan persnya, Selasa (7/7/2020).

Inflasi Kepri dikatakan Masni, komoditas utamanya bersumber dari peningkatan harga kelompok transportasi. Meskipun tertahan oleh penurunan harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

“Kelompok penyumbang inflasi kelompok transportasi adalah angkutan udara yang mengalami inflasi 12,15 persen,” katanya.

Hal ini karena seiringnya aktivitas penerbangan meski dengan kapasitas kursi yang masih dibatasi. Sedangkan untuk komoditas utama penyumbang deflasi yaitu emas perhiasan, seiring dengan penurunan harga emas di tingkat global.

“Selain emas, pada kelompok makanan, minuman dan tembakau juga tercatat mengalami deflasi, penyumbang utamanya cabai merah dan bawang merah,” jelasnya.

Untuk Kota Batam, tercatat mengalami inflasi sebesar 0,06 persen dan Tanjungpinang 0,09 persen.

Dimana komoditas utama penyumbang inflasi di Batam adalah angkutan udara, beras, rokok kretek filter dan telur ayam ras. Sementara itu, komoditas utama penyumbang inflasi di Tanjungpinang adalah daging ayam ras ikan tongkol, ikan caru dan ikan selar.

“Meningkatnya inflasi pada beberapa komoditas ikan segar di Tanjungpinang terjadi seiring dengan berkurangnya pasokan ikan akibat cuaca yang kurang kondusif,” katanya.

Pada Juli 2020, diperkirakan inflasi di Kepri masih terkendali pada kisaran yang rendah.

Namun ada beberapa potensi yang perlu diwaspadai, yaitu tarif angkutan udara, curan hujan yang diperkirakan meningkat dan harga emas perhiasan.

Maka dari itu TPID pada akan difokuskan pada aspek Kelancaran Distribusi dan Ketersediaan Pasokan sebagai antisipasi peningkatan permintaan ditengah pelonggaran aktivitas masyarakat.

Untuk menjaga kelancaran pasokan dan ketersediaan barang, TPID Kepri akan menjalin kerjasama antar daerah sebagai langkah persiapan/antisipasi pengendalian inflasi di waktu yang datang.

Upaya lain yakni dengan mendorong pemasaran bahan pangan secara online antara lain melalui Pasar Mitra Tani yang dilaunching oleh TPID Kepri, maupun Gerai Tani Online Tanjungpinang.

“Pemasaran secara online tersebut diharapkan dapat mengefisienkan tata niaga bahan pangan,” sebut Musni.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews