Harga Turun, Deflasi Kepri 0,27% Pada Oktober 2019

Harga Turun, Deflasi Kepri 0,27% Pada Oktober 2019

Pedagang cabai di Pasar Bintan Centre, Tanjungpinang. (Ilustrasi Foto: Afriadi/Batamnews)

Batam - Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepulauan Riau (Kepri) pada Oktober 2019 mengalami deflasi sebesar 0,27 persen (mtm). Deflasi Kepri pada Oktober 2019 bersumber dari penurunan harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan

Secara spasial, Batam dan Tanjungpinang penyumbang terjadinya Deflasi di Kepri. Batam mengalami deflasi pada Oktober 2019 sebesar 0,27 persen (mtm) atau inflasi 2,42 persen (yoy), sementara Tanjungpinang mengalami deflasi sebesar 0,27 persen (mtm) atau inflasi 2,14 persen (yoy).

Komoditas utama penyumbang deflasi Batam adalah cabai merah, angkutan udara dan cabai rawit. Sementara komoditas utama penyumbang deflasi di Tanjungpinang adalah cabai merah, cabai rawit dan ikan selar.

"Terjadinya penurunan harga cabai merah dan cabai rawit seiring dengan makin banyaknya pasokan selama masa panen di berbagai sentra pemasok ke Kepri seperti Sumatera Utara dan Sumatera Barat," kata Wakil Ketua TPID Kepri Fadjar Madjardi.

Deflasi Kepri pada Oktober 2019 tercatat tidak sedalam bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,49% (mtm). Namun masih positif dari IHK Nasional.

Sementara itu, secara tahunan, inflasi Kepri pada Oktober 2019 tercatat sebesar 2,38 persen (yoy) atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,82 persen (yoy) maupun inflasi tahunan Nasional pada Oktober 2019 sebesar 3,13 persen (yoy).

"Dengan perkembangan tersebut, inflasi Kepri hingga Oktober 2019 tercatat sebesar 0,78 prsen (ytd) atau masih berada dalam kisaran sasaran inflasi 3, 5 ± 1 persen (yoy) pada akhir tahun 2019," ujarnya.

Mencermati perkembangan inflasi terkini, Tim TPID Kepri mengingatkan beberapa potensi risiko pendorong inflasi di Kepri kedepan antara lain,  peningkatan permintaan tiket angkutan udara menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru yang berpotensi mendorong kenaikan tarif angkutan udara sehingga memicu inflasi pada kelompok transportasi.

Potensi inflasi dari komunikasi dan jasa keuangan (angkutan udara). Curah hujan dan gelombang tinggi juga dapat memicu kelangkaan pasokan ikan segar, menghambat jalur distribusi bahan makanan serta berdampak pada produksi sayuran sehingga mendorong inflasi pada kelompok bahan makanan

Selain itu, ada potensi kenaikan komoditas bawang merah seiring dengan musim tanam yang mundur akibat kemarau yang lebih panjang pada sentra pemasok. Serta masih berlanjutnya tren peningkatan harga emas dunia yang dapat memicu kenaikan inflasi pada kelompok sandang (emas perhiasan).

Langkah pengendalian inflasi tahun 2019 mengacu kebijakan 4K (Ketersediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi yang efektif).

"Penguatan koordinasi serta sinkronisasi kebijakan dilakukan untuk pengendalian harga dan diharapkan inflasi Kepulauan Riau tahun 2019 dapat tetap terjaga dan mendukung capaian sasaran inflasi nasional sebesar 3,5 ± 1 persen," pungkasnya.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews