BI Kepri Waspadai Potensi Inflasi Akibat Covid-19

BI Kepri Waspadai Potensi Inflasi Akibat Covid-19

Bank Indonesia Perwakilan Kepri di Jalan Engku Putri, Batam Centre (Foto: Ist)

Batam - Kenaikan harga dan layanan jasa pada Ramadhan dan Idulfitri, Mei 2020 lalu menyebabkan inflasi 0,16 persen (MTM) di Kota Batam. 

Komoditas utama penyumbang inflasi di Batam adalah angkutan udara, daging ayam ras dan parfum yang mulai mengalami kenaikan sejak awal Mei 2020.

"Secara tahunan, inflasi Kota Batam tercatat sebesar 0,55 persen (yoy)," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Musni Hardi Kusuma Atmaja, Selasa (9/6/2020)

Namun harga bahan pangan yang kembali normal pasca lebaran berpotensi menahan laju inflasi pada Juni 2020.

Seperti halnya cabai merah yang sempat mengalami lonjakan selama 5 hari saat Idulfitri tercatat tetap mengalami deflasi secara bulanan. Pada Mei 2020 cabai merah deflasi sebesar 21,65 persen (mtm). 

Adanya deflasi sejalan dengan masih berlangsungnya panen di beberapa sentra pemasok dan permintaan cabai yang mengalami penurunan khususnya dari segmen hotel dan rumah makan. 

"Inflasi pada Juni 2020 diperkirakan masih terkendali. Terdapat beberapa potensi risiko peningkatan harga ke depan yang perlu diwaspadai. Namun dengan koordinasi dan upaya pengendalian inflasi yang dilakukan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) diperkirakan inflasi secara tahunan masih dapat dijaga dalam kisaran sasaran inflasi nasional pada tahun 2020 yaitu 3 ± 1% (yoy)," ujar Musni. 

Beberapa potensi risiko inflasi pada Juni 2020 yang perlu diwaspadai, antara lain masalah distribusi dan pasokan bahan pangan di tengah penyebaran COVID-19.  Tarif angkutan udara berpotensi meningkat seiring penerapan aturan kenaikan sementara Tarif Batas Atas angkutan udara selama periode PSBB dan curah hujan yang cukup tinggi. 

Selain itu risiko kenaikan harga emas perhiasan yang dipicu oleh instabilitas keamanan di AS sehingga berdampak terhadap pasar keuangan. 

"Oleh karena itu, upaya untuk memastikan ketersediaan bahan makanan, memastikan tidak adanya penimbunan, menjaga kelancaran arus distribusi bahan pangan dan melakukan komunikasi untuk menjaga ekspektasi akan terus dilakukan.  Selain itu TPID juga akan mendorong penjualan bahan pangan secara online untuk mendorong transparansi harga dan memperkuat sinergitas, kolaborasi serta sinkronisasi kebijakan untuk mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional sebesar 3 ± 1% (yoy)," paparnya. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews