Pandemi Corona Dinilai Jadi Momen Tepat untuk Berinvestasi

Pandemi Corona Dinilai Jadi Momen Tepat untuk Berinvestasi

ilustrasi. (Foto: Shutterstock)

Jakarta - Ekonom sekaligus Founder Komunitas Investor Muda, Jason Gozali menilai pandemi Covid-19 menjadi momentum tepat bagi masyarakat untuk berinvestasi. Sebab pandemi membuat nilai harga properti, obligasi, dan saham menjadi anjlok.

"Kalau kita bicara secara peluang, namanya krisis keuangan pasti tidak terjadi setiap tahun. Pasti ini adalah hal langka, kalau kita belinya atau invest saat krisis otomatis peluang menang lebih besar dibanding saat kondisi normal dong!," ujar dia dalam diskusi virtual via Facebook BNPB, Minggu (28/6/2020).

Menurutnya, saat pandemi ini masyarakat seharusnya dapat meningkatkan nilai investasinya. Terlebih kini investor diuntungkan melalui berbagai pilihan investasi dengan harga terjangkau baik sektor properti, obligasi, maupun saham.

Meski begitu, masyarakat diimbau untuk lebih cermat dalam menyalurkan uangnya untuk kegiatan investasi. Antara lain tidak tergiur penawaran diskon saham yang melebihi batas kewajaran.

Sebab, tidak semua saham akan menguat kembali nilai jualnya setelah kondisi perekonomian nasional kembali pulih. Maka, melihat kemampuan daya tahan suatu perusahaan menjadi hal penting.

Selain itu, ia juga meminta masyarakat untuk membekali diri terkait informasi dasar di bidang investasi yang di inginkan. Salah satunya dengan pihak sekuritas terpercaya.

"Intinya investasi itu bukan hanya ikut-ikutan. Namun, kita sudah siap membekali diri dengan pengetahuan," tukasnya.

 

Sementara itu, Pengusaha yang juga Politikus Partai Gerindra, Sandiaga Uno, menyarankan investor dalam negeri memasang posisi selektif beli saat ini di pasar modal. Menurutnya, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) imbas sentimen virus corona masuk RI, menjadi momentum mengoleksi portofolio jangka panjang.

"Pilih komoditas-komoditas yang unggulan. Pilih emiten yang punya tata kelola (GCG) yang baik, ini saatnya kita mengakumulasi beli," ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/3/2020).

Menurutnya, penurunan IHSG wajar karena faktor ketidakpastian hingga memicu kecemasan imbas dari adanya virus corona. Namun, dia menilai penurunan ini akan sementara, dan IHSG akan naik kembali.

"(Gerak IHSG) Ini akan menemukan bottomnya dan akan segera diikuti dengan rebound. Ini kita sebut sebagai J curve. Efek J curve, pelaku pasar harus bisa menyikapi dengan sangat rasional. Karena kita sudah tahu, bahwa secara fundamental ekonomi kita tidak terlalu berubah. Hanya ada distorsi supply dan penurunan permintaan masyarakat (akibat virus corona)," jelasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews