ATB Skema Ulang Pemberlakuan Rationing

ATB Skema Ulang Pemberlakuan Rationing

Ilustrasi.

Batam - Waduk Duriangkang terus mengalami penyusutan. Saat ini, level penyusutan air -3,28 meter di bawah permukaan bangunan pelimpah (spillway).

Saat mencapai minus -3,4 meter, proses rationing mau tak mau akan diberlakukan. Data ATB, setiap hari penyusutan 2 cm. Dalam perhitungan, jika kondisi ini terus berlangsung tersisa sekitar 10 hari lagi rationing terpaksa dilakukan.

Head of Corporate Secretary ATB, Maria Jacobus mengatakan saat ini ATB tengah menyiapkan skema ulang untuk rationing.

"Skema bisa berubah, tergantung bagaimana kami melihat kondisi -3,4 saat ini," kata Maria, Rabu (18/3/2020).

Walaupun upaya teknis akan dilakukan, namun dampak terhadap pelanggan Tanjung Piayu tidak dapat dihindarkan.

Di saat mencapai  -3,4 meter di bawah spillway, intake tanjung Piayu langsung otomatis lagi tidak berproduksi sebagaimana mestinya. Sehingga persediaan air baku di Dam Duriangkang telah hilang sebanyak 250 liter perdetik.

"Karena dengan kondisi Duriangkang terjadi keterbatasan volume air baku, Setelah Tanjung Piayu dan sekitarnya, dampaknya akan dirasa oleh pelanggan Batam Centre dan sekitarnya," ujar Maria.

Dengan hal ini, aliran air di Batam Centre yang sebelumnya deras bisa tidak normal, sedangkan yang berada di lokasi ujung bisa tidak mendapat air.

Sehingga persentase daerah yang akan mati aliran air lebih banyak. Bahkan air bisa berhenti mengalir hingga 3 hari di Batam Centre.

"Kita terus melakukan kajian-kajian dari perspektif teknis dengan seminimal mungkin yang kami usahakan tidak terdampak. Namun ini baru pertama kali ATB melakukan penggiliran di waduk utama yang menyuplai 80 persen kebutuhan air bersih di Kota Batam," ungkap Maria.

Berdasarkan rencana rationing sebelumnya, Maria mengungkapkan sempat terjadi Konsumsi air berlebih di Masyarakat menjelang 15 Maret 2020.

"Perilaku ini mereda begitu informasi rationing ditunda diumumkan. Hari Sabtu di monitor terjadi dengan cepat tangki penyimpanan air bersih kami habis. Namun itu menjadi potret yang baik bagi kami saat melakukan penggiliran," ucapnya.

Mendekati -3,4 ATB mengaku akan memberikan kembali informasi terkini. Kondisi saat  ini, disebabkan curah hujan selama beberapa bulan terakhir berada di titik terendah. Menurut informasi dari BMKG, curah hujan di Batam selama Februari hanya 50 hingga 100 mm.

Kondisi waduk dengan musim panas berkepanjangan juga turut berpengaruh. Tidak hanya Duriangkang, waduk lainnya juga tidak luput dari perhatian.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews