Menghitung Dampak Bencana Virus Corona ke Kota Batam

Menghitung Dampak Bencana Virus Corona ke Kota Batam

Turis China memberikan dukungan ke warga Wuhan di Bandara Hang Nadim Batam (Foto: Batamnews)

Batam - Ancaman virus corona di Kota Batam mulai terasa. Sejumlah mal sepi bak kuburan. Pelabuhan internasional lengang. Wisatawan berkurang.

Dua pekan belakangan, isu wabah virus corona sedang mengguncang Kota Batam. Sejumlah orang yang menunjukkan gejala terserang virus corona sempat diisolasi di RSUD Embung Fatimah Batam.

Beberapa orang lainnya dikarantina di Asrama Haji Batam Centre, Kota Batam. Mereka pun ternyata negatif virus corona.

"Sekarang cari parkir di mal paling gampang, tidak perlu naik, di pelataran pun ada," ujar seorang pengunjung pusat perbelanjaan Nagoya Hill Mall, Nagoya, Batam, kemarin.

Pantauan Batamnews, di sejumlah mal memang tampak sepi. Tidak seperti hari-hari biasanya. Diperkirakan warga Batam mengurangi aktivitas di luar setelah menyebarnya isu virus corona.

Begitu juga dengan wisatawan. Tidak begitu terlihat lalu lalang di mal. Namun masih ada terlihat beberapa wisatawan yang berada di mal ataupun di tempat-tempat tertentu. Diperkirakan para wisatawan juga khawatir dengan kondisi saat ini.

“Saya sudah keliling pelabuhan di Batam, itu sepi seperti lapangan bola,” kata Rudi usai menghadiri Perayaan Imlek dengan Konjen Singapura di Nagoya Hill Hotel, Rabu (5/2/2020).

Rudi pantas saja cemas. Kota Batam selama ini dikenal sebagai destinasi para wisatawan mancanegara. Meskipun sejauh ini belum ada kasus yang positif terjangkit virus corona.

Kunjungan WN China 

Kepri menjadi kota kedua penyumbang wisatawan di Indonesia. Jumlah terbesar datang dari Kota Batam. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Kota Batam tahun 2019 mencapai 1.947.943 kunjungan atau naik 3,21 persen dari tahun sebelumnya. 

Pada tahun 2018 angka wisman mencapai 1.887.284 kunjungan. Namun pada tahun 2019 naik 60.659 kunjungan. 

Kunjungan dari negara China mencapai 73 ribu orang. Pemerintah berharap kunjungan tersebut berdampak terhadap perputaran ekonomi dan perdagangan.

"Negara Singapura, Malaysia, dan China merupakan tiga besar negara utama asal wisman yang berkunjung ke Batam," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, Rahyudin, Selasa (4/2/2020). 

Secara rinci dari Januari-Desember 2019, Wisman asal Singapuran menyumbangkan 1.055.758 kunjungan, lalu wisman asal Malaysia menyumbangkan 219.394 kunjungan. Sedangkan wisman asal China menyumbangkan 73.891 kunjungan. 

Selain tiga negara utama tersebut, ada juga wisman asal Korsel, India, Filipina, Jepang, Amerika Serikat, Australia. 

Turis China meninggalkan Kota Batam

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Ardinata mengaku masih optimis kunjungan wisatawan asing di tengah merebaknya isu wabah virus corona di seluruh dunia. Pasalnya, sejauh ini ia memastikan belum ada pihak travel agent yang membatalkan kunjungannya ke Batam, menyusul wabah corona virus dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. 

"Hanya dari China saja (pembatalan), dari bahkan dari Sri Lanka akan datang dalam waktu dekat," kata Ardi.

Sejauh ini Batam memang belum ada kasus yang positif virus corona. Bahkan di Indonesia. Yang terdekat, kasus yang ditemukan di Singapura. Seorang pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia di Singapura positif terkena virus corona.

Negara Singapura mengkonfirmasi ada sekitar 21 orang terjangkit virus corona. Satu orang berhasil sembuh. Sedangkan yang lain masih dalam perawatan intensif.

Pemerintah China mengumumkan ada sekitar 427 orang meninggal dunia akibat terinfeksi virus Corona, sedangkan 2.700 orang lainnya memasuki fase kritis. Mayoritas korban meninggal berasal dari Provinsi Hubei, Tiongkok.

Dampak Ekonomi

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam, Rafki Rasyid mengkhawatirkan dampak virus corona ini justru menghantam Singapura. 

Sedangkan dampak terhadap sektor pariwisata di Batam relatif kecil. 

"Jadi dampaknya tidak begitu besar. Yang kita khawatirkan justru perlambatan ekonomi yang dialami oleh Singapura," katanya saat dihubungi Senin malam (3/2/2020). 

Pelambatan ekonomi Singapura dikhawatirkan akan mempengaruhi nilai ekspor barang dari Batam ke negara itu dan ini dinilai akan berdampak cukup besar.

Selain perlambatan ekonomi Singapura, turunnya permintaan barang dari China akibat virus Corona, juga dikhawatirkan akan menyebabkan penurunan permintaan terhadap barang-barang manufaktur Batam. 

"Jika ini terjadi, maka perekonomian Batam akan sangat terpukul. Kita khawatirkan juga terjadinya PHK besar besaran jika permintaan dari pasar global terhadap barang manufaktur dari Batam menurun," jelasnya. 

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana sebelumnya mengatakan, virus corona sebenarnya tidak lebih ganas dari virus demam berdarah dengue (DBD). Pasalnya virus DBD terus merenggut nyawa warga Kepri setiap tahunnnya.

Sedangkan virus corona belum sampai merenggut nyawa warga Kepri. Hanya saja, wabah virus yang menular dari manusia ke manusia itu, kini menghantam sisi psikologis warga. Tak heran banyak warga yang ketakutan akan virus corona tersebut.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews