Bintan - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengurangi kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi untuk Kabupaten Bintan dari 29.000 Kilo Liter (KL) menjadi 26.000 KL.

Sales Branch Manager Pertamina Kepri, Fajar mengatakan, kuota BBM subsidi mengalami pengurangan sebanyak 3.000 KL di tahun ini. BBM subsidi itu akan didistribusikan sesuai dengan mekanisme dan kuota yang ada.

“Untuk penggunaan per 25 Januari di Bintan saja sudah melebihi kuota bulanan,” ujarnya, kemarin.

Dua jenis BBM subsidi telah digunakan oleh masyarakat melebihi kuota di Bintan. Untuk solar subsidi lebih dari 22 persen dan premium kelebihan 16 persen dari kuotanya.

Akibat penggunaan melebihi dari pada kuota, kata Fajar, pihaknya terpaksa mengambil jatah dari wilayah lain yang subsidinya belum terpakai 100 persen. Seperti di Anambas yang penggunaannya tidak banyak lalu dialihkan ke sini untuk menutup kelebihan subsidi tadi.

“SPBU yang paling banyak disuplai BBM subsidi ini adalah SPBU Tanjunguban dan SPBU Batu 16 Toapaya,” jelasnya.

Sementara itu Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bintan meminta kuota BBM subsidi di SPBU Tanjunguban di tambah. Selama ini kuotanya hanya mampu memenuhi kebutuhan 130-an kendaraan atau 8 ton solar per hari.

“SPBU Tanjunguban itu bukan hanya digunakan bagi masyarakat di Bintan Utara saja. Tapi juga Kecamatan Teluk Sebong dan Seri Kuala Lobam. Jadi 8 ton solar per hari tidak akan cukup,” kata Wakil Ketua Organda Bintan, Syamsuddin.

Usulan penambahan BBM subsidi di SPBU Tanjunguban itu antara lain banyak digunakan untuk kendaraan dari berbagai perusahaan dan juga kegiatan masyarakat seperti angkutan.

Bahkan, kendaraan dari luar daerah, sebab Tanjunguban merupakan wilayah lintasan dari Batam dan juga Tanjungpinang.

“Tanjunguban itu menjadi wilayah transit, maka sudah semestinya pasokan BBM subsidinya banyak. Namun kenyataannya, kuota yang didapat SPBU di KM 16 Toapaya lebih banyak dibandingkan di SPBU Tanjunguban,” ucapnya.