Tangan Istana di Perebutan Caketum Golkar

Tangan Istana di Perebutan Caketum Golkar

Jokowi menghadiri HUT Partai Golkar.

Jakarta - Kubu Bambang Soesatyo (Bamsoet) menuding 'tangan' Istana ikut bermain dalam pertarungan calon ketua umum di Munas Golkar. Sejumlah menteri Jokowi bahkan disebut mempengaruhi pemilik suara di Munas untuk memilih Airlangga Hartarto.

Ada 4 pembantu Presiden Jokowi yang terlibat. Dua menteri berasal dari Partai Golkar, satu akademisi dan satu lagi kader partai lain.

Empat menteri Jokowi itu adalah Luhut Pandjaitan, Agus Gumiwang Kartasasmita, Pramono Anung dan Pratikno. Mereka berperan mengumpulkan para DPD I Partai Golkar. Para pemilik suara di Munas itu dikumpulkan di Hotel Keraton, Jalan MH Thamrin, Jakarta belum lama ini. 34 DPD I Golkar dikabarkan hadir.

Dalam pertemuan itu, para pimpinan DPD diminta memberikan dukungan secara tertulis kepada Airlangga. Singkat cerita, 34 Pimpinan DPD I akhirnya bulat memberikan suara ke Airlangga.

"Semua DPD hadir dan langsung dukung Airlangga," ujar sumber dari senior Golkar, Jumat (29/11).

Informasi ini langsung dibantah oleh Sekretaris Kabinet, Pramono Anung. Di sela kunjungan kerja bersama Presiden Jokowi ke Subang, Pramono sempat membalas pertanyaan soal rumor tersebut melalui pesan singkat.

Pram, sapaan dia, merasa tak pernah berkomunikasi langsung maupun tidak langsung dengan pengurus DPD Golkar. Dia juga menegaskan, tak pernah bertemu dengan DPD I partai beringin di sebuah hotel.

Pihak Istana, kata dia, sama sekali tidak punya kepentingan apapun di Munas Golkar. Pun dugaan ada titah dari Presiden Joko Widodo untuk memenangkan Airlangga.

"Pasti tidak benar, Saya ketemu DPD Golkar saja tidak pernah. Dan Munas Golkar, kita tidak pernah campur tangan, Enggak ada urusannya," kata Pramono.

2 Pekan lalu (14/11), muncul juga rumor soal keterlibatan oknum pejabat negara dalam Munas Golkar. Politikus Golkar Fadhly Alimin Hasyim mengungkapkan, pejabat ini berperan mengumpulkan kepala-kepala daerah untuk memenangkan Airlangga Hartarto di Munas.

Informasi ini beredar di kalangan pengurus DPP, DPD I Provinsi dan DPD II Kabupaten/Kota yang sedang menghadiri Rapimnas.


Bantahan Airlangga

Airlangga juga turut membantah ada 'tangan' Istana di Munas Golkar. Dia menegaskan pihak yang punya suara dalam Munas adalah DPD I tingkat Provinsi dan DPD II tingkat Kabupaten dan Kota, bukan Pratikno atau Pramono Anung dari PDIP.

"Tidak ada, orang Munas (Golkar) kan," singkat Airlangga.

Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily menguatkan argumen Airlangga. Dia memastikan kabar tersebut hoaks dan ngawur. Akan tetapi, menurut dia, wajar bila menteri yang berasal Golkar yang duduk ikut turun tangan membantu sang ketua umum.

"Misalnya kaya Pak Agus, Pak Menpora atau Pak Jerry ya itu wajar. Karena memang mereka adalah kader Golkar. Jadi menurut saya enggak perlu dipersoalkan soal itu," tegas Ace.


Suara DPD-DPD I

Senada, DPD Golkar Jatim merasa tak pernah dikumpulkan oleh Pramono dan Pratikno di sebuah Hotel di Golkar untuk tanda tangan dukungan.

Wakil Sekretaris DPD I Jatim Aan Ainur Rofik menuturkan, pihaknya juga tidak merasa ada intervensi dan tekanan dari menteri untuk mendukung salah satu caketum. Sepengetahuannya, seluruh ketua DPD Golkar baik tingkat I dan II sudah cerdas dalam menentukan pilihan politik.

"Tidak ada tekan menekan itu. Setahu saya semua Ketua DPD sudah cerdas semua. Setahu saya juga tidak pernah ada nama (Menteri Sekretariat Negara) Pratikno dalam pertemuan-pertemuan DPD," jelas dia.

Contohnya saja di Jatim, DPD menggelar rapat pleno untuk menentukan arah dukungan pada Rabu (27/11). Hasilnya, suara DPD I dan DPD II Partai Golkar Jatim ini sudah dipastikan secara aklamasi dukung Airlangga.

"Sesuai dengan rapat pleno yang digelar kemarin (Rabu), semua sepakat untuk mendukung ke Pak Airlangga. Kita punya suara dari DPD II sebanyak 38 suara ditambah satu suara dari DPD I. Total, ada 39 suara yang mendukung Pak Airlangga," jelas dia.

Demikian juga DPD Partai Golkar Sumatera Selatan. Sekretaris DPD Partai Golkar Sumsel Herpanto memastikan tidak ada penggiringan pilihan oleh sejumlah menteri terhadap DPD I, untuk memilih kembali Airlangga. Bahkan, dia kaget mendengar kabar tersebut.

"Wah tidak ada itu, tidak ada. Itu kabar hoaks," kata Herpanto saat dihubungi.

Herpanto tidak bisa memprediksi tujuan pihak yang menyebut adanya paksaan. Bagi dia, persaingan perebutan kursi Ketum Golkar sah-sah saja dalam proses demokrasi.

"Tidak tahu maksudnya apa, tapi kalau soal persaingan biasa saja," kata dia.

Terlepas adanya isu tersebut, DPD Partai Golkar Sumsel memutuskan tetap mendukung dan memilih Airlangga Hartanto dalam pemilihan Ketum nanti. Namun, semuanya diserahkan sepenuhnya kepada Ketua DPD Partai Golkar Sumsel Alex Noerdin. 

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews