Sosialisasi Media Penyiaran Melalui Media Online

Konten Lokal Hijrah FM Dinikmati Negara Tetangga Lewat Streaming

Konten Lokal Hijrah FM Dinikmati Negara Tetangga Lewat Streaming

Ilustrasi.

Batam - Berada di daerah perbatasan, lembaga penyiaran menjadi ujung tombak dalam menjaga kedaulatan NKRI melalui media siar mereka. Siaran konten lokal diharapkan bisa diperkuat oleh lembaga penyiaran lokal dalam konten siaran yang disajikan. 

Penyajian konten lokal juga telah diatur dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2002 tentang penyiaran. Dimana lembaga penyiaran wajib menayangkan 10% konten lokal sebagai syarat siaran. 
 
Menanggapi hal ini penyiar Hijrah FM, Tommy Himawan mengatakan, tanpa kuota konten lokal yang diberikan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) lembaga penyiaran di perbatasan memang sebisa mungkin selalu membuat program-program yang berkonten lokal. 

“Seperti kita punya bahasan tentang pantun melayu dan sebagai. Alhamdulillah respon masyarakat melayu, baik dari singapur maupun johor meminta untuk lebih menyemarakkan program tersebut,” katanya, dalam diskusi bertajuk Efektivitas Undang-undang Penyiaran di Perbatasan, Rabu (30/10/2019). 

Belum lama ini, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Indonesia Rudiantara, juga melaunching program digitalisasi penyiaran di perbatasan untuk mendorong kemajuan lembaga penyiaran di perbatasan.

Di Batam sendiri, sebenarnya sudah penah menjadi kota percontohan di 2010 namun memang pada akhirnya tidak berjalan dengan semestinya. 

Lanjut Tommy, saat ini lembaga penyiaran di negeri tetangga seperti Singapura dan Malaysia juga sudah menggunakan penyiaran digital secara total. 

“Jadi perlahan-lahan kini pemerintah juga akan mengarah ke digitalisasi dan Batam mungkin akan jadi project percontohan digitalisasi televisi,” ujarnya. 

Sedangkan untuk lembaga penyiaran suara, menurutnya saat ini semua radio di Batam sudah memanfaatkan fasilitas streaming termasuk Hijrah FM sendiri. 

“Target kita tidak melulu untuk pendengar yang di Batam saja ya tapi ada juga untuk belahan dunia lain. Pendengar kita saat ini sudah sampai di Australia tapi mengggunakan streaming juga,” ungkapnya. 

Untuk radio sendiri, Tommy berharap ada peran pemerintah untuk menyemarakkan kembali radio-radio dan televisi lokal. 

Sehingga industri penyiaran lokal bisa hidup kembali dan semakin semarak menyajikan konten-konten lokal. 

“Kami berharap industri radio bahkan televisi lokal tidak mati seperti sekarang ini. Kami berharap peran pemerintah pusat untuk menghidupkan kembali radio-radio seperti tahun 1990-an,” tutupnya. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews