Strategis atau Taktis?

Strategis atau Taktis?

DUNIA terus bergerak dinamis, perubahan yang terjadi di luar lingkungan perusahaan/organisasi menuntut banyak manajer atau pemimpin perusahaaan untuk mampu menyusun langkah-langkah antisipatif agar organisasi dapat bergerak luwes mengikuti perkembangan zaman.

Para pimpinan perusahaan atau manajer perlu memahami pentingnya strategi sebagai sebuah alat untuk membaca perubahan lingkungan internal dan eksternal perusahaan, pada masa datang. Namun, hari ini, membaca kemana angin perubahan bisnis global bukan pekerjaan yang gampang. Terutama bagaimana perubahan tersebut berdampak terhadap masa depan operasional perusahaan/organisasi.

Jacky Mussry, Co-Founder Markplus Inc. dalam satu seminar bahkan menyatakan banyak perusahaan kesulitan menyusun perencanaan karena perubahan tersebut. Organisasi harus memilih, apakah berpikir strategis untuk kelanjutan jangka panjang perusahaan, atau lebih taktis merespon perubahan hari ini.

Penuh tantangan. Benar, gempuran revolusi industri 4.0 dan perubahan teknologi digital yang semakin cepat memaksa perusahaan konvensional untuk beralih dan menyesuaikan ritme bisnis saat ini. 

Strategis atau taktis? Banyak manajer terjebak dalam terminologi bahwa kerja sigap, reaktif, dan responsif menyikapi perubahan hari ini adalah strategi untuk memenangkan persaingan. Lantas dimana letak perbedaannya? 

Pentingnya Strategi
Johnson and Scholes (1997) mendefinisikan strategi sebagai arah dan lingkup kerja organisasi pada jangka panjang melalui konfigurasi sumberdaya yang dimilikinya dalam perubahan lingkungan eksternal untuk memenuhi kebutuhan pasar dan ekspektasi stakeholder. 

Peneliti yang lain, Pearce dan Robinson (2007) menjelaskan strategi dapat membantu menyediakan arah jangka panjang untuk organisasi, berupa perspektif untuk beberapa kegiatan sepanjang waktu yang dapat membantu organisasi mencapai kinerja dan pada waktu bersamaan dapat meninjau implikasi jangka panjang demi kesuksesan organisasi. 

Porter (1980) memahami kaidah strategi dengan menekankan bahwa tujuan dari strategi adalah untuk membantu keunggulan kompetitif di atas pesaing. Strategi dapat menjadi sebuah alat yang dapat digunakan untuk berhadapan dengan turbulensi lingkungan yang kadangkala akan dihadapi oleh perusahaan.

Sudah jelas, strategi melahirkan perencanaan, dalam jangka panjang, tentang apa dan kemana tujuan organisasi. Dia terdiri dari sebuah gambaran yang lebih luas mengenai target yang ingin dicapai.

Namun strategi tidak bersifat statis, justru dia dinamis mengikuti perkembangan jaman. Perencanaan yang disusun hari ini untuk 5 – 10 tahun mendatang sudah pasti akan berubah karena menyesuaikan lingkungan yang juga berubah.

Sementara itu, taktik merupakan cara organisasi menjalankan dan mengimplementasikan rencana yang sudah disusun. Bekerja dalam lingkup yang lebih sempit dan berdasarkan kebutuhan jangka pendek, tentang bagaimana perusahaan merespon perubahan tersebut dalam waktu yang cepat. 

Jika perencanaan strategis disusun dan ditinjau setiap tahun, maka perencanaan taktis ditinjau setiap hari, minggu, dan bulan. Walau berbeda, namun keduanya sangat penting bagi kelanjutan operasi perusahaan.

Tantangan strategi
Strategi ini dilakukan untuk merespon tingginya permintaan dan tantangan perubahan kehidupan ekonomi dan sosial sebagai akibat perkembangan teknologi, globalisasi, hukum, bisnis, lingkungan, penduduk, keterbatasan sumberdaya dan ketidakpastian yang diciptakan bagi sektor bisnis dan publik.

Sepintas, menyusun perencanaan strategis merupakan hal yang gampang. Kita bisa lihat banyak perusahaan menerjemahkan rencana jangka panjang dalam bentuk visi misi yang dibuat asal jadi tanpa memperhitungkan jangka waktu dan kesiapan sumberdaya internal.

Padahal, visi misi merupakan gambaran besar pencapaian perusahaan dalam jangka panjang. We see the future today. Sekali lagi, dalam banyak kasus, masa depan justru terlihat buram. Akhirnya, banyak yang mengabaikannya. Praktik perencanaan dianggap buang-buang waktu, dan intuisi pimpinan perusahaan jauh lebih akurat dalam memprediksi masa depan bisnis.

Seperti disampaikan dalam awal tulisan ini, tidak mudah membaca masa depan di tengah persaingan dan tren perubahan lingkungan bisnis yang dinamis. Para ahli strategi sekalipun mesti berhati-hati dalam bertindak.

Namun demikian, dalam banyak literatur manajemen strategi, tips agar organisasi bisnis mampu menghadapi persaingan dan perubahan lingkungan tersebut adalah konsisten dalam merencanakan strategi.

Salah satunya tips dari Elbana et al (2015), agar organisasi bisnis menjadi lebih efektif dalam menghadapi dinamika lingkungan yang berubah cepat, strategi harus fleksibel dan mampu beradaptasi, dan membutuhkan pendekatan terintegrasi untuk memastikan organisasi bisa belajar efektif dan mampu merespon perubahan internal dan eksternal. 

Kita sudah melihat bagaimana perusahaan teknologi global berguguran karena kegagalan merespon dan beradaptasi dengan perubahan. Hari ini pun, ketika revolusi industri datang lebih cepat, telah memaksa perusahaan untuk berpindah menuju digitalisasi bisnis. Teknologi berkembang pesat seperti sebuah keniscayaan, lambat laun tapi pasti akan menghantam bak gelombang tsunami. Tidak hanya perusahaan tapi juga organisasi publik yang lamban merespon perubahan.

Langkah strategis
Tidak ada cara lain, organisasi harus berbenah. Sektor publik dan swasta memiliki tanggung jawab yang sama bagaimana meningkatkan kinerja di tengah zaman yang semakin canggih dan modern. Bekerja dengan cara-cara  biasa dan tradisional tentu sudah harus ditinggalkan.

Para pemimpin organisasi perlu mempertimbangkan beberapa langkah strategis yang dirangkum dari beberapa literatur yaitu: pertama, merumuskan dan menetapkan tujuan organisasi. Langkah ini penting dilakukan agar organisasi mendapatkan gambaran tujuan dan hasil yang terukur; kedua, keterlibatan stakeholder; dalam menyusun tujuan dan perencanaan, organisasi perlu mengikutsertakan para pemangku kepentingan di dalam dan di luar organisasi sehingga semua elemen dalam organisasi mengetahui dan memahami rencana jangka panjang yang telah disusun.

Ketiga, mengalokasikan sumberdaya dan anggaran. Implementasi rencana strategis tanpa dukungan dan kesiapan sumberdaya dan anggaran yang dimiliki akan menyulitkan pencapaian rencana yang sudah disusun. Keempat, lingkungan eksternal dan internal. Organisasi sudah pasti harus memperhatikan dinamika eksternal yang dipicu oleh perkembangan teknologi, politik, legal, ekonomi, demografi, ekologis, dan kondisi budaya. Serta kondisi internal, berupa kesiapan SDM, keuangan, pangsa pasar, teknologi, dan lini produk yang ada.

Kelima, pengukuran kinerja. Ini penting agar organisasi dapat mengukur tingkat keberhasilan implementasi rencana terhadap pencapaian kinerja. Selain itu, para eksekutif juga dapat mengevaluasi perencanaan strategis menyesuaikan dengan realisasi yang dicapai.

Para ahli strategi menganjurkan agar dalam penyusunan perencanaan masa datang, pemimpin puncak organisasi memperhatikan rencana yang terukur dan mudah dicapai. Integrasi rencana strategis dan kinerja dengan tujuan yang ingin dicapai dan mengukur secara akurat progres dari pelaksanaan rencana tersebut merupakan esensi dari sebuah perencanaan strategis yang baik.

Namun demikian, Mintzberg (1994) mengingatkan jebakan (pitfall) yang kerap muncul dalam praktek perencanaan strategis, yaitu tidak konsistennya pimpinan perusahaan dalam implementasi perencanaan sehingga organisasi gagal berkembang seperti yang telah direncanakan dalam jangka panjang.

Ingat apa kata ahli perang China, Sun Tzu: Strategy without tactics is the slowest route to victory, but tactics without strategy is the noise before defeat.

Suyono Saputro (Penulis adalah akademisi Universitas Internasional Batam)


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews