Bangun PLTU Rp 4 Triliun 2020 Nanti, PLN Batam Jaga Stabilitas Harga Listrik

Bangun PLTU Rp 4 Triliun 2020 Nanti, PLN Batam Jaga Stabilitas Harga Listrik

PLTU Tanjungkasam. (Foto: Antara)

Batam - Beban pemakaian listrik Kota Batam lambat laun kian meningkat. Hal ini berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk.

Direktur Utama B'right PLN Batam Dadan Kurniadipura mengatakan, untuk menjaga kehandalan listrik di Batam dan menghindari kenaikan tarif listrik akibat peningkatan beban, PLN Batam melakukan beberapa langkah.

"Tahun ini kita akan ada tambahan pembangkit sebesar 25 MW di Baloi, dan tahun depan akan ada tambahan pembangkit sebesar 25 MW," kata Dadan.

Namun tentunya penambahan daya dari pembangkit serta peningkatan beban akan menambah anggaran biaya produksi. Selain itu harga bahan bakar gas saat ini juga turut meningkat menjadi USD 6. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi PLN Batam. 

"Saat ini gimana tarif tidak naik tapi PLN tetap jalan, dan diinternal kita sedang berusaha tarif gak naik tapi tetep untung. Karena Batam terus tumbuh untuk mengatasi kenaikan harga, kita perlu mengatur biaya produksi rendah, ini yang harus dicari solusinya sekarang," ujarnya. 

Untuk mengatasi kenaikan tarif listrik tersebut PLN Batam fokus pada pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang rencananya akan mulai pengerjaan tahun depan. 

"Makanya saya harus bangun pembangkit yang murah, Pemakaian gas kita kurangi, pemakaian batu bara kita naikkan. 2020 PLTU masuk 100 mega, 2023 masuk 100 mega lagi," tuturnya. 

Untuk pembangunan PLTU 2020 ini, PLN memilih 3 daerah di kawasan Kepri yang akan dipilih menjadi lokasi pembangunan. Yaitu Bintan, Galang Batam, dan Tanjung Sauh. 

"Isunya Galang Batam dipilih karena akan ada KEK Industri di sana tapi KEK terlalu lama, karena KEK-nya belum beroperasi. Oleh sebab itu harus dibangun di Bintan karena selama ini transfer listrik ke Bintan masih melalui kabel melalui laut. Ketika ada kendala suplai listrik, akan terputus kembali aliran listrik di Bintan. Kalau di Bintan d bangun kita kan juga bisa transfer daya dari Bintan," ungkapnya. 

Pembangunan investasi PLTU 2020 sebesar 100 Mega Watt ini, diperkirakan menghabiskan dana $280 juta atau 4 triliun. Tahun ini Brigth PLN Batam menggelar lelang besar-besaran.  "Ini rencana investasi kami pada tiga hingga empat tahun kedepan. Kita harus menjaga pasokan listrik," jelasnya. 

Jangka panjang dari investasi PLN untuk meminimalisir biaya produksi, yang sedang dirancang PLN Batam adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan bergantung pada pembangunan jembatan Batam-Bintan. 

"Dan rencananya ke depan, kita akan bangun pembangkit air, dari jembatan Batam-Bintan dimana dibawahnya dibangun baling-baling. Itu yang saat ini kita usahakan kepada pemerintah untuk menumpang di jembatan Batam - Bintan, jadi pembayaran jembatan nanti tinggal dari listrik, jadi pemerintah dapat pemasukan kami dapat bahan bakar murah," tuturnya. 

(das)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews