Sisi Lain dari Mahalnya Harga Tiket Pesawat

Sisi Lain dari Mahalnya Harga Tiket Pesawat

Foto: Thinkstock

Jakarta - Mahalnya harga tiket pesawat masih menjadi pembicaraan hangat di masyarakat beberapa bulan terakhir. Terlebih lagi, musim mudik akan segera tiba dan pesawat termasuk transportasi pilihan warga.

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menurunkan tarif batas atas tiket pesawat antara 12 persen sampai 16 persen.

Penurunan sebesar 12 persen ini akan dilakukan pada rute-rute gemuk seperti rute-rute di daerah Jawa sedangkan penurunan lainnya dilakukan pada rute-rute seperti rute penerbangan ke Jayapura.

Keputusan penurunan tarif batas atas akan berlaku efektif sejak ditandatanganinya Peraturan Menteri Perhubungan dengan target 15 Mei 2019.

Meski demikian, dengan mahalnya harga tiket pesawat juga memberikan dampak positif bagi transportasi umum lainnya.


Pengguna bus antar kota meningkat

Head of Growth Management Transportation Product Traveloka, Iko Putera, mengatakan mahalnya harga tiket pesawat terbang menyebabkan terjadi shifting moda angkutan lebaran yang digunakan masyarakat.

Berdasarkan survey internal yang dilakukan Traveloka, penggunaan moda transportasi kereta meningkat 30 persen dibandingkan Lebaran tahun lalu. Namun peningkatan yang signifikan terjadi pada penggunaan bus antarkota sebagai moda transportasi mudik Lebaran.

"Untuk bus antarkota ini dibandingkan normal kita lihat sangat signifikan, bisa 300 persen. Ini fenomena yang sangat menarik Mungkin dampak dari dinamika harga tiket pesawat dan infrastruktur yang akhir-akhir ini berkembang," jelas dia.

Harga yang terjangkau, lanjut Iko, memang menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk lebih memilih bus antarkota. Masyarakat akan berhemat cukup besar jika menggunakan bus antarkota.

 

Pemudik lewat jalur darat meningkat

Kepala Sub Bidang Operasional dan Pemeliharaan II BPTJ, Joko santoso mengatakan, mahalnya tiket pesawat tersebut justru membuat masyarakat beralih dan menggunakan moda transportasi darat. Sebab, jika hitung-hitung biaya pengeluaran akan jauh lebih hemat, ketimbang melalui penerbangan udara.

"Prediksinya naik 10 persen (jalur darat) dari yang lalu karena ada dampak dari kenaikan tarif pesawat sebenarnya, jadi akan ada peningkatan beralih ke penggunaan kendaraan pribadi," katanya.


Kapal laut

Pengamat transportasi Universitas Katholik Soegijapranata Djoko Setijowarno memprediksi bahwa pemudik pada Lebaran 2019 diprediksi bergeser ke moda kapal laut lantaran tiket pesawat yang dinilai masih mahal.

"Banyak peningkatan jumlah penumpang di Tanjung Emas dan Tanjung Perak itu yang berasal dari Kalimantan dan Sulawesi karena menggunakan moda udara lebih mahal," kata Djoko.

Dia menyebutkan jumlah pemudik tersebut didominasi pekerja informal, seperti pedagang, pekerja perkebunan dan pekerja informal lainnya.

Pergeseran tersebut, menurut dia, selain disebabkan karena harga tiket pesawat yang mahal, juga adanya peningkatan fasilitas dan layanan moda laut. "Dan kapalnya sudah nyaman kok, ada wifi walaupun berlayar 24 jam," katanya.

Selain itu, Djoko menyebutkan sudah ada angkutan pengumpan menuju pelabuhan, yakni bus Damri. "Kita minta nanti ditambah dan itu diinformasikan di kapal-kapal jangan sampai nanti ditangkap angkutan pelat hitam," katanya.

 

Beralih ke kereta

Mahalnya tiket pesawat pun diprediksi akan berdampak pada peralihan penumpang ke kereta api. Meski demikian, Managing Director of Commerce PT KAI Dody Budiawan mengatakan, pihaknya perlu menganalisis hal ini terlebih dahulu.

"Jadi gini, saya belum punya penelitian hal ini. Saya belum lakukan cek data intinya. Saya enggak tahu apakah hubungannya apakah pesawat tadi, tapi yang jelas penumpang kita memang naik, tiap tahun naik terus, pertumbuhannya tinggi," ujarnya.

Kendati begitu, dia menjelaskan, permintaan tiket KAI dari tahun ke tahun memang menunjukkan kenaikan penumpang. "Data tahun lalu 2018, itu setahun ada 420 juta penumpang dari sebelumnya sekitar 380 juta penumpang. Makanya kita selalu perbaiki layanan kita," jelas Dody.

Dody pun berharap, semakin banyak milenial yang tertarik menggunakan moda kereta api sebagai alternatif pilihan untuk traveling maupun pulang ke kampung halaman.

(*)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews