Batam - Kepala BP Batam Edy Putra Irawadi tak dapat mencegah aksi puluhan pegawai BP Batam yang menolak Wali Kota Batam HM Rudi sebagai ex officio Kepala BP Batam. Edy menyadari hal itu sudah menjadi keingingan pegawai sejak lama.

Edy menganggap aksi itu adalah sebuah aspirasi. Dan sudah muncul sejak Lukita Dinarsyah Tuwo diberhentikan sebagai Kepala BP Batam.

"Penyampaian aspiran soal ex officio ini sudah terjadi sejak masa berakhirnya masa tugas pejabat yang lama (Lukita Dinarsyah Tuwo) sampai sekarang. puncaknya hari ini," ujar Edy kepada awak media melalui saluran telepon, Kamis (9/5/2019) malam.

Sebelumnya, puluhan pegawai BP Batam menggelar aksi pengumpulan tandatangan dan memasang spanduk sebagai tanda menolak Wali Kota Batam HM Rudi sebagai ex officio Kepala BP Batam.

Edy sempat berkomunikasi dengan Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengenai spanduk penolakan ex officio tersebut.

"Saya dan Pak Wali sudah bahas dengan kepala dingin, bahwa spanduk itu murni aspirasi karyawan BP Batam," kata dia. 

Menurut Edy terjadinya perang spanduk antara tolak dan menerima ex officio percuma saja karena keputusan tetap dari pemerintah pusat.

"Kita maunya tenang. Kalau ibaratnya kita memasang spanduk pun, tapi kalau Presiden mau melantik Rudi jadi ex officio Kepala BP Batam, maka spanduk tersebut percuma, ini keputusan politik yang diambil pemerintah," katanya. 

Edy juga meminta seluruh pegawai BP Batam untuk menghormati keputusan pimpinan. "Boleh saja menyampaikan aspirasi, tapi dengan damai dan di dalam, bukan di ruang publik dan menghormati bulan Ramadhan. Bagaimana pun Saya memang akan kembali ke Jakarta sesuai keputusan awal Dewan Kawasan," katanya.

"Dan terima kasih atas apresiasi yang sudah diberikan untuk BP Batam selama saya bertugas," katanya. Sebelumnya, puluhan spanduk terpasang di kantor BP. 

(tan)