`Perahu Retak` Warnai Aksi May Day di Batam

`Perahu Retak` Warnai Aksi May Day di Batam

Massa buruh bergerak dari Jalan Engku Putri menuju Graha Kepri dalam aksi mayday di Batam. (Foto: Yogi/Batamnews)

"Aku heran, aku heran
Satu kenyang, seribu kelaparan
Aku heran, aku heran
Keserakahan diagungkan"

Lirik lagu itu bergema di barisan ribuan buruh yang hendak berkumpul di depan Graha Kepri, Rabu (1/5/2019) siang. Nyanyian keluar dari pengeras suara di mobil panggung yang sudah dipersiapkan untuk perayaan May Day tahun ini.

Lagu itu salah satu lagu balada legendaris karya Franky Sahilatua yang berjudul "Perahu Retak". Terutama terkenal di kalangan para pejuang kesejahteraan seperti para buruh di tanah air.

Tidak tanggung-tanggung, hampir setiap aksi buruh nyanyian itu bergema. "Hidup buruh," ujar salah seorang buruh yang terkadang berteriak menyela lagu "Perahu Retak".

Teriakan itu disambut buruh lainnya yang didominasi kaum ibu-ibu. "Hidup," jawab buruh lain sambil mengangkat tangan dan sebagai lain mengibarkan bendera.

Lagu "Perahu Retak" menceritakan kondisi tentang kontradiksi sosial, politik dan hukum yang terjadi di Inonesia. Lagu karya penyanyi balada Franklin Hubert Sahilatua atau yang kerab disebut Franky Sahilatua juga mengiringi perubahan karakter bangsa.

Lagu tersebut melejit pada tahun 70 dan 80 an. Tidak hanya itu, hampir seluruh lagu Franky disebut kebanyakan orang sebagai fotografi lagu, artinya ia memotret Indonesia dan disampaikan dalam lagu-lagunya.

(tan)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews