Polda Kepri Segel Pabrik Teh Prendjak di Tanjungpinang

Penikmat Teh Prendjak Kecewa

Penikmat Teh Prendjak Kecewa

Ilustrasi. (Foto: Istimewa)

Tanjungpinang - Penikmat Teh Prendjak kecewa pasca polisi menyegel dan menghentikan operasi pabrik teh di Tanjungpinang, Kepulauan Riau tersebut. Rasa teh ini memang sedikit berbeda dengan teh pada umumnya.

Penggemarnya pun cukup ramai, tak hanya di Kepulauan Riau, tapi juga hingga ke Ibu Kota Jakarta.

"Bakal jadi yang terakhir," ujar Nia, seorang warga Jakarta, kepada batamnews.co.id, sembari mengirim foto sekotak teh Prendjak pagi ini.

Perusahaan terbesar di Tanjungpinang itu berhenti beroperasi, pasca pabrik milik PT Panca Rasa Pratama (PRP) produsen teh ini disegel Polda Kepri.

Belum diketahui sampai kapan perusahaan PT PRP kembali beroperasi. Saat ini produk Teh Prendjak masih dijumpai di setiap warung di Tanjungpinang.

Salah satu konsumen teh prendjak, Tata mengatakan, bahwa perusahaan milik pengusaha Tanjungpinang itu sudah belasan tahun beroperasi. Dirinya pun sudah sudah tercandu menyedu Teh Prendjak.

"Saya dapat kabar dari pemberitaan, sudah lama saya mengkonsumsi teh prendjak," kata Tata saat dijumpai salah satu warung kopi di Tanjungpinang, Kamis (28/2/2019).

Ia mengaku, sudah terbiasa mengkonsumsi Teh Prendjak. Pasalnya, sejak menderita penyakit asam lambung, ia dilarang minum kopi. Akhirnya Tata lebih banyak mengkonsumsi teh. Produk yang ia pakai tak lain adalah Teh Prendjak. Merk ini menjadi akrab dengan kehidupannya.

"Udah lama saya mengkonsumsi teh prendjak, rasanya sudah pas mas, jadi kalau pidah ke lain rasanya beda," ujarnya.

Sementara itu, Wati pemilik salah satu warung di Tanjungpinang mengakui, pihaknya masih menyimpan stok teh merk ini untuk di jual ke konsumen.

"Masih ada untuk di jual, kalau harganya, ada Rp 5 ribu dan ada yang saset harga Rp 1.000 ribu," katanya.

Menurutnya, sebagian masyarakat juga menjadikan teh prendjak sebagai oleh-oleh saat pulang ke kampung halaman.

"Kalau mau lebaran itu, kami juga bawa ini teh untuk oleh-oleh di kampung, karena Teh Prendjak itu wangi," sebutnya.

Ia juga merasa kesal, mendapat kabar perusahaan sebesar itu limbahnya tidak dikelola dan berdampak terhadap masyarakat sekitar.

"Kesal juga kami, kasian kan masyarakat. Tapi belum jelas juga, padahal sudah lama beroperasi kenapa baru sekarang ya?" herannya.

(adi)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews