Penyesuaian Sistem CEISA

Bea Cukai Pastikan Arus Pengiriman Barang dari Batam Sudah Lancar

Bea Cukai Pastikan Arus Pengiriman Barang dari Batam Sudah Lancar

Kepala Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai (BC) Batam Tipe B Batam, Susila Brata dalam acara talkshow di Batamnews, Selasa (19/2/2019). (Foto: Johannes Saragih/Batamnews)

Batam - Pengiriman barang dari Batam ke luar daerah sebelumnya sempat terkendala karena penerapan sistem Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) milik Bea Cukai pada 1 Februari 2019 lalu. Banyak paket barang yang tetunda pengirimannya gudang di kantor pos hingga gudang kargo Bandara Hang Nadim, Batam.

Namun, saat ini BC Batam memastikan arus pengiriman barang sudah mulai lancar. Sebelumnya sempat ada kendala karena penyesuaian sistem dengan Perusahaan Jasa Titipan (PJT).

Kepala Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai (BC) Batam Tipe B Batam, Susila Brata mengatakan, penerapan aplikasi CEISA ini sudah dilakukan di seluruh Indonesia, termasuk Batam. Namun kota Batam sedikit berbeda karena statusnya Free Trade Zone (FTZ).


Baca juga:

Sempat Menumpuk, Pengiriman Paket di Kantor Pos Batam Mulai Pulih

Puluhan Ribu Paket Barang Menumpuk di Kantor Pos Batam Gara-gara Ini

 

"November tahun lalu sudah kami mulai sosialisasikan, Desember ujicoba dan bulan ini sudah penerapan penuh, jadi kami sudah berupaya untuk mensosialisasikan," ujar Susila saat live talkshow bersama Batamnews, Selasa (19/2/2019).

Ia mengakui saat awal penerapan memang ada kendala, sehingga menyebabkan paket barang tertumpuk. Akan tetapi saat ini penumpukan paket barang sudah mulai terurai, dengan adanya penambahan Sumber Daya Manusia (SDM), alat scanner dan komputer.

Justru sejauh ini, dengan diterapkannya sistem CEISA ini rasio penyelesaian paket barang bisa sampai 280 persen.  "Artinya paket barang yang tertunda sebelumnya sudah diselesaikan dengan baik," jelasnya.

 

Baca juga:

Imbas Penerapan CEISA, Kantor Pos Batam Merugi Rp 350 Juta

Penumpukan Kargo di Batam Imbas Adaptasi Aplikasi CEISA

 

Pihaknya juga masih tetap berkomunikasi dengan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Batam. Hal itu agar jika ada kendala bisa dikomunikasikan dengan baik dan dicarikan solusinya.

Untuk itu, pihaknya mengimbau agar para konsumen yang ingin mengirim barang bisa jujur terhadap jenis, harga jumlah barang. Supaya bisa mempermudah penerapan sistem CEISA ini.

"Karena kalau konsumen tidak jujur, barangnya tidak sesuai dengan jenis, jumlah serta harganya maka akan diproses lebih lanjut, sehingga membuat barang antrian panjang," kata dia.

Susila menyebutkan sampai sejauh ini, ada 10 persen lebih masih ditemukan barang yang tidak sesuai. Diantaranya harga barang yang akan dikirim lebih dari 75 USD. maka dari itu pihaknya akan menunda pengirim barang tersebut sampai pembayaran pajaknya dilunasi. "Jika barang-barang yang dilarang belum ada," ucapnya.

Sementara itu, ketua Asperindo Batam Zainul menambahkan pihaknya sudah mulai dapat menyesuaikan dengan sistem CEISA tersebut. Sekitar 80-90 persen sistem tersebut sudah dikuasai.

Hal senada juga disampaikan oleh Zainal, yaitu meminta para konsumen dapat jujur dengan barang mereka yang akan dikirim. Karena pihaknya tidak bisa mengecek isi paket barang milik konsumen.  "Kalau jujur nanti tidak ada kendala," ujarnya pada kesempatan yang sama.

Aplikasi CEISA ini berguna memperlancar proses pelayanan, meningkatkan efektifitas pengawasan, dan memberikan kemudahan tracking status barang secara real time kepada pengirim dan penerima.

(ret)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews