Penumpukan Kargo di Batam Imbas Adaptasi Aplikasi CEISA

Penumpukan Kargo di Batam Imbas Adaptasi Aplikasi CEISA

Kepala BC Tipe B Batam Susila Brata memberikan penjelasan seputar persoalan tertahannya kargo dari Batam. (Foto: Johannes Saragih/batamnews).

Batam - Penumpukan paket barang di Kantor Pos Cabang Batam maupun di kargo Bandara Hang Nadim merupakan imbas dari penyesuaian aplikasi Customs and Excise Information System and Automation (CEISA). 

Kepala Kantor Pelayanan Umum (KPU) Bea dan Cukai (BC) Tipe B Batam Susila Brata mengakui ada beberapa kendala sehingga membuat paket barang menumpuk. 

Kendala-kendala itu diantaranya, perlu adaptasi aplikasi Perusahaan Jasa Titipan (PJT) ke aplikasi CEISA barang kiriman BC, sistem barcode belum semuanya terstandar, kurang Sumber Daya Manusia (SDM), layout gudang belum sepenuhnya ideal. 

“Serta harus ada pemeriksaan secara insentif,” ujar Susila kepada wartawan di Kantor KPU BC Batam, Selasa (12/2/2019). 

Namun dalam tahap penyesuaian ini, ada penyebab lain yang membuat paket barang menumpuk. Yaitu masih ada pengirim yang tidak melaporkan barangnya sesuai isi paket. 

“Jadi kalau ada temuan satu saja yang tidak sesuai, maka akan menyebabkan antrean panjang, karena harus dicek secara menyeluruh,” kata dia. 

Padahal, kata Susila, sosialisasi aplikasi CESIA ini sudah dilakukan sejak awal November 2018, baru kemudian pada tanggal 1 Februari 2019 lalu mandatory (penerapan penuh) implementasi aplikasi ini. 

“Daerah-daerah lain juga sudah menerapkan aplikasi tersebut, terutama Batam,” katanya. 

Ia juga menegaskan bahwa penerapan aplikasi ini tujuannya tidak untuk memperlambat pengiriman barang, namun untuk menghalangi barang-barang terlewat lewat ataupun menghindari barang yang tidak kena pajak. 

Selain itu aplikasi ini berguna memperlancar proses pelayanan, meningkatkan efektifitas pengawasan, dan memberikan kemudahan tracking status barang secara real time kepada pengirim dan penerima. 

“Jadi kalau si pengirim jujur, maka proses pengiriman pasti juga cepat, tidak ada kendala,” jelasnya. 

Sejauh ini, pihaknya juga sudah melakukan beberapa upaya untuk menangani kendala penyesuaian aplikasi CEISA tersebut. Misalnya menambah SDM, menambah dua unit komputer langganan dan alat scanner di layanan PJT. 

“Hasilnya barang-barang yang tadinya menumpuk sudah berangsur berkurang, petugas kami juga sudah cek ke lapangan,” ucapnya. 

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspress Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Batam, Arif Budiyanto mengakui bahwa beberapa waktu lalu setelah penerapan aplikasi CEISA paket-paket barang menumpuk. 

“Memang ada, tapi anggota-anggota kami sudah dapat sosialisasinya,” ujar Arif pada kesempatan yang sama. 

Hal itu disebabkan, penyesuaian aplikasi ini tentunya membutuhkan sistem yang cukup baik. Akan tetapi tidak semua PJT memiliki sistem yang baik, karena sebagian merupakan PJT nasional dan sebagian lainnya tidak. 

“Jadi itu butuh penyesuaian, kami sebagai mitra pemerintah, tentu harus ikut pada peraturan,” katanya. 

(ret)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews